Evaluasi Evaluasi Analisis Inferensial

2. Evaluasi inner model atau model struktural, dievaluasi melalui R² reliabilitas indikator untuk konstruk dependen dan nilai t-statistik dari pengujian koefisien jalur.

3.5.2.1 Evaluasi

Outer Model atau Model Pengukuran 1. Convergent validity dari model pengukuran dengan model reflektif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item scorecomponent score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,50 sampai 0,60 dianggap cukup Chin, 1998 dalam Ghozali, 2008:24. Sedangkan untuk konstruk dengan indikator formatif dievaluasi atas dasar substantive content dan membandingkan signifikansi statistic dari nilai estimasi weight Chin, 1998 dalam Ghozali, 2008:71. 2. Discriminant validity dengan indikator refleksif dapat dinilai berdasarkan cross loading antara indikator dengan konstruknya. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka akan menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik daripada ukuran blok lainnya Ghozali, 2008:25. Cara lainnya adalah dengan membandingkan akar kuadrat average variance extracted AVE. Model mempunyai discriminant validity yang cukup jika akar AVE untuk setiap konstruk lebih besar dari pada korelasi konstruk dan konstruk lainnya, atau dengan melihat nilai AVE, apabila nilai AVE masing-masing konstruk lebih besar 0,50 maka dapat dikatakan model mempunyai discriminant validity yang baik Ghozali, 2008:42. 3. Composite reliability dan cronbach alpha merupakan kreteria untuk mengukur reliabilitas konstruk. Konstruk dinyatakan reliable jika nilai composite reliability maupun cronbach alpha diatas 0,70 Ghozali, 2008:43.

3.5.2.2 Evaluasi

Inner Model atau Model Struktural 1. Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat R-square untuk setiap variabel laten dependen. Perubahan R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen apakah mempunyai pengaruh subtantif Ghozali, 2008:26. 2. Di samping melihat nilai R-square, model PLS juga dievaluasi dengan melihat Q-square prediktif relevansi untuk model konstruktif. Q-square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square lebih besar dari nol 0 menunjukkan bahwa model mempunyai nilai predictive relevance, sedangkan nilai Q-square kurang dari nol 0 menunjukkan bahwa model kurang mempunyai nilai predictive relevance Ghozali, 2008:26. 3. Pengujian hipotesis menggunakan analisis full model Struktural Equation Modeling SEM dengan smartPLS. Dalam full model Struktural Equatoin Modeling selain mengkonfirmasi teori, juga menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antar variabel laten . Menurut Ghozali 2008:22 terdapat tiga model spesifikasi dengan PLS, yaitu sebagai berikut: 1. Inner model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten. 2. Outer model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikator atau variabel manifestnya. 3. Weight relation dimana nilai kasus dari variabel laten dapat diestimasi. Pengambilan keputusan atas penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Melihat nilai outer weight masing-masing indikator dan nilai signifikansinya. Nilai weight yang disarankan adalah diatas 0.50 positif dan T-stasistic diatas nilai T-tabel untuk p 0.10; p 0.50; dan p 0.01. Indikator yang memiliki nilai dibawah ketentuan tersebut harus didrop dari model dan kemudian dilakukan pengujian ulang. 2. Melihat nilai inner weight dari hubungan antar variabel laten. Nilai weight dari hubungan tersebut harus menunjukan arah positif dengan nilai T-statistic diatas T-tabel untuk p 0.10; p 0.50; dan p 0.01. 3. Hipotesis alternatif Ha diterima jika nilai weight dari hubungan antar variabel laten menunjukan arah positif dengn nilai T-stasistic di atas T- tabel untuk p 0.10; p 0.50; dan p 0.01. Sebaliknya, Ha ditolak jika nilai weight dari hubungan antar variabel menunjukan arah negatif dan nilai T-stasistic dibawah nilai T-tabel untuk p 0.10; p 0.50; dan p 0.01. Nilai t-tabel yang ditentukan dalam penelitian ini adalah sebesar 1,645 untuk signifikansi p 0,05. Selanjutnya nilai t-tabel tersebut dijadikan sebagai nilai cut off untuk penerimaan atau penolakan hipotesis yang diajukan.

3.6 Uji Coba Instrument Penelitian

Uji coba instrument penelitian dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas indikator dan pertanyaan masing-masing variabel dalam kuesioner. Pada penelitian ini, uji coba instrument dilakukan dengan menyebar sebanyak 30 kuesioner kepada calon responden di salah satu dinas di kabupaten Batang yaitu dinas Pendidikan. Berdasarkan lampiran 4 tabel outer loadings tersebut dapat dilihat bahwa dari semua variabel yang menggunakan indikator reflektif memiliki loading factor diatas 0.50 sehingga dinyatakan seluruh indikator valid untuk mengukur konstruk. Sedangkan berdasarkan lampiran 4 tabel outer weights dapat diketahui bahwa variabel yang menggunakan konstruk indikator formatif yaitu Kepatuhan Pengendalian Internal seluruh indikator dinyatakan valid karena koefisien regresi dan signifikansi dari koefisien regresi memliki nilai diatas 2, α 0,05. Berdasarkan lampiran 4 tabel composite reliability dan tabel cronbach alpha menunjukkan nilai masing-masing variabelnya memuaskan karena berada diatas nilai minimum yaitu 0,07.