Dari tabel dapat disimpulkan bahwa jumlah kuisioner yang disebarkan ke responden sebanyak 227 100. Dari sejumlah 227 kuisioner yang telah
disebarkan , ada 172 75,77 kuisioner yang telah diisi oleh responden dan dikembalikan kepada peneliti dan 55 24,22 tidak kembali ke tangan peneliti.
Dari 172 kuisioner yang kembali yang rusak adalah sebanyak 19 8,37 sehingga kuisioner yang memenuhi syarat penelitian ini sebanyak 153 67,40.
4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian
4.1.2.1 Deskripsi Variabel Penegakan HukumPeraturan
Tabel 4.2 Statistik Deskripsi Variabel Penegakan HukumPeraturan
N Minimum
Maximum Sum
Mode Mean
Std. Deviation
PP1 153 1
4 300
2 1.96078
0.48507 PP2 153
1 5
377 3
2.46405 0.83529
PP3 153 1
5 357
2 2.33333
0.66886 PP4 153
1 5
380 3
2.48366 0.68925
PP 153
4 13
1414 8
9.24183 1.95686
Sumber: Pengolahan data, 2013 PP = Penegakan HukumPeraturan
Hasil pengolahan data pada tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa standar deviasi sebesar 1,96 lebih kecil dari mean. Artinya, nilai sampel dominan
berkumpul di sekitar rata-rata hitungnya sebesar sebesar 9,25. Dari hasil tersebut kemudian disesuaikan dengan tabel 3.4, sehingga dapat dikatakan penegakan
hukumperaturan masuk dalam kategori tidak tegak. Dapat diketahui pula indikator variabel penegakan hukumperaturan yang memiliki nilai rata-rata
terendah adalah PP1 sebesar 1,97 maka dapat dikatakan bahwa masih rendahnya persepsi pegawai dinas se-Kabupaten Batang tentang peraturan organisasi.
Tabel 4.3 Distribusi Kategori Penilaian Responden untuk Variabel Penegakan HukumPeraturan
No Interval
Kategori Jumlah
Responden Persentase
1 2 – 6,99
Sangat Tidak Tegak 10
6,6 2
7 – 10,99 Tidak Tegak
95 62,1
3 11 – 14,99
Cukup Tegak 48
31,3 4
15 – 18,99 Tegak
5 19 – 22,99
Sangat Tegak Sumber: Pengolahan data, 2013
Demikian pula dengan hasil pengolahan data pada tabel 4.3 menunjukkan sebagian besar responden menjawab pada kategori tidak tegak yaitu sebanyak 95
orang. Hal tersebut berarti menurut persepsi para pegawai, penegakan hukumperaturan di masing-masing dinas se-Kabupaten Batang sudah berjalan
sesuai dengan hukumperaturan yang berlaku.
4.1.2.2 Deskripsi Variabel Keefektifan Pengendalian Internal
Tabel 4.4 Statistik Deskripsi Variabel Keefektifan Pengendalian Internal
N Minimum Maximum
Sum Mode
Mean Std.
Deviation KPI1
153 1
5 530
4 3.46405
1.16431 KPI2
153 1
5 535
4 3.49673
1.19276 KPI3
153 1
4 276
2 1.80392
0.70765 KPI4
153 1
4 297
2 1.94118
0.98164 KPI5
153 1
5 551
4 3.60131
1.02816 KPI
153 6
18 2189
15 14.3072
2.85455 Sumber: Pengolahan data, 2013
KPI = Keefektifan Pengendalian Internal
Hasil pengolahan data pada tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa standar deviasi sebesar 2,86 lebih kecil dari mean. Artinya, nilai sampel dominan
berkumpul di sekitar rata-rata hitungnya sebesar sebesar 14,30. Dari hasil tersebut kemudian disesuaikan dengan tabel 3.5, sehingga dapat dikatakan keefktifan
pengendalian internal dalam kategori cukup efektif. Dapat diketahui pula indikator variabel keefektifan pengendalian internal yang memiliki nilai rata-rata
terendah adalah KPI3 sebesar 1,80 maka dapat dikatakan bahwa masih rendahnya persepsi pegawai di dinas se-Kabupaten Batang tentang keefektifan pengendalian
fisik.
Tabel 4.5 Distribusi Kategori Penilaian Responden untuk Variabel Keefektifan Pengendalian Internal
No Interval
Kategori Jumlah
Responden Persentase
1 3 – 7,99
Sangat Tidak efektif 12
7,9 2
8 – 12,99 Tidak efektif
11 7,1
3 13 – 17,99
Cukup efektif 124
81 4
18 – 22,99 Efektif
6 4
5 23 – 27,99
Sangat Efektif Sumber: Pengolahan data, 2013
Demikian pula dengan hasil pengolahan data pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjawab pada kategori cukup efektif yaitu
sebanyak 124 orang. Hal tersebut berarti menurut persepsi para pegawai, pengendalian internal di masing-masing dinas se-Kabupaten Batang telah
dijalankan cukup efektif sesuai dengan sistem pengendalian internal yang terlah ditetapkan.
4.1.2.3 Deskripsi Variabel Asimetri Informasi