Pengujian Hipotesis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang diajukan dilakukan dengan pengujian model struktural inner model dengan melihat nilai R-square yang merupakan uji goodness-fit model. Selain itu juga dengan melihat path coefficients yang menunjukkan koefisien parameter dan nilai signifikansi t statistik. Signifikansi parameter yang diestimasi dapat memberikan informasi mengenai hubungan antar variabel-variabel penelitian. Batas untuk menolak dan menerima hipotesis yang diajukan diatas adalah 1,977 untuk p0.05. Tabel berikut ini menyajikan output estimasi untuk pengujian model struktural. Tabel 4.23 Uji Hipotesis berdasarkan Path Coefficient Mean,STDEV,T- Values Sumber: Output PLS, 2013 1 H1 : Penegakan hukumperaturan berpengaruh negatif terhadap kecurangan fraud di sektor pemerintahan Hipotesis pertama menyatakan penegakan hukumperaturan berpengaruh negatif kecurangann Fraud di Sektor Pemerintahan. Berdasarkan hasil Original Sample O Sample Mean M Standard Deviation STDEV Standard Error STERR T Statistics |OSTERR| Keputusan PP - FRAUD K -0.178291 -0.20425 0.062305 0.062305 2.861601 H1 diterima KPI - FRAUD K -0.316184 -0.31363 0.037763 0.037763 8.372826 H2 diterima AI - FRAUD K 0.293339 0.288906 0.059832 0.059832 4.902742 H3 diterima KK - FRAUD K -0.225474 -0.23063 0.078802 0.078802 2.861258 H4 diterima KP - FRAUD K -0.049083 -0.03531 0.06028 0.06028 0.814248 H5 ditolak BEM - FRAUD K -0.210781 -0.19835 0.054017 0.054017 3.902098 H6 diterima KO - FRAUD K -0.424396 -0.42228 0.069935 0.069935 6.068426 H7 diterima perhitungan menggunakan PLS sesuai dengan gambar diatas diketahui bahwa penegakan hukumperaturan berpengaruh negative terhadap kecurangan fraud di sektor pemerintahan. Hal itu dikarenakan nilai koefisien parameternya sebesar - 0.179 dan nilai t-statistic sebesar 2,861 tersebut berada diatas nilai kritis ± 1,977. Dengan demikian H1 diterima yang berarti bahwa semakin tinggi persepsi penegakan hukumperaturan pegawai di pemerintahan maka dapat menekan tingkat terjadinya kecurangan fraud di sektor pemerintahan. 2 H2 : Keefektifan pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap kecurangan fraud di sektor pemerintahan Hipotesis kedua menyatakan keefektifan pengendalian internal berpengaruh negatif kecurangann Fraud di Sektor Pemerintahan. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan PLS sesuai dengan gambar diatas diketahui bahwa keefektifan pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap kecurangan fraud di sektor pemerintahan. Hal itu dikarenakan nilai koefisien parameternya sebesar -0.317 dan nilai t-statistic sebesar 8.372 tersebut berada diatas nilai kritis ± 1,977. Dengan demikian H2 diterima yang berarti bahwa semakin tinggi persepsi keefektifan pengendalian internal pegawai di pemerintahan maka dapat menekan tingkat terjadinya kecurangan fraud di sektor pemerintahan. 3 H3 : Asimetri informasi berpengaruh positif terhadap kecurangan fraud di sektor pemerintahan Hipotesis ketiga menyatakan asimetri berpengaruh positif kecurangann Fraud di Sektor Pemerintahan. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan PLS sesuai dengan gambar diatas diketahui bahwa asimetri informasi berpengaruh positif terhadap kecurangan fraud di sektor pemerintahan. Hal itu dikarenakan nilai koefisien parameternya sebesar 0,293 dan nilai t-statistic sebesar 4,902 tersebut berada diatas nilai kritis ± 1,977. Dengan demikian H3 diterima yang berarti bahwa semakin rendah persepsi asimetri informasi di pemerintahan maka dapat menekan tingkat terjadinya kecurangan fraud di sektor pemerintahan. 4 H4 : Kesesuaian kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecurangan fraud di sektor pemerintahan Hipotesis keempat menyatakan kesesuaian kompensasi berpengaruh negatif kecurangann Fraud di Sektor Pemerintahan. