47
diberlakukan untuk tingkat propinsi sehingga menjadi Upah Minimum sektoralpropinsiUMSP,tingkatkabupatenkotasehinggamenjadiupahmini
mum sektoral kabupatenkotaUMSKataubahkantingkatnasional.
2.1.1 Sejarah KebijakanUpah Minimum Provinsi di Indonesia
KebijakanupahminimumdiIndonesiapertamakalidiperkenalkanpadaawaltahu n1970an, meskipunsudahmemilikisejarahyangcukup
panjang,implementasidarikebijakanupahminimuminitidakbegitutegaspadaawal- awalpelaksanaan
35
Kebijakanupahminimummulaidigunakansebagaiinstrumentyangpentingbagi kebijakan
pasartenagakerjaolehpemerintahIndonesiapadaakhirtahun1980an.Haliniberawaldar i
adanya tekanan internasionalsehubungandenganpelanggaranterhadapstandartkerja
InternasionaldiIndonesiapadasaatitu,secarakhususpadasector- sektorusahayangberorientasi ekspor.Secaralebihspesifik,sebuahperusahaan
multinasionalterkenalmilikAmerikaSerikatyangberoperasidiIndonesiapadawaktuitud iprotes
olehsebuahorganisasipersatuan perdaganganAmerikaSerikatAFL- CIOdanjugaoleh
beberapaaktivishakasasimanusiainternasionalakibatpenetapanupahyangrendahdank ondisi
kerjayangburuk.Dalamkasusini,tekanan internasionaltelahmemaksakan
untuk terciptanyasebuahklausasosialyangdisebutjugadenganGeneralSchemePreferences
. Dalamperiodetersebutupahminimumditetapkanjauhberadadibawahtingkatkeseimba
ngan upahmenunjukkanbahwaupahminimumtidakmengikatbagisebagianbesarpekerja.Up
ahminimumdiIndonesiarelatiftidakdipaksakandandigunakanhanyasebagaitujuanyan gbersifat simbolis.
35
Journal of Indonesian Applied Economics, Vol 5, No 2, oktober 2011, hal 278
Universitas Sumatera Utara
48
GSP yangmanaberisipenolakanatasprodukdarinegarayangsedangberkembang,termasukI
ndonesia, dimanastandarkerjanyamasihberadadibawahstandaryangdiakuisecarainternasional.
Dalamprakteknya,kondisiinimemaksapemerintahIndonesiauntukmautidakma umenjadi
lebihperhatianterhadapkebijakanketenagakerjaanmereka,termasukdidalamnyakebij akan upahminimum.Halinidilakukandengan
caramenaikkanupahminimumtigakalilipatsecara nominalatauduakalilipatsecarariilpadaakhirtahun1980anagarsejalandenganbiaya
kebutuhanfisikminimum KFM.KFMsendiridiukurolehbiayadaripaketkonsumsimini-
mum,termasukdidalamnyamakanan,perumahan,pakaian,danbeberapajenisbarangya nglain untukpekerja lajangdalamsatu bulanSukatrilaksana,2002.
Adapunkebutuhanfisikminimumseorangpekerjadihitungdarikebutuhanminim umpekerja
untukkalori,protein,vitamindanminerallainnya.DengankatalainKFMadalahkebutuh an
minimumpekerjayangdibutuhkanselamasatubulanberkaitandengankondisi fisiknyadalam
melakukanpekerjaan.Secararincikebutuhan fisikminimumpekerjaadalahsebagaiberikut:
1. KFMuntukPekerjaLajang, yaitu2600 kaloriperhari.
2. KFMK-0untuk Pekerjadengan istritanpaanak,yaitu4800kaloriperhari.
3. KFMK-1untukPekerjadenganistridan
satuoranganakyaitu6700kaloriperhari. 4.
KFMK- 2untukPekerjadenganistridanduaoranganakyaitu8100kaloriperhari.
5. KFMK-3untukPekerjadenganistridantigaorang
anakyaitu10.000kaloriperhari.
Universitas Sumatera Utara
49
DalamperkembangannyapengukuranKFMsendirikemudiandirevisipada199 6oleh
dewanpengupahannasionaldenganmembuatsebuahpaketkonsumsiyanglebihluasbaik secarakualitasmaupunkuantitasdandikenaldengankebutuhanhidupminimumKHMd
alam rangkauntukmeningkatkanstandarhiduppekerja.Beberapa
komponenjugaditambahkanseperti komponenpendidikan danrekreasi.Berdasarkan kebijakanMenteriTenagaKerjaNo611995,
KHMdiukurolehpaketkonsumsiyangdetailyangterdiridari43jenisbarang,dimanaterm asuk
didalamnya11jenisbarangdalamkelompokmakanan,19jenisdalamkelompokperumah an,8
jenisdalamkelompokpakaian,5jenistermasukdalamkelompokyanglain,yangmanamen ingkat15sampai20lebih dariKFMdalamrupiah.
