commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu langkah untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Melalui pendidikan manusia dapat
menambah pengetahuan dan keterampilannya yang dapat berguna untuk membantu pelaksanaan pembangunan. Dapat dikatakan bahwa pendidikan
memiliki peranan penting bagi masyarakat. Selain itu pendidikan juga dapat mempengaruhi kehidupan suatu masyarakat. Pendidikan bagi bangsa, negara atau
masyarakat merupakan modal dasar yang strategis dan realistis dalam pembangunan nasional, karena menyangkut masyarakat yang berperan sebagai
subjek dan objek pembangunan itu sendiri. Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu jalur pendidikan formal, non formal dan
informal. Keberhasilan dalam menempuh setiap jalur pendidikan tersebut dapat diketahui melalui evaluasi proses pendidikan yang telah ditempuh yang diukur
dengan prestasi belajar yang mana kesemuanya itu tergantung pada kualitas belajar seseorang.
Proses belajar adalah mencakup hal-hal yang bersifat pengetahuan maupun keterampilan tetapi juga belajar menyikapi nilai-nilai yang diperoleh seseorang
melalui pergaulan. Pada kehidupan sekolah dapat dilihat bahwa siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan dan keterampilan tetapi mereka juga dapat belajar
bersikap dan berinteraksi dengan lingkungannya. Prestasi belajar merupakan pencerminan belajar yang dicapai siswa setelah usaha belajar yang dilakukannya,
dengan memperhatikan prestasi belajar dapat diketahui kemampuan dan kualitas belajar seseorang.
Pada proses pendidikan, seorang siswa dikatakan berhasil apabila dapat menyelesaikan program pendidikan tepat waktu dengan prestasi belajar yang baik.
Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri individu faktor internal maupun faktor yang berasal
dari luar individu faktor eksternal. Faktor Internal adalah faktor dari dalam diri
commit to user 2
siswa itu sendiri, misalnya; keadaankondisi jasmani dan rohani siswa, antusiasme belajar siswa, minat belajar siswa, motivasi belajar, bakat, intelegensi serta sikap
siswa. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, misalnya; kondisi lingkungan di sekitar siswa di rumah, di sekolah dan di masyarakat,
sarana dan prasarana pendidikan media pengajaran, metode belajar siswa, guru, kurikulum dan sebagainya. Prestasi belajar siswa diharapkan sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional, yaitu meningkatkan manusia Indonesia yang cerdas, terampil dan berkualitas.
Dalam buku Soedomo Hadi 2003: 22 yang berjudul Pendidikan Suatu Pengantar disebutkan bahwa menurut para ahli pendidikan ada lima faktor yang
dapat mempengaruhi pelaksanaan pendidikan yaitu: pendidik, anak didik, tujuan, alat dan lingkungan. Ketidak-adaan salah satu faktor saja dari faktor tersebut,
maka tidak mungkin terjadi proses belajar mengajar. Dengan lima faktor tersebut, proses belajar mengajar dapat dilaksanakan walaupun kadang-kadang dengan
hasil yang minimal pula. Hasil tersebut dapat ditingkatkan apabila ada sarana penunjang yaitu faktor sarana dan prasarana pendidikan.
