Teori Gerakan Sosial Kerangka Teori

34 dan menggantikannya dengan yang baru. Perjuangan antara klas penghisap dan klas terhisap terpusat pada penghilangan tipe penghisapan tertentu dalam sebuah sistem kemasyarakatan. Dan karena penghisapan itu berasal dari sebuah tipe tertentu dari monopoli atas alat produksi, maka perjuangan klas berlangsung di seputar pihak-pihak yang mempertahankan dan menentang monopoli tersebut.

1.6.3 Teori Gerakan Sosial

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gerakan sosial adalah tindakan atau agitasi terencana yang dilakukan oleh suatu kelompok masyarakat yang disertai program terencana dan ditujukan pada suatu perubahan atau sebagai gerakan perlawanan untuk melestarikan pola-pola dan lembaga masyarakat yang ada 22 Gerakan sosial secara teoritis merupakan sebuah gerakan yang lahir dari dan atas prakarsa masyarakat dalam usaha menuntut perubahan dalam institusi, kebijakan atau struktur pemerintah. Di sini terlihat tuntutan perubahan itu biasanya karena kebijakan pemerintah tidak sesuai lagi dengan konteks masyarakat yang ada atau kebijakan itu bertentangan dengan kehendak sebagian rakyat. Karena gerakan sosial itu lahir dari masyarakat maka kekurangan apapun di tubuh pemerintah menjadi sorotannya. Dari literatur definisi tentang gerakan . Perlawanan atau desakan untuk mengadakan perubahan dapat dikategorikan sebuah gerakan sosial. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap rakyat. Dengan kata lain gerakan sosial lahir sebagai reaksi terhadap sesuatu yang tidak diinginkannya atau menginginkan perubahan kebijakan karena dinilai tidak adil. Berbagai gerakan sosial dalam bentuk LSM dan Ormas bahkan Parpol yang kemudian menjamur memberikan indikasi bahwa dalam suasana demokratis, masyarakat memiliki banyak prakarsa untuk mengadakan perbaikan sistem atau struktur yang cacat. 22 http:globalisasi.wordpress.com20060710Gerakan Sosial: Kajian Teoritis Makalah yang dimuat pada hari Senin, 10 Juli 2006, hal. 3-4. Universitas Sumatera Utara 35 sosial, ada pula yang mengartikan gerakan sosial sebagai sebuah gerakan yang anti pemerintah dan juga pro pemerintah. Ini berarti tidak selalu gerakan sosial itu muncul dari masyarakat tapi bisa pula hasil rekayasa para pejabat pemerintah atau penguasa 23 Dilihat dari perspektif Marxis, gerakan sosial dianggap sebagai gejala yang positif yang kemunculannya disebabkan oleh karena terjadinya proses eksploitasi dan dominasi satu kelas terhadap kelas lainnya. Gerakan sosial, dengan demikian, dipahami sebagai reaksi perlawanan kaum proletar terhadap kaum borjuis, merupakan ekspresi dari struktur kelas yang kontradiktif. Singkatnya, gerakan sosial adalah perjuangan kelas yang lahir karena adanya kesadaran kelas . 24 Dalam konteks kekinian, ada dua teori yang mendominasi studi-studi gerakan sosial, yakni teori mobilisasi sumber daya yang berbasis di Amerika Serikat, dan perspektif gerakan sosial baru New Social Movement NSM yang berbasis di Eropa Barat. Jika dalam studi-studi gerakan sosial yang berkembang pada tahun 1940-1960-an gerakan sosial dianggap sebagai gejala penyimpangan deviant, irasional dan dianggap penyakit sosial, maka dalam studi-studi yangberkembang pada 1960-1970-an dan 1980-an hingga sekarang, gerakan sosial di pandang sebagai gejala positif yang kelahirannya didasari oleh alasan- alasan rasional. Lahirnya pandangan positif merupakan implikasi dari perkembangan gerakan sosial dewasa ini, yang dinilai telah berhasil mendorong proses demokratisasi. Gerakan sosial yang dimaksud adalah gerakan perjuangan hak-hak sipil, gerakan anti kolonial, feminis, gerakan hak asasi manusia dan gerakan anti-rasial . 25 23 Juwono Sudarsono ed, Pembangunan Politik dan Perubahan Politik, Jakarta: Gramedia, 1976, hal. 24 – 25. . 24 http:globalisasi.wordpress.com20060710 Gerakan Sosial: Kajian Teoritis, loc. cit. 25 Noer Fauzi, Memahami Gerakan-Gerakan Rakyat Dunia Ketiga, Yogyakarta: InsistPress, 2005, hal. 10 – 11. Universitas Sumatera Utara 36 Teori gerakan sosial baru dan mobilisasi sumber daya merupakan dua perspektif teori yang mendominasi studi-studi gerakan sosial kontemporer. Tidak hanya itu, kedua teori itupun memberi pengaruh yang besar terhadap perkembangan gerakan sosial di negara-negara Dunia Ketiga. Gerakan-gerakan untuk perubahan telah banyak bermunculan di negara Dunia Ketiga. Terdapat pandangan yang berusaha menilai hadirnya gerakan sosial ataupun kelompok aksi di dunia ketiga. Ada yang melihat gerakan sosial itu sebagai leluhur dari transisi ke sosialisme, dan yang lain melihat sebagai pendukung munculnya masyarakat sipil. Fuentes dan Gunder Frankmendefenisikan kelompok aksi atau pungerakan sosial tersebut sebagai akar rumput bersifat lokal, transisional ke arah sosialisme dalam arti berusaha untuk memutuskan mata