SecaraumumtingkatupahminimumdiIndonesiaditetapkanpada levelpropinsi.Sebelum
otonomidaerah pemerintah pusat dalamhaliniKementrianTenagaKerja
dan Transmigrasimenetapkan tingkat
upahminimumsetiap propinsididasarkanpadarekomendasidaripemerintahdaerah propinsi, sedangkansetelahotonomidaerah,pemerintah daerahmemilikikebebasan
dalammenentukan tingkatupahminimumnya.
Sebelumotonomidaerah, propinsisecaraumum
hanyamemilikisatu tingkatupahminimumdanberlakuuntukseluruh
wilayahkotakabupaten, sedangkansetelahotonomidaerah,setiapkotakabupatendiberikebebasanuntukmenen
tukan tingkatupahminimumnyasepanjang
tidakberadadi bawahtingkatupah minimumpropinsi.
Sebagaibagian dariperubahan
regimpolitikdarisentralisasimenjadi desentralisasi,kewenanganpenetapantingkatupahminimumjugadipindahkankepadati
ngkat propinsidankotakabupaten yang
manabekerjasamadengan komisiupahpadatingkatdaerah.
Setiapkomisiupahterdiridariperwakilandaridinasketenagakerjaan,pengusaha,perwa
Universitas Sumatera Utara
50
kilan serikatpekerjadanbeberapapenasehatahlidariperguruantinggi. Adapun
tujuanutamadarikebijakandesentralisasiini adalahuntukmeningkatkanefektivitasekonomi,
efisiensi,danpersamaanaksesterhadappublicservicesSugiyartodanEndriga,2008,S MERU
2003jugaberpendapatbahwadesentralisasikewenangankelevelpemertintahanyangl ebih
rendahdalampenetapanUMRjugabertujuanuntukmembagiresikodalambernegosiasi dengan
serikatpekerjadisetiapdaerah,sepertimisalnyademonstrasibesarketikaupahminimum naikatauberubah.Lebihlanjut,pemerintahdaerahjugadianggaplebihmengertitentang
masalah dankondisiketenagakerjaandaerahnyadibandingkanpemerintahpusatsehinggadesentr
alisasi adalahmutlakuntukharusdilakukan. Berdasarkanperaturanpemerintah,pemerintahdaerahpadatingkatpropinsime
netapkan upahminimumuntuksetiapwilayahdaerahnya,sedangkankotakabupatenmemilikipilih
anuntuk mengikutiataumenetapkanupahminimumdiatastingkatupahminimumpropinsitetapiti
dak beradadibawahupahminimumpropinsiUMP.Namun pelaksanaannyacukupbervariasiantarpropinsi.BeberapapropinsisepertiDKIJakarta,
Sumatera utaradan banyak propinsidi luarJawa tetapmenggunakan UMP untuk upah
minimumdaerahnya. Disisi
yanglainbeberapapropinsisepertiJawaBarat,JawaTengah,JawaTimurdanBalimemili h untukmemilikiupahminimumpadatingkatkotakabupaten.