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan PLS sesuai dengan gambar diatas diketahui bahwa kesesuaian kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecurangan fraud di sektor pemerintahan. Hal itu dikarenakan nilai koefisien parameternya sebesar -0.226 dan nilai t-statistic sebesar 2.861 tersebut berada diatas nilai kritis ± 1,977. Dengan demikian H4 diterima yang berarti bahwa semakin tinggi kesesuaian kompensasi pegawai di pemerintahan maka dapat menekan tingkat terjadinya kecurangan fraud di sektor pemerintahan. 5 H5 : Keadilan prosedural berpengaruh negatif terhadap kecurangan fraud di sektor pemerintahan Hipotesis keempat menyatakan keadilan prosedural berpengaruh negatif kecurangann Fraud di Sektor Pemerintahan. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan PLS sesuai dengan gambar diatas diketahui bahwa keadilan prosedural tidak berpengaruh terhadap kecurangan fraud di sektor pemerintahan. Hal itu dikarenakan meskipun nilai koefisien parameternya sebesar -0.049 tetapi nilai t-statistic sebesar 0.814 tersebut berada dibawah nilai kritis ± 1,977. Dengan demikian H5 tidak diterima yang berarti bahwa semakin tinggi kesesuaian kompensasi pegawai di pemerintahan maka tidak dapat menekan tingkat terjadinya kecurangan fraud di sektor pemerintahan. 6 H6 : Budaya etis manajemen berpengaruh negatif terhadap kecurangan fraud di sektor pemerintahan Hipotesis keenam menyatakan budaya etis manajemen berpengaruh negatif kecurangann Fraud di Sektor Pemerintahan. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan PLS sesuai dengan gambar diatas diketahui bahwa budaya etis manajemen berpengaruh negatif terhadap kecurangan fraud di sektor pemerintahan. Hal itu dikarenakan nilai koefisien parameternya sebesar -0,211 dan nilai t-statistic sebesar 3,902 tersebut berada diatas nilai kritis ± 1,977. Dengan demikian H6 diterima yang berarti bahwa semakin tinggi persepsi budaya etis manajemen di pemerintahan maka dapat menekan tingkat terjadinya kecurangan fraud di sektor pemerintahan. 7 H7 : Komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap kecurangan fraud di sektor pemerintahan Hipotesis ketujuh menyatakan komitmen organisasi berpengaruh negatif kecurangann Fraud di Sektor Pemerintahan. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan PLS sesuai dengan gambar diatas diketahui komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap kecurangan fraud di sektor pemerintahan. Hal itu dikarenakan nilai koefisien parameternya sebesar 0,424 dan nilai t-statistic sebesar 6,069 tersebut berada diatas nilai kritis ± 1,977. Dengan demikian H7 diterima yang berarti bahwa semakin tinggi persepsi komitmen organisasi di pemerintahan maka dapat menekan tingkat terjadinya kecurangan fraud di sektor pemerintahan. Hasil pengujian terhadap hipotesis yang dilakukan berdasarkan nilai inner weight, dikembangkan dan disajikan pada tabel 4.28. Tabel 4.24 Hasil Pengujian Hipotesis Keseluruhan Hipotesis Pernyataan Hasil H1 Penegakan hukumperaturan berpengaruh negatif terhadap kecurangan fraud di sektor pemerintahan Hipotesis Diterima H2 Keefektifan pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap kecurangan fraud di sektor pemerintahan Hipotesis Diterima H3 Asimetri informasi berpengaruh positif terhadap kecurangan fraud di sektor pemerintahan Hipotesis Diterima H4 Kesesuaian kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecurangan fraud di sektor pemerintahan Hipotesis Diterima H5 Keadilan procedural berpengaruh negatif terhadap kecurangan fraud di sektor pemerintahan Hipotesis Ditolak H6 Budaya Etis Manajemen berpengaruh negatif terhadap kecurangan fraud di sektor pemerintahan Hipotesis Diterima H7 Komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap kecurangan fraud di sektor pemerintahan Hipotesis Diterima

4.4 Pembahasan