rantai kolonialisme dan bersifat antipolitik, yang artinya tidak berusaha untuk memegang kekuasaan di tingkat institusional, tetapi secara luas merupakan gerakan demokratis 26 Stepanmendefenisikan masyarakat sipil sebagai wilayah dimana terdapatbanyak gerakan sosial termasuk asosiasi kemasyarakatan, kelompok . Kelompok itu merupakan instrumen dan pernyataan perjuangan rakyat terhadap eksploitasi dan penindasan yang sudah sangat tua serta upaya bertahan hidup dan mempunyai identitas, mencoba untuk mencapai, dan menjadi instrumen dari, pemberdayaan diri yang demokratis. Disisi lain terdapat pandangan mengenai munculnya kelompok aksi atau gerakan-gerakan sosial di Dunia Ketiga, adalah sebagai unsur utama dalam munculnya masyarakat sipil dengan berusaha untuk melindungi, memprotes dan meningkatkan kepentingan para anggotanya, hal ini memberikan dukungan kepada munculnya proses demokratis yang perlahan dengan memperkuat dan memperluas masyarakat sipil. 26 Jeff Haynes, Demokrasi dan Masyarakat Sipil Dunia Ketiga ”Gerakan Politik BaruKaum Terpinggir”, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2000, hal.27 Universitas Sumatera Utara 37 perempuan, badan-badan keagamaan, dan arus intelektual dan organisasi profesi ahli hukum, wartawan, serikat sekerja, wiraswastawan,dan sebagainya yang berjuang membentuk diri mereka menjadi suatu kerangka bersama guna menyatakan diri dan memajukan kepentingannya 27 Jika suatu negara demokratis, itu mengandung pengertian bahwa paling tidak disitu ada “ruang” dimana masyarakat sipil dan kelompok oposisi dapat berfungsi dan mengejar tujuannya. Hong 1991, dikutip dalam Stiefel dan Wolfe 1994: 197, melihat organisasi yang mengikutsertakan lapisan bawah justru sebagai fondasi dari masyarakat demokratis Dunia Ketiga . Dengan kata lain, masyarakat sipil berfungsi sebagai batu pembatas dari warga negara terhadap kekuasaan negara. Masyarakat sipil tercakup dalam konsepsi asosiasi individu yang bebas dan tidak tergantung pada Negara, mengatur dirinya sendiri dalam sederetan aktifitas otonom dan signifikan secara politik. Masyarakat sipil hendaknya menjadi pelindung yang kuat terhadap dominasi negara, meliputi organisasi- organisasi yang membatasi dan mengesahkan kekuasaan negara. 28 1. Gerakan sosial merupakan salah satu bentuk perilaku kolektif. Gerakan sosial senantiasa memiliki tujuan untuk membuat perubahan sosial atau . Demokrasi, memberikan ruang bagi rakyat jelata termasuk juga bagi perempuan, dimana mereka dapat mengorganisasikan diri dan dengan demikian mereka memiliki peluang untuk mencapai tujuan mereka dalam mengejar pembangunan dan atau perubahan sosial politik untuk memulihkan kedudukan sosial mereka. Perspektif teori-teori yang dikembangkan pada umumnya meletakkan gejala gerakan sosial sebagai aktor penting yang berperan dalam proses perubahan dari otoritarianisme ke demokrasi. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, ada beberapa hal yang dapat dicatat sebagai ciri-ciri atau karakter yang melekat dalam gerakan sosial, yaitu: 27 Jeff Haynes, ibid., hal. 28. 28 Jeff Haynes, ibid., hal. 67 Universitas Sumatera Utara 38 untuk mempertahankan suatu kondisi. Itu artinya, tujuan sekelompok orang untuk melakukan gerakan sosial tidak selalu didasari oleh motif dan cita-cita ‘perubahan’, karena bisa juga disadari atau tidak ditujukan untuk mempertahankan keadaan status quo. 2. Gerakan sosial tidak identik dengan gerakan politik yang terlibat dalam perebutan kekuasaan secara langsung. 3. Gerakan sosial merupakan perilaku kolektif yang terorganisasi, baik formal maupun tidak formal. 4. Gerakan sosial merupakan gejala yang lahir dalam kondisi masyarakat yang konfliktual. 42 Dalam sejarah modern dikenal ada ada dua jenis gerakan sosial yakni gerakan kelas dan gerakan kelompok etnik. Contoh gerakan sosial adalah antara kelas menengah lawan kelas dan kaum bangsawan, kelas petani lawan tuan tanah, kelas pekerja lawan majikan, petani lawan tengkulak dan petty bourgeoisie borjuis kecil lawan pengusaha besar. Mungkin lebih luas lagi kelas miskin lawan kelas kaya. Selanjutnya, fungsi dari gerakan sosial adalah : 1. Gerakan sosial memberikan sumbangsih kedalam pembentukan opini publik dengan memberikan diskusi-diskusi masalah sosial dan politik dan melalui penggabungan sejumlah gagasan-gagasan gerakan kedalam opini publik yang dominan. 2. Gerakan sosial memberikan pelatihan para pemimpin yang akan menjadi bagian dari elit politik dan mungkin meningkatkan posisinya menjadi negarawan penting.

1.7 Metodologi Penelitian

Metode penelitian adalah sebagaimana ajaran mengenai cara-cara yang digunakan dalam memproses penelitian 29 29 Kartono Karti, Pengantar Metode Riset Sosial, Bandung: CV. Mandar Maju, 1996, hal 17 . Metode penelitian pada dasarnya Universitas Sumatera Utara