Berdasarkanperaturanpemerintah,dalammenentukantingkatupahminimumb eberapa komponen pertimbangannyaadalah :
1. BiayaKebutuhanHidupMinimumKHM
Universitas Sumatera Utara
51
2. IndekshargakonsumenIHK
3. Kemampuan,pertumbuhandankeberlangsungandariperusahaan
4. Tingkatupahminimumantardaerah
5. Kondisipasarkerja
6. Pertumbuhanekonomidanpendapatanperkapita
SebagaipelaksanaanPasal89ayat4Undang-undangNomor13tahun 2003tentangKetenagakerjaanmakaPenetapan
KomponenkebutuhanhidupminimumKHMsebagaimanadiaturdalamKeputusanM enteriTenagaKerja
Nomor: 81MEN1995tanggal29Mei1995telahdiubahdandisesuaikan
melaluiPeraturanMenteriTenagaKerjadanTransmigrasiRepublikIndonesia Nomor:PER-17MENVIII2005tentangKomponendanPelaksanaanTahapan
PencapaianKebutuhanHidupLayak.DalamperaturanMenteriKetenagakerjaandanTr ansmigrasiRepublik
IndonesiaNomor:PER- 17MENVIII2005yangdimaksuddenganKebutuhan
HidupLayakKHLadalahstandarkebutuhanyangharusdipenuhiolehseorang pekerjaburuh
lajanguntukdapathiduplayakbaiksecarafisik,nonfisikdansosial,untukkebutuhan1s atubulan, terhitung tanggal 10 juli 2012 maka PER-17MENVIII2005 direvisi
untuk penyesuaian karena dinilai sudah tidak lagi relevan dengan kondisi di lapangan maka di susunlah permen no 13 tahun 2012 yang esensinya malah lebih
buruk daripada permen no 17 tahun 2005 bisa dilihat dalam permen no 13 tahun 2012 KHL di artikan sebagai Kebutuhan hidup layak yang selanjutnya disingkat
KHL adalah standar kebutuhan seorang pekerjaburuh lajang untuk dapat hidup layak secara fisik untuk kebutuhan 1 satu bulan. Dapat disimpulkan dari
pengertian KHL di tiap permen berbeda secara substansial permen no 13 tahun 2012 justru memangkas kebutuhan buruh, karena tidak lagi ditanggung kebutuhan
non fisiknya dan kebutuhan sosialnya.
Universitas Sumatera Utara
52
KHL sebagai dasar dalam penetapan upah minimum merupakan peningkatandarikebutuhanhidupminimumKHMyangbesarnyadiperolehmelalui
surveiharga.Surveihargadilakukanolehtimyangterdiridariunsurtripartit yangdibentuk oleh ketua
dewan pengupahan
propinsi danatau kabupatenkota.Dewanpengupahanpropinsiataukabupatenkotaadalahsuatu
lembaganonstrukturalyangbersifattripartit,dibentukolehGubernurBupatiWalikota dan
bertugas memberikan saranserta
pertimbangankepadaGubernurBupatiWalikotadalampenetapanupahminimum.Ya ng kemudian pedomansurveyhargapenetapannilaikebutuhanhiduplayakKHL
dilakukan penyesuaian dengan perkembangan kebutuhan buruh dengan menambahkan 14 komponen menjadi 60 komponen yaknisebagaiberikut:
Komponen Kebutuhan Hidup Layak Untuk Pekerja Lajang Dalam Sebulan Dengan 3.000 K Kalori Per Hari
36
NO KOMPONEN DAN JENIS
KEBUTUHAN KUALITAS
JUMLAH SATUAN
HARGA SATUAN
NILAI SEBULAN
KRITERIA KEBUTUH
AN Rp
Rp
I. MAKANAN DAN MINUMAN
1 Beras
Sedang 10.00
Kg 2
Sumber Protein : a. Daging
Sedang 0.75
Kg b. Ikan Segar
Baik 1.20
Kg c. Telur ayam
Telur ayam ras 1.00
Kg 3
Kacang-kacangan : Tempetahu
Baik 4.50
Kg 4
Susu bubuk Sedang
0.90 Kg
5 Gula pasir
Sedang 3.00
Kg 6
Minyak goreng Curah
2.00 Kg
7 Sayuran
Baik 7.20
Kg 8
Buah-buahan setara pisangpepaya Baik
7.50 Kg
9 Karbohidrat lain setara tepung terigu
Sedang 3.00
Kg
36
Permanakertrans no 13 tahun 2012
Universitas Sumatera Utara
53
10 Teh atau Celup
1.00 Dus isi 25 Kopi
Sachet 4.00
75 gr 11 Bumbu-bumbuan
nilai 1 sd 10 15.00
JUMLAH II.
SANDANG 12 Celana panjangrokPakaian Muslim
katun Sedang 612 Potong
13 Celana pendek katun sedang
212 potong 14 Ikat Pinggang
Kulit sintetis, Polos,
112 Buah
Tidak Branded 15 Kemeja lengan pendekblus
setara katun 612 Potong
16 Kaos oblong BH Sedang
612 Potong 17 Celana dalam
Sedang 612 Potong
18 Sarungkain panjang Sedang
324 Helai
19 Sepatu kulit sintetis
212 Pasang 20 Kaos Kaki
Katun,Polyester, 412 Pasang
Polos, Sedang 21 Perlengkapan pembersih sepatu :
a. Semir Sepatu Sedang
612 Buah
b. Sikat Sepatu Sedang
112 Buah
22 Sandal jepit Karet
212 Pasang 23 Handuk mandi
100 cm x 60 cm 112 Potong
24 Perlengkapan Ibadah : a. Sajadah
Sedang 112 Potong
b. Mukenah Sedang
112 Potong c. Peci, dll
Sedang 112 Potong
JUMLAH III.
