memperbaiki kesalahan yang ada ataupun kesalahan yang mungkin akan muncul.
5. Representatif. Prosedur dikatakan adil bila sejak awal ada upaya untuk melibatkan semua pihak yang bersangkutan. Meskipun keterlibatan yang
dimaksudkan dapat disesuaikan dengan sub-sub kelompoknya yang ada, secara prinsip harus ada penyertaan dari berbagai pihak sehingga akses
untuk melakukan kontrol juga terbuka. 6. Etis. Prosedur yang adil harus berdasarkan pada standar etika dan moral.
Dengan demikian, meskipun berbagai hal di atas terperinci, bila subtansinya tidak memenuhi standar etika dan moral tidak bisa
dikatakan adil.
2.1.9 Budaya Etis Manajemen
Etika organisasi merupakan pola sikap dan perilaku yang diharapkan dari setiap individu dan kelompok anggota organisasi yang secara keseluruhan akan
membentuk budaya organisasi organizational culture yang sejalan dengan tujuan maupun filosofi organisasi yang bersangkutan Fernanda, 2006:. Budaya
organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan
lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi Schein dalam Wirawan, 2007:8. Sedangkan Robbins dan Judge 2008:256 mendefinisikan
budaya organisasi sebagai suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-
anggota organisasi itu yang membedakan organisasi satu dengan lainnya. Hal ini merupakan satu set dari karakteristik nilai organisasi.
Budaya organisasi Manajemen harus memberikan teladan dan kemauan yang kuat untuk membangun suatu kultur yang kuat dalam organisasi yang
dipimpinnya. Peranan moralkepribadian yang baik dari seorang pimpinan dan komitmennya yang kuat sangat mendorong tegaknya suatu etika perilaku dalam
suatu organisasi dan dapat dijadikan dasar bertindak dan suri teladan bagi seluruh pegawai. Pimpinan tidak bisa menginginkan suatu etika dan perilaku yang tinggi
dari suatu organisasi sementara pimpinan itu sendiri tidak sungguh-sungguh untuk mewujudkannya. Manajemen juga harus memperlihatkan kepada karyawan
tentang adanya kesesuaian antara kata dengan perbuatan dan tidak memberikan tolerensi terhadap perbuatan-perbuatan yang melanggar kaedah-kaedah etika
organisasi yaitu dengan diberikan sanksi hukuman yang jelas dan demikian pula sebaliknya terhadap pegawai yang berprestasi dan bermoral baik diberikan
penghargaan yang proporsional. Adanya pelaksanaan hukuman dan penghargaan yang konsisten akan memberikan nilai tambah bagi terciptanya suatu etika
perilaku dan struktur organisasi yang kuat. Pegawai akan merasakan diperlakukan secara adil dan merasa bersyukur atas posisi yang diraihnya bilamana etika
organsasi dapat ditegakan secara konsisten oleh manajemen. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa budaya etis manajemen
merupakan suatu gambaran dari perilaku manajemen yang dapat dicontoh dan ditiru oleh para pegawainya. Sekalipun itu merupakan tindakan kecurangan
fraud pegawai akan melakukan suatu pembenaran atas tindakannya tersebut
karena merasa bahwa tindakannya itu sudah dengan tindakan yang dilakukan oleh manajemen. Oleh sebab itu budaya etis manajemen yang baik sangat berpengaruh
terhadap kinerja pegawainya dan dapat menurunkan tindakan kecurangan fraud.
2.1.10 Komitmen Organisasi