menengah b Menguasai bahan pengajaran
3 Menyusun program pengajaran a Menetapkan tujuan pengajaran
b Memilih dan mengembangkan bahan pengajaran c Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar
d Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai e Memilih dan memanfaatkan sumber belajar
4 Melaksanakan program pengajaran a Mengatur ruang belajar
b Mengelola interaksi belajar mengajar 5 Menilai hasil belajar mengajar yang telah dilaksanakan
a Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran b Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
19
Guru termasuk jabatan profesi, karena untuk menjadi seorang guru diperlukan keahlian khusus. Pekerjaan sebagai guru tidak bisa dilakukan oleh
sembarang orang. Banyak syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi guru yang profesional. Berkaitan dengan hal tersebut maka lahirlah Undang-undang
Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen mengenai kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 meliputi 4 macam
kompetensi guru di antaranya : a. Kompetensi paedagogik, yaitu suatu kewajiban bagi seorang guru
untuk dapat melaksanakan tugas sebaik-sebaiknya, agar kita ketika mengajar dapat mengetahui perubahan yang terjadi pada tingkah
laku anak didik menuju kesempurnaan.
b. Kompetensi profesional, yaitu guru mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya.
c. Kompetensi kepribadian, yaitu guru mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat, dan bidang studi yang
dibinanya. d. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan guru dalam menyesuaikan diri
dengan tuntutan kerja dan lingkungan sekitar.
20
19
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional …h. 16-19
20
Undang-undang Republik Indonesia no. 14 tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Ciputat Press, 2006, h. 10-11
Dengan adanya Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru
dan dosen memberikan harapan baru bagi dunia pendidikan khususnya guru untuk meningkatkan kompetensinya dalam rangka menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya selaku pengajar dan pendidik.
B. Bidang Studi al-Qur’an Hadits di MTs 1. Pengertian Bidang Studi al-Qur’an Hadits
Al-qur’an Hadits merupakan dasar hukum bagi umat islam. Atas dasar hal tersebut, maka dimasukkanlah al-Qur’an Hadits sebagai mata pelajaran
komponen PAI di samping Fiqih, Aqidah Akhlak, dan SKI pada sekolah formal yang bercirikan islam seperti di Madrasah Tsanawiyah.
Bidang studi al-Qur’an Hadits menurut Kurikulum Departemen Agama tahun 2004 merupakan unsur mata pelajaran Pendidikan Agama Islam PAI
pada Madrasah Tsanawiyah yang memberikan pendidikan kepada siswa untuk memahami al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran agama islam
dan mengamalkan isi kandungannya sebagai petunjuk hidup dalam kehidupan sehari-hari.
21
Mata pelajaran al-Qur’an dan Hadits adalah komponen mata pelajaran PAI yang menuntut siswa untuk bisa membaca, menulis, menerjemahkan al-
Qur’an Hadits serta memahami isi kandungan yang terdapat dalam al-Qur’an Hadits. Tetapi yang lebih penting dari itu ialah siswa dapat menghayati serta
mengamalkan apa-apa yang terkandung di dalam al-Qur’an dan Hadits. Mata pelajaran al-Qur’an Hadits sebagai bagian integral dari pendidikan
Islam di Madrasah, secara substansial memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memahami dan
mempraktekkan nilai-nilai keyakinan keagamaan yang bersumberkan al-
21
Departemen Agama RI, Kurikulum Madrasah Tsanawiyah dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran al-Qur’an Hadits, Jakarta, 2004 h. 1-2
Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu, mata pelajaran al-Qur’an dan Hadits tidak hanya mengantarkan peserta didik menguasai pengetahuan al-Qur’an
dan Hadits, tapi yang terpenting bagaimana peserta didik dapat mengamalkan ajaran itu dalam kehidupan sehari-hari. Maka implikasinya
dalm proses pembelajaran harus menekankan keutuhan dan keterpaduan antara ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
22
2. Ruang Lingkup Bidang Studi al-Qur’an Hadits.
Adapun ruang lingkup materibahan kajian mata pelajaran al-Qur’an dan Hadits di Madrasah Tsanawiyah meliputi :
a Ulumul Qur’an, yang secara garis besar membahas tentang tajwid makharijul huruf, alif lam Syamsiyah dan Qamariyah, hukum bacaan
mim sukun, ra’ dan lam, bacaan mad dan diakhiri kajian tentang tentang pengertian al-Qur’an, sejarah turunnya al-Qur’an, dan nama-nama lain
dari al-Qur’an.
b Ulumul Hadits, secara garis besar membahas tentang pengertian dan macam-macam hadits.
c Kandungan al-Qur’an surat al-Nur ayat 2; al-Baqarah ayat 155- 157;168;261;265; al-Mujadalah ayat 11; al-A’raf ayat 31; Luqman ayat
12-15; an-Nisa ayat 36 dan as-Shaf ayat 2-3 d Kandungan al-Hadits, secara garis besar membahas kandungan dari
hadits-hadits tentang ; taqwa dan berakhlak mulia kepada sesama manusia; akhlak kepada tetangga; istiqamah; cinta kepada Allah dan
Rasul; dan pemerintah; ilmu dan keutamaan orang berilmu.
23
3. Fungsi dan Tujuan Bidang Studi al-Qur’an Hadits.
Bidang studi al-Qur’an Hadits di Madrasah memiliki fungsi sebagai berikut :
a Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa dalam meyakini kebenaran ajaran Islam yang telah dilaksanakan dalam
lingkungan keluarga maupun jenjang pendidikan sebelumnya. b Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan,
pemahaman dan pengamalan ajaran Islam siswa dalam kehidupan sehari-hari.
c Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal yang negative dari lingkungan atau budaya lain yang dapat membahayakan diri siswa dan
22
Departemen Agama RI, Kurikulum 2004 Pedoman Khusus al-Qur’an Hadits MTs, Jakarta: Ikhlas Beramal, 2004 h. 2
23
Departemen Agama RI, Kurikulum 2004 Pedoman Khusus al-Qur’an Hadits MTs,…h. 3