PERUMAHAN 25 Sewa kamar
dapat menampung 1.00
Bulan jenis KHL
lainnya 26 Dipantempat tidur
No.3, polos 148
Buah 27 Perlengkapan tidur :
a. Kasur Busa Busa
148 Buah
b. Bantal Busa Busa
236 Buah
28 Seprei dan sarung bantal Katun
212 Set
Universitas Sumatera Utara
54
29 Meja dan kursi 1 meja4 kursi
148 Set
30 Lemari pakaian Kayu Sedang
148 Buah
31 Sapu Ijuk Sedang
212 Buah
32 Perlengkapan makan : a. Piring makan
Polos 312
Buah b. Gelas minum
Polos 312
Buah c. Sendok dan garpu
Sedang 312 Pasang
33 Ceret almunium ukuran 25cm
124 Buah
34 Wajan almunium ukuran 32cm
124 Buah
35 Panci almunium ukuran 32cm
212 Buah
36 Sendok masak almunium
112 Buah
37 Rice Cooker ukuran 12 liter 350 watt
148 Buah
38 Kompor dan Perlengkapannya : a. Kompor Gas 1 tungku
SNI 124
Buah b. Selang dan regulator
SNI 124
Set c. Tabung Gas 3 kg
Pertamina 160
Buah 39 Gas Elpiji
3 kg 2.00 tabung
40 Ember plastik isi 20 liter
212 Buah
41 Gayung Plastik Sedang
112 Buah
42 Listrik 900 watt
1.00 Bulan
43 Bola Lampu hemat energi 14 watt
312 Buah
44 Air bersih standar PAM
2.00 Meter
Kubik 45 Sabun cuci pakaian
cream 1.50
Kg Deterjen
46 Sabun cuci piring colek 500 gr
1.00 buah
47 Seterika 250 Watt
148 buah
48 Rak Piring Portable plastik Sedang
124 buah
49 Pisau dapur Sedang
136 buah
50 Cermin 30 x 50 cm
136 Buah
JUMLAH IV.
PENDIDIKAN
Universitas Sumatera Utara
55
51 Bacaan Tabloid
4 atau Eks atau Radio
4 band 148
buah 52 Ballpointpensil
Sedang 612
buah JUMLAH
V. KESEHATAN
53 Sarana kesehatan : a.
Pasta gigi 80 gram
1.00 Tube
b. Sabun mandi
80 gram 2.00
Buah c.
Sikat gigi produk lokal
312 Buah
d. Shampoo
produk lokal 1.00 Botol 100
ml e.
Pembalut atau isi 10
1.00 Dus
alat cukur 1.00
set 54 Deodorant
100 mlg 612
Botol 55 Obat anti nyamuk
Bakar 3.00
Dus 56 Potong rambut
ditukang 612
Kali cukursalon
57 Sisir Biasa
212 Buah
JUMLAH VI.
TRANSPORTASI 58 Transport kerja dan lainnya
Angkutan Umum 30 Hari PP
JUMLAH VII.
REKREASI DAN TABUNGAN 59 Rekreasi
daerah sekitar 212
Kali 60 Tabungan 2 dari nilai 1 s.d 59
2 JUMLAH
JUMLAH I + II + III + IV + V + VI + VII
Sejarah Upah Di Indonesia Adalah Retorika Sejarah Dasar pijakan pengupahan di Indonesia terus berkembang dari
waktukewaktu, istilah penentuan upah juga terus berkembang tetapi esendinya tetap sama saja mulai dari kebutuhan fisik minumum KFM, kebutuhan hidup
minimum KHM hingga penentuan upah berdasarkan kebutuhan hidup layak
Universitas Sumatera Utara
56
KHL. Untuk memahami tentang penetapan upah di Indonesia dapat kita telusuri di dalam perkembangan dasar penentuan upah yang bisa dilihat dari istilahnya,
sudah sangat jelas bahwa penentuan upah di Indonesia adalah semangat dari politik upah murah yang sangat menempatkan upah sebagai kebijakan yang
murah. Hal ini dapat dilihat dan nyata dari semangatnya yaitu upah berdasarkan kebutuhan fisik minimum KFM dan upah berdasarkan kebutuhan hidup
minimum KHM artinya bahwa buruh Indonesia hanya diperbolehkan hidup minimum untuk mempertahankan kehidupannya agar bisa bekerja, meskipun
perkembangan berikutnya dasar penentuan upah ini menjadi kebutuhan hidup layak KHL tetapi pertanyaannya apakah kemudian dapat serta merta
memberikan perubahan mendasar dari sistem kebijakan pengupahan di Indonesia dalam meningkatkan kesejahteraan buruh.Meskipun sudah berdasarkan KHL
namun perubahan tersebut tidak menyentuh substansi, tetapi hanya bersifat formal,hanya sekedar berubah nama saja upah buruh tetaplah murah,Dalam sistem
pengupahan yang digariskan oleh kebijakan dari sistem pengupahan tersebut diatas bahwa perhitungan atas upah di Indonesia adalah standar kebutuhan hidup
untuk kebutuhan hidup lajang, meskipun sudah ditentukan untuk kebutuhan hidup lajang masih terus dimanipulasi pada pelaksanaan teknis dalam penentuan upah.
