Sejarah KebijakanUpah Minimum Provinsi di Indonesia

47 diberlakukan untuk tingkat propinsi sehingga menjadi Upah Minimum sektoralpropinsiUMSP,tingkatkabupatenkotasehinggamenjadiupahmini mum sektoral kabupatenkotaUMSKataubahkantingkatnasional.

2.1.1 Sejarah KebijakanUpah Minimum Provinsi di Indonesia

KebijakanupahminimumdiIndonesiapertamakalidiperkenalkanpadaawaltahu n1970an, meskipunsudahmemilikisejarahyangcukup panjang,implementasidarikebijakanupahminimuminitidakbegitutegaspadaawal- awalpelaksanaan 35 Kebijakanupahminimummulaidigunakansebagaiinstrumentyangpentingbagi kebijakan pasartenagakerjaolehpemerintahIndonesiapadaakhirtahun1980an.Haliniberawaldar i adanya tekanan internasionalsehubungandenganpelanggaranterhadapstandartkerja InternasionaldiIndonesiapadasaatitu,secarakhususpadasector- sektorusahayangberorientasi ekspor.Secaralebihspesifik,sebuahperusahaan multinasionalterkenalmilikAmerikaSerikatyangberoperasidiIndonesiapadawaktuitud iprotes olehsebuahorganisasipersatuan perdaganganAmerikaSerikatAFL- CIOdanjugaoleh beberapaaktivishakasasimanusiainternasionalakibatpenetapanupahyangrendahdank ondisi kerjayangburuk.Dalamkasusini,tekanan internasionaltelahmemaksakan untuk terciptanyasebuahklausasosialyangdisebutjugadenganGeneralSchemePreferences . Dalamperiodetersebutupahminimumditetapkanjauhberadadibawahtingkatkeseimba ngan upahmenunjukkanbahwaupahminimumtidakmengikatbagisebagianbesarpekerja.Up ahminimumdiIndonesiarelatiftidakdipaksakandandigunakanhanyasebagaitujuanyan gbersifat simbolis. 35 Journal of Indonesian Applied Economics, Vol 5, No 2, oktober 2011, hal 278 Universitas Sumatera Utara 48 GSP yangmanaberisipenolakanatasprodukdarinegarayangsedangberkembang,termasukI ndonesia, dimanastandarkerjanyamasihberadadibawahstandaryangdiakuisecarainternasional. Dalamprakteknya,kondisiinimemaksapemerintahIndonesiauntukmautidakma umenjadi lebihperhatianterhadapkebijakanketenagakerjaanmereka,termasukdidalamnyakebij akan upahminimum.Halinidilakukandengan caramenaikkanupahminimumtigakalilipatsecara nominalatauduakalilipatsecarariilpadaakhirtahun1980anagarsejalandenganbiaya kebutuhanfisikminimum KFM.KFMsendiridiukurolehbiayadaripaketkonsumsimini- mum,termasukdidalamnyamakanan,perumahan,pakaian,danbeberapajenisbarangya nglain untukpekerja lajangdalamsatu bulanSukatrilaksana,2002. Adapunkebutuhanfisikminimumseorangpekerjadihitungdarikebutuhanminim umpekerja untukkalori,protein,vitamindanminerallainnya.DengankatalainKFMadalahkebutuh an minimumpekerjayangdibutuhkanselamasatubulanberkaitandengankondisi fisiknyadalam melakukanpekerjaan.Secararincikebutuhan fisikminimumpekerjaadalahsebagaiberikut: 1. KFMuntukPekerjaLajang, yaitu2600 kaloriperhari. 2. KFMK-0untuk Pekerjadengan istritanpaanak,yaitu4800kaloriperhari. 3. KFMK-1untukPekerjadenganistridan satuoranganakyaitu6700kaloriperhari. 4. KFMK- 2untukPekerjadenganistridanduaoranganakyaitu8100kaloriperhari. 