Antusiasme sendiri merupakan suatu semangat atau kegairahan terhadap sesuatu. Antusiasme belajar siswa bisa dikatakan sebagai semangat siswa itu
sendiri untuk melakukan kegiatan belajar. Seperti yang sudah tertulis di atas bahwa antusiasme tersebut merupakan faktor dari dalam siswa untuk mencapai
keberhasilan belajar atau prestasi belajar. Antusiasme belajar adalah semangat siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Adanya antusiasme belajar yang kuat
maka siswa akan memperhatikan dan mengingat materi atau bahan belajar yang disajikan oleh guru dan akan tetap fokus dalam mengikuti pelajaran. Keberadaan
antusiasme belajar ini sendiri sangat besar pengaruhnya dalam membantu guru atau seorang pendidik untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif di
dalam kelas. Memanfaatkan antusiasme belajar yang ada dalam diri siswa, maka seorang guru atau pendidik akan lebih mudah memotivasi siswa untuk meraih
prestasi belajar yang lebih baik. Antusiasme juga sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena
apabila materi atau bahan pelajaran tidak mampu menarik antusiasme dan minat
commit to user 3
siswa, maka siswa akan merasa bosan mengikuti pelajaran dan segan untuk belajar dan mempelajari materi atau bahan pelajaran tersebut. Materi atau bahan
pelajaran yang dapat membangkitkan antusiasme siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan dalam ingatan siswa. Antusiasme atau semangat atau spirit memiliki
penguat dalam kegiatan belajar dan memperjelas tujuan belajar yang berdampak mampu mengendalikan dan merangsang ketekunan belajar. Semakin tinggi
antusiasme belajar siswa, maka kemungkinan untuk mencapai prestasi yang tinggi juga akan semakin besar. Demikian pula sebaliknya, kurangnya antusiasme
belajar akan menimbulkan penurunan prestasi yang akan mereka peroleh. Dalam proses belajar mengajar juga terdapat dua unsur yang amat penting
adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Media pembelajaran itu banyak macamnya. Untuk proses belajar mengajar yang baik kita harus menggunakan
media pembelajaran yang tepat. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat membangkitkan motivasi, keinginan, minat, semangat, dan rangsangan kepada
siswa. Sehingga dapat membantu pemahaman atau penyerapan materi, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data,
serta memadatkan informasi. Adapun media pembelajaran atau pengajaran sendiri merupakan suatu alat untuk menunjang pelaksanaan pendidikan agar proses
pendidikan itu berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan pada tujuan pendidikan. Penggunaan media pembelajaran akan dapat membantu pendidik
dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar serta membantu pendidik menciptakan keberhasilan siswa dalam belajar.
Jika suatu sekolah atau lembaga pendidikan sudah mencakupi semua faktor pendidikan yaitu pendidik, anak didik, tujuan, alat dan lingkungan maka
tidak menutup kemungkinan bahwa tujuan pendidikan itu sendiri sudah dapat tercapai, salah satunya adalah keberhasilan belajar atau prestasi belajar siswanya.
Di sini antusiasme belajar siswa merupakan faktor internal yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar atau prestasi siswa di sekolah. Pemanfaatan
media pembelajaran itu sendiri adalah sebagai faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah. Dari hal tersebut maka dapat
dikatakan bahwa kedua hal tersebut merupakan sesuatu yang teramat penting
commit to user 4
dalam hubungannya dengan prestasi belajar siswa di sekolah. Adanya media pembelajaran yang tercukupi maka dimungkinkan akan dapat menimbulkan
antusiasme belajar siswa yang tinggi, sehingga hal tersebut akan berhubungan langsung dengan prestasi belajar siswa.
Dari uraian di atas, kemudian peneliti mengamati di lapangan bahwa hasil belajar Sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali dirasa masih
memiliki kekurangan atau belum memuaskan prestasi belajar siswanya. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya antusiasme belajar siswa dan kurangnya
dukungan media pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran Sosiologi. Untuk mempelajari pelajaran Sosiologi diperlukan antusiasme belajar yang tinggi
serta penggunaan media pembelajaran yang memadai agar siswa mampu menguasai materi lebih banyak, sehingga prestasi siswa tersebut juga dapat naik.
Proses belajar tidak lepas dari antusiasme belajar siswa, karena dengan memiliki antusiasme belajar yang tinggi siswa akan terdorong untuk belajar lebih
giat lagi. Selain itu media pembelajaran yang sering digunakan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali dirasakan masih kurang, antusiasme belajar
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali terhadap pelajaran Sosiologi juga masih rendah. Berdasarkan latar belakang dan realita di atas, penulis tertarik
untuk menjadikan karya ilmiah yang disusun dalam bentuk skripsi dengan judul:
“ Hubungan antara Antusiasme Belajar Siswa dan Pemanfaatan Media
Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Pela
jaran 20102011 ”
B. Identifikasi Masalah