Lebih lanjut pemerintah memang dengan sangat terang melakukan kampanye politik upah murah melalui kebijakan ini hal ini dapat dilihat pada daftar barang
dan jasa yang menjadi panduan survei untuk menentukan upah yang diatur dalam lampiran Permen No. 13 tahun 2012 tentang komponen dan pelaksanaan tahapan
pencapaian kebutuhan hidup layak. Meskipun dalam Permen 13 tahun 2012 ini terdapat perbedaan dari peraturan sebelumnya dengan adanya penambahan yang
diatur dalam peraturan sebelumnya dari 46 komponen menjadi 60 komponen ini artinya ada 14 komponen yang ditambahkan. Tapi salah satu hal yang tidak
pernah berubah adalah standar barang dan jasanya tidak pernah berubah kualitasnya sehingga peraturan ini dengan sangat jelas mengatakan bahwa buruh
Indonesia, tidak boleh berkeluarga, buruh Indonesia tidak boleh tinggal ditempat yang lebih baik dan buruh di Indonesia juga tidak boleh memiliki rumah dan lain
Universitas Sumatera Utara
57
sebagainya semua barang dan jasa yang menjadi dasar perhitungan adalah barang dan jasa kelas 3 atau dalam lampiran tersebut disebutkan kualitas sedang.
Meskipun upah telah ditentukan oleh pemerintah dalam hal ini oleh Gubernur tetapi penolakan upah terus berkembang dengan mengajukan
penangguhan upah sebagaimana dengan Peraturan Menteri Tenagakerja No. 1 tahun 1999 tentang penangguhan pelaksanaan upah yang dilakukan oleh
pengusaha sampai pada pengingkaran dengan sangat terang dipabrik-pabrik dimana para pengusaha tidak melaksanakan pembayaran upah berdasarkan
ketentuan yang telah ditentukan oleh Gubernur dengan berbagai alasan, belum lagi dengan tidak berjalanya aparat pemerintah dalam menjalankan fungsinya
pengawasan diberbagai daerah dan tempat dalam memastikan bahwa pengusaha menjalankan kebijakan pengupahan yang telah ditetapkan oleh pemerintah disisi
lain.
Penetapan Upah Minimum Provinsi UMP di Sumatera Utara Penetapan upah minimum provinsi UMP di daerah otonom
menempatkan kepala daerah sebagai pemegang kekuasaan terbesar dalam memutuskan yaitu Gubernur untuk tingkatan provinsi. Meskipun begitu dalam
prakteknya politik yang dibangun pengusaha maupun serikat buruh mampu memberikan tekanan politis buat gubernur dalam membuat keputusan tahunan ini,
banyak tekanan politik yang dapat dijumpai dalam penetapan UMP tahun 2013 melalui media ataupun tuntutan langsung ke pemerintah, para pengusaha yang
jumblahnya tidak banyak dalam hal ini tentu saja mengandalkan kelebihan itelektualitasnya dengan membangun isu-isu yang menjadi refrensi pemerintah
atau pun kritik langsung terhadap pemerintah. Sementara serikat buruh akan mengandalkan basis massa yang kuat dan luas dalam menekan gubernur secara
politis.
Universitas Sumatera Utara
58
Indonesia sebagai negara demokratis tentu saja ini adalah sangat penting bagaimana dapat memenangkan demokrasi melalui mayoritas tunduk pada
minoritas. Dalam menggelontorkan isu tentu saja adalah upaya pengusaha dalam menarik simpatik masyarakat luas tentang kondisi perindustrian Indonesia,
tentang peningkatan ekonomi Indonesia dalam kaitannya kemampuan pengusaha dalam membayarkan upah buruh, seperti membangun isu gulung tikarnya
perusahaan, kalah bersaingnya usaha mikro kecil dan menengah UMKM, meningkatnya inflasi, menurunnya minat investor, ancaman PHK dan sebagainya.
