Hasil penelitian ini menunjukkan apabila di suatu instansi terjadi asimetri informasi antara pihak pegawai intern dan masyarakat ekstern instansi maka
akan membuka peluang bagi para pegawai intern instansi untuk melakukan tindakan kecurangan fraud.
4.4.2.4 Kesesuaian
kompensasi berpengaruh
negatif terhadap
kecurangan fraud di sektor pemerintahan
Hipotesis keempat yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa kesesuaian kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecurangan fraud di sektor
pemerintahan. Artinya semakin tinggi persepsi pegawai mengenai kesesuaian kompensasi di suatu pemerintahan, maka dapat mengurangi terjadinya kecurangan
fraud di sektor pemerintahan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesesuaian kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecurangan Fraud di
sektor pemerintahan. Dengan demikian, hasil pengujian menerima hipotesis keempat H4.
Teori fraud
triangle menjelaskan
tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi kecurangan fraud. Salah satunya adalah tekanan preassure.
Pegawai dengan tingkat ekonomi rendah akan menekan dirinya untuk melakukan tindakan kecurangan fraud demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Penelitian
Johnson et al. 2003 dalam Fitriana 2010 menyatakan bahwa penipuan dan kecurangan yang terjadi di perusahaan yang meniliki ekuitas yang besar berbasis
kompensasi. Hasil penelitiannya adalah langkah-langkah perusahaan yang optimal
dalam meminimalisasi adanya kecurangan fraud tergantung pada kekuatan kompensasi yang ada dalam perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fitriana 2010 menyatakan kesesuaian kompensasi berpengaruh negatif dan signifikan secara parsial terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi. Berdasarkan penelitian Fitriana 2010 menunjukan semakin tinggi tingkat kesesuaian kompensasi yang diterima pegawai
dan manajemen suatu perusahaan akan menurunkan kecenderungan kecurangan fraud yang dilakukan oleh pegawai dan manajemen perusahaan tersebut.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Falah 2010 yang menyatakan bahwa kesesuaian kompensasi berpengaruh negative terhadap fraud.
Hal tersebut berarti kompensasi yang sesuai akan menurunkan tingkat kecurangan fraud.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Wilopo 2006 yang menemukan bahwa kesesuaian kompensasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap kecenderungan
fraud di
sektor pemerintahan.
Wilopo 2006
menjelaskan bahwa hal ini disebabkan karena di Indonesia baik bagi perusahaan maupun pemerintahan tidak ada sistem kompensasi yang mendeskripsikan secara
jelas hak dan kewajiban, ukuran prestasi dan kegagalan, dalam mengelola organisasi serta ganjaran dan pinalti yang dapat menghindarkan organisasi dari
kecenderungan kecurangan akuntansi. Hasil penelitian ini juga bertentangan dengan hasil penelitian Rahmawati
dan Soetikno 2012 yang menunjukkan bahwa kesesuaian kompensasi tidak berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Hal ini menunjukkan
bahwa pemberian kompensasi belum tentu dapat menekan kecurangan yang dapat terjadi di lingkungan organisasi. Hal tersebut mungkin disebabkan karena pejabat
pemerintahan memberikan kompensasi yang tidak sesuai dengan keinginan dan kinerja para pegawainya, sehingga hasil yang diperoleh dari melakukan
kecurangan lebih besar dibanding kompensasi yang diterimanya. Hasil penelitian ini menunjukkan kompensasi yang diterima oleh para
pegawai telah sesuai dengan kinerja dan tingkat pemenuhan kebutuhan sehingga dapat mengurangi tindakan kecurangan fraud.
4.4.2.5 Keadilan