2.3 Kerangka Berpikir 2.3.1
Pengaruh Penegakan
HukumPeraturan terhadap
Kecurangan Fraud di Sektor Pemerintahan
Penegakan hukum merupakan suatu tindakan nyata oleh subjek hukum terhadap hukum yang berlaku di suatu Negara. Kecurangan merupakan suatu
tindakan manyimpangan dari hukum yang berlaku. Kecurangan dapat disebabkan oleh adanya ketidaksadaran akan pentingnya menaati hukumperaturan maupun
kurangnya ketegasan dalam penegakan hukumperaturan. Kebanyakan masyarakat mengerti tentang hukum, tetapi tidak mematuhinya. Kesadaran untuk mematuhi
hukum akan timbul apabila penegakan hukum dapat berjalan semestinya. Dengan adanya penegakan hukumperaturan yang baik diharapkan dapat mengurangi
kecurangan fraud di sektor pemerintahan.
2.3.2 Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal terhadap Kecurangan
Fraud di Sektor Pemerintahan
Sistem pengendalian internal menurut PP SPIP merupakan proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh
pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan
pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Keefektifan pengendalian internal sangatlah penting dalam
pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan perusahaan atau instansi. Ketidakefektifan pengendalian internal akan dapat membuka kesempatan bagi
pegawai untuk melakukan tindakan yang menyimpang atau kecurangan fraud karena pegawai akan memanfaatkan ketidakefektifan pengendalian internal itu
sebagai suatu titik lemah perusahaan atau instansi dan melancarkan aksinya dalam melakukan kecurangan fraud. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rahmawati dan Soetikno 2012 yang menyatakan bahwa keefektifan pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap kecurangan
fraud.
2.3.3 Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Kecurangan
Fraud di Sektor Pemerintahan
Asimetri informasi merupakan keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan informasi yang diperoleh pihak principal dan agent. Kondisi tersebut dapat
membuka peluang bagi pegawai untuk menyajikan informasi keuangan yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Tujuannya semata-mata karena ingin
mendapatkan penilaian yang baik atas kinerjanya. Dalam penelitian Wilopo 2006 dihasilkan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif terhadap
kecurangan fraud. Dapat diartikan bahwa apabila dalam perusahaan atau instansi terjadi asimetri informasi akan menimbulkan terjadinya kecurangan fraud.
2.3.4 Pengaruh Kesesuaian Kompensasi terhadap Kecurangan
Fraud di Sektor Pemerintahan
Kompensasi merupakan balas jasa berupa uang atau barang yang diberikan kepada pegawai atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Penelitian Wilopo
2006 menunjukkan bahwa kesesuaian kompensasi tidak berpengaruh terhadap kecurang fraud. Sedangkan menurut penelitian Sulistyowati 2007 menyatakan
bahwa kepuasan gaji berpengaruh negatif terhadap kecurangan fraud. Dengan pemberian kompensasi yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan oleh
pegawai diharapkan dapat memebuat pegawai merasa tercukupi sehingga akan meningkatkan kinerja pegawai dan mengurangi tindakan kecurangan fraud.
Karena apabila seorang pegawai merasa kompensasi yang diterimanya tidak sesuai dengan apa yang telah dikerjakan untuk perusahaaninstansi maka akan
mendorongmenekan seorang pegawai untuk melakukan kecurangan fraud demi mendapatkan keuntungan pribadinya.
2.3.5 Pengaruh Keadilan Prosedural terhadap Kecurangan