Misalkan artikel yang berjudul “Apindo Keluhkan UMP”
37
yang menjelaskan dalam MUNAS IX APINDO Sofjan Wanandi mengeluhkan tuntutan UMP oleh
buruh di berbagai daerah yang terlalu tinggi, hal ini dinilai tidak memperhatikan pertumbuhan iklim perekonomian Indonesia, Apindo menilai buruh mengada-ada
soal tuntutan UMP bahkan banyak ancaman yang diberikan pengusaha terhadap pemerintah ataupun buruh secara langsung dalam medial, karena pengusaha
menilai buruh Indonesia yang kurang produktif dan tidak terampil belum sesui untuk dapat diberikan upah setinggi itu, misalkan saja ancaman pengusaha
melalui media yang akan mengganti tenaga buruh dengan mesin dan ancaman pengusaha terhadapa pemerintah tentang keengganan investor dating ke
Indonesia
38
37
, beberapa tekanan politik pengusaha sedikit membuahkan hasil, di Sumut sendiri tuntutan buruh yang awalnaya 2 juta rupiah dapat di turunkan 1,375
juta rupiah, ini adalah salah satu bentuk kemenangan pengusaha dalam membangun isu penuntutan UMP oleh buruh, berbagai tekanan politik dengan
membangun isu serta analisis, membuat keluhan pengusaha menjadi bahan pertimbangan buat Gubernur Sumatera utara dalam menetapkan UMP Sumatera
utara.
http:megapolitan.kompas.comread2013040814424583Apindo.Keluhkan.UMP
38
Keterangan pengusaha tentang ancaman terhadap buruh diakses melalui situs : http:finance.detik.comread2013042518270622306634pengusaha-pribumi-tuding-buruh-
bikin-investor-malas-ke-indonesia
Universitas Sumatera Utara
59
Sementara buruh sendiri terus melakukan tekanan perbaikan upah terhadap Gubernur Sumatera utara, dalam melancarkan tekanan politis buruh lebih memilih
melalui gerakan social atau aksi massa, jumblah buruh yang lebih mayoritas ketimbang pengusaha tentu akan menjadi bahan pertimbangan dalam demokrasi
Insonesia, tercatat di sumatera utara sudah sejak lama ada aksi buruh dalam menuntut upah minimum regional UMR namun pada prakteknya masih jauh dari
harapan buruh, bahkan dalam prakteknya di tingkat pabrik masih banyak pabrik yang memberikan upah di bawah UMR, tahun 1997 buruh PT Raksobudi Adijaya
menuntut pembayaran upah sesui UMR gerakan buruh hanya dibangun hanya di tingkatan pabrik dan yang meenjadi sasaran aksi adalah pihak pabrik, begitu juga
dengan upaya perbaikan upah di pabrik lain masih bergerak di tingkatan pabrik belum terbangun kesadaran yang luas diantara serikat buruh dalam menuntut
perbaikan upah. Pada maret 1998 aksi massa buruh yang luas terbangun 900 massa aksi dari 3 perusahaan berbeda di intan group melakukan aksi perbaikan
upah buruh tetapi sasaran aksi nmasih dalam tingkatan pabrik. Oktober 1999 baru terbentuk kesadaran luas buruh sumatera utara dengan membentuk Dewan Buruh
Sumatera Utara DBSU yang menuntut pengusutan PT GSS di kantor gubernur sumatera utara, pada bulan yang sama juga terbentuk forum buruh mabar belawan
independent, forum buruh zona sunggal dan STM PETARAS. Penuntutan perbaikan upah yang luas dan melibatkan berbagai elemen
perburuhan pertama kali dimulai tahun 2001 yang mana forum NGO-SB sebagai aliansi yang melangsungkan aksi di depan kantor gubernur sumatera utara dengan
membacakan pernyataan menolak UMP 2002, sementara untuk UMP 2013 pada tahun 2012 aksi massa buruh berlangsung hingga 3 kali, buruh terus menerus
melakukan tekanan politik terhadap gubernur sumatera utara agar lebih memperhatikan kehidupan buruh, terbukti di awal aksi buruh yang beraliansi
dengan nama Dewan Buruh Sumatera Utara DBSU dengan ribuan massa aksi menuju gerbang tol tanjung morawa yang hasilnya menaikkan UMP yang
awalnya Rp1.200.000 menjadi Rp1.300.000, tetapi tidak sampai disitu buruh
Universitas Sumatera Utara
60
kembali melakukan aksi massa yang lebih luas dengan melibatkan gerakan buruh yang lebih banyak dan merubah aliansi menjadi Pekerja Buruh Melawan PBM
dan berhasil menaikkan UMP menjadi Rp1.375.000, PBM yang menuntut UMP sebesar Rp2.000.000 merasa nilai 1,375 juta rupiah belum mampu mensjahterakan
buruh malahan dinilai hanya sebagai upaya pemerintah dalam menyesuaikan penghasilan buruh dengan kenaikan harga-harga di pasar, bukan dalam upaya
mensejahterakan buruh maka dari itu PBM kembali melakukan aksi satu kali lagi. Menurut Marx selama masih adanya penguasaan alat produksi maka akan
tetap ada pertentangan kelas, dalam masyarakat industry akan menciptakan kelas pengusaha dan kelas buruh, perjuangan kelas adalah pertentangan yang
kontradiktif dan tidak terdamaikan, buruh hanya bergantung pada upah dalam melanjutkan hidupnya sementara pengusaha yang berorientasi keuntungan yang
berlipatganda akan terus mengintensifkan penghisapannya terhadap buruh, karena harga komoditas dan capital yang tidak dapat ditekan maka upah buruh adalah
solusinya, buruh dan pengusaha tidak akan pernah menjadi mitra bekerja tetapi kelas yang menguasai alat produksi akan terus menghisap kelas yang lain dengan
cara berkolaborasi bersama birokrasi, kanaikan upah buruh akan kembali dirampas melalui kenaikan harga-harga inflasi, pajak penghasilan, iuran jaminan
kesehatan, iuran jaminan keselamatan kerja dll. 2.1.2 Dewan Pengupahan Daerah
Berdirinya Dewan pengupahan daerah adalah wujud implementasi dari Kepres Republik Indonesia No.107 tahun 2004, dewan pengupahan daerah
bertugas untuk menetapkan kebutuhan hidup layak KHL atau standar kebutuhan seorang pekerjaburuh lajang untuk dapat hidup layak secara fisik untuk
kebutuhan 1 satu bulan dengan melakukan survey tentang harga-harga kebutuhan pokok. Dewan pengupahan terdiri dari dewan pengupahan Tk I
provinsi dan dewan pengupahan Tk II kabupatenkota, dewan pengupahan provinsi adalah suatu lembaga non struktural yang bersifat tripartit, dibentuk dan
anggotanya diangkat oleh Gubernur dengan tugas memberikan saran dan
Universitas Sumatera Utara
61
pertimbangan kepada Gubernur dalam rangka penetapan upah minimum dan penerapan sistem pengupahan ditingkat provinsi serta menyiapkan bahan
perumusan pengembangan sistem pengupahan nasional dan dewan pengupahan kabupatenkota adalah suatu lembaga non struktural yang bersifat tripartit,
dibentuk dan anggotanya diangkat oleh BupatiWalikota yang bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada BupatiWalikota dalam rangka
pengusulan upah minimum dan penerapan sistem pengupahan di tingkat KabupatenKota serta menyiapkan bahan perumusan pengembangan sistem
pengupahan nasional. Dewan pengupahan daerah menentukan nilai masing-masing komponen
dan jenis KHL diperoleh melalui survei harga yang dilakukan secara berkala. Kualitas dan spesifikasi teknis masing-masing komponen dan jenis KHL
disepakati sebelum survei dilaksanakan dan ditetapkan oleh ketua dewan pengupahan provinsi atau ketua dewan pengupahan kabupatenkota. Survei
dilakukan oleh dewan pengupahan provinsi atau dewan pengupahan kabupatenkota dengan membentuk tim yang keanggotaannya terdiri dari anggota
dewan pengupahan dari : 1.
Unsur tripartit, 2.
Unsur perguruan tinggipakar,dan 3.
Badan pusat statistik setempat. Hasil survei ditetapkan sebagai nilai khl oleh dewan pengupahan provinsi
danatau kabupatenkota. survei komponen dan jenis khl dilakukan dengan menggunakan pedoman peraturan menteri no 13 tahun 2012 tentang pedoman
survey KHL, sementara apabila di KabupatenKota belum terbentuk Dewan Pengupahan, maka survei dilakukan oleh Tim Survei yang dibentuk oleh
BupatiWalikota, tim keanggotaannya secara tripartit dan dengan mengikutsertakan Badan Pusat Statistik setempat.
Universitas Sumatera Utara
62
Nilai KHL yang ditetapkan oleh dewan pengupahan kabupatenkota atau bupatiwalikota disampaikan kepada gubernur secara berkala, penetapan upah
minimum oleh gubernur berdasarkan KHL dan dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi, dalam penetapan upah minimum
gubernur harus membahas secara simultan dan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
1. Nilai KHL yang diperoleh dan ditetapkan dari hasil survei;
2. Produktivitas makro yang merupakan hasil perbandingan antara jumlah
Produk Domestik Regional Bruto PDRB dengan jumlah tenaga kerja pada periode yang sama;
3. Pertumbuhan ekonomi merupakan pertumbuhan nilai PDRB;
4. Kondisi pasar kerja merupakan perbandingan jumlah kesempatan kerja
dengan jumlah pencari kerja di daerah tertentu pada periode yang sama; 5.
Kondisi usaha yang paling tidak mampu marginal yang ditunjukkan oleh perkembangan keberadaan jumlah usaha marginal di daerah tertentu pada
periode tertentu. 6.
Saran dan pertimbangan Dewan Pengupahan Provinsi dan rekomendasi BupatiWalikota.
Upah minimum provinsi yang ditetapkan gubernur didasarkan pada nilai KHL kabupatenkota terendah di provinsi yang bersangkutan dengan
mempertimbangkan produktivitas, pertumbuhan ekonomi, kondisi pasar kerja dan usaha yang paling tidak mampu marginal dan yang terpenting upah minimum
yang ditetapkan oleh gubernur berlaku bagi pekerjaburuh dengan masa kerja kurang dari 1 satu tahun. Pencapaian KHL dalam penetapan upah minimum
merupakan perbandingan besarnya upah minimum terhadap nilai KHL pada periode yang sama. Penetapan upah minimum diarahkan kepada pencapaian KHL,
pencapaian KHL diwujudkan secara bertahap dalam penetapan upah minimum oleh Gubernur.
Universitas Sumatera Utara
63
Dewan Pengupahan Sebagai Alat Kelas Penguasa Hadirnya dewan pengupahan seperti memberi angin segar kepada buruh
karena masuknya buruh dalam komposisi penentu besaran upah yang akan di rekomendasikan ke kepala daerah, padahal dewan pengupahan ini sesungguhnya
tidak memiliki daya tawar apapun khususnya wakil dari buruh karena perpaduan antara pengusaha dan perwakilan pemerintah bergitu kental, seperti kata marx
negara adalah alat kelas untuk menindas kelas yang lain, teori kelas muncul dalam analisis marx tetang sistem kapitalisme dimana kelas yang memonopoli alat
produksi menciptakan negara dan segala regulasinya untuk menindas kelas yang lain yang tidak memiliki alat produksi, menurut marx sejarah perkembangan
masyarakat adalah sejarah pertentangan kelas, maka dalam perjalanannya kelas yang menguasai alat produksi terus memperbaharui sistem penghisapanya seperti
kebijakan UMP yang memecah perjuangan buruh tentang upah dan dewan pengupahan yang seolah-olah menempatkan buruh dan pengusaha sebagai mitra.
Selanjutnya meskipun komposisi dari Dewan pengupahan adalah terdiri dari tiga pihak atau yang biasa disebut tripartite yaitu perwakilan dari pemerintah,
pengusaha dan buruh tetapi tetap saja yang paling menentukan didalam penentuan upah minimum provinsi adalah Kepala daerah Gubernur untuk tingkat propinsi,
sedangkan kedudukan dewan pengupahan hanya bersifat usulan berdasarkan hasil survei yang syarat manipulasi. Sementara wewenang untuk menentukan upah
tetap menjadi hak Gubernur Propinsi. Kemudian penentuan upah ini juga hanya menggunakan dasar hasil survei pasar padahal tersedia banyak metode dalam
penentuan upah seperti survei kebutuhan buruh yang belum pernah dilaksanakan. Pengusaha dapat mempelopori kemajuan kehidupan kaum buruh.
Pengusaha sangat berkepentingan karena jika kesejahteraan buruh meningkat upahnya layak dan iklim kerjasama dapat diciptakan maka produktivitas buruh
dapat ditingkatkan.Peningkatan ini akan memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan perusahaan. Namun sayangnya, pihak pengusaha yang paling
Universitas Sumatera Utara
64
diuntungkan oleh sistem initidakberpikir demikian, karena wajah sistem ekonomi yangselama ini terkesan mengagumkan ternyata juga menyimpan sisi lain
yangmengerikan yang kemudian tampakadalahmanusia-manusia yang saling bersaingdanberusaha mengeksploitasi manusia lainnya untuk kemakmuran dirinya
sendiri.
2.2 Buruh