5. KFMK-3untukPekerjadenganistridantigaorang anakyaitu10.000kaloriperhari. Universitas Sumatera Utara 49 DalamperkembangannyapengukuranKFMsendirikemudiandirevisipada199 6oleh dewanpengupahannasionaldenganmembuatsebuahpaketkonsumsiyanglebihluasbaik secarakualitasmaupunkuantitasdandikenaldengankebutuhanhidupminimumKHMd alam rangkauntukmeningkatkanstandarhiduppekerja.Beberapa komponenjugaditambahkanseperti komponenpendidikan danrekreasi.Berdasarkan kebijakanMenteriTenagaKerjaNo611995, KHMdiukurolehpaketkonsumsiyangdetailyangterdiridari43jenisbarang,dimanaterm asuk didalamnya11jenisbarangdalamkelompokmakanan,19jenisdalamkelompokperumah an,8 jenisdalamkelompokpakaian,5jenistermasukdalamkelompokyanglain,yangmanamen ingkat15sampai20lebih dariKFMdalamrupiah. SecaraumumtingkatupahminimumdiIndonesiaditetapkanpada levelpropinsi.Sebelum otonomidaerah pemerintah pusat dalamhaliniKementrianTenagaKerja dan Transmigrasimenetapkan tingkat upahminimumsetiap propinsididasarkanpadarekomendasidaripemerintahdaerah propinsi, sedangkansetelahotonomidaerah,pemerintah daerahmemilikikebebasan dalammenentukan tingkatupahminimumnya. Sebelumotonomidaerah, propinsisecaraumum hanyamemilikisatu tingkatupahminimumdanberlakuuntukseluruh wilayahkotakabupaten, sedangkansetelahotonomidaerah,setiapkotakabupatendiberikebebasanuntukmenen tukan tingkatupahminimumnyasepanjang tidakberadadi bawahtingkatupah minimumpropinsi. Sebagaibagian dariperubahan regimpolitikdarisentralisasimenjadi desentralisasi,kewenanganpenetapantingkatupahminimumjugadipindahkankepadati ngkat propinsidankotakabupaten yang manabekerjasamadengan komisiupahpadatingkatdaerah. Setiapkomisiupahterdiridariperwakilandaridinasketenagakerjaan,pengusaha,perwa Universitas Sumatera Utara 50 kilan serikatpekerjadanbeberapapenasehatahlidariperguruantinggi. Adapun tujuanutamadarikebijakandesentralisasiini adalahuntukmeningkatkanefektivitasekonomi, efisiensi,danpersamaanaksesterhadappublicservicesSugiyartodanEndriga,2008,S MERU 2003jugaberpendapatbahwadesentralisasikewenangankelevelpemertintahanyangl ebih rendahdalampenetapanUMRjugabertujuanuntukmembagiresikodalambernegosiasi dengan serikatpekerjadisetiapdaerah,sepertimisalnyademonstrasibesarketikaupahminimum naikatauberubah.Lebihlanjut,pemerintahdaerahjugadianggaplebihmengertitentang masalah dankondisiketenagakerjaandaerahnyadibandingkanpemerintahpusatsehinggadesentr alisasi adalahmutlakuntukharusdilakukan. Berdasarkanperaturanpemerintah,pemerintahdaerahpadatingkatpropinsime netapkan upahminimumuntuksetiapwilayahdaerahnya,sedangkankotakabupatenmemilikipilih anuntuk mengikutiataumenetapkanupahminimumdiatastingkatupahminimumpropinsitetapiti dak beradadibawahupahminimumpropinsiUMP.Namun pelaksanaannyacukupbervariasiantarpropinsi.BeberapapropinsisepertiDKIJakarta, Sumatera utaradan banyak propinsidi luarJawa tetapmenggunakan UMP untuk upah minimumdaerahnya. Disisi yanglainbeberapapropinsisepertiJawaBarat,JawaTengah,JawaTimurdanBalimemili h untukmemilikiupahminimumpadatingkatkotakabupaten. Berdasarkanperaturanpemerintah,dalammenentukantingkatupahminimumb eberapa komponen pertimbangannyaadalah : 1. BiayaKebutuhanHidupMinimumKHM Universitas Sumatera Utara 51 2. IndekshargakonsumenIHK 3. Kemampuan,pertumbuhandankeberlangsungandariperusahaan 4. Tingkatupahminimumantardaerah 5. Kondisipasarkerja 6. Pertumbuhanekonomidanpendapatanperkapita SebagaipelaksanaanPasal89ayat4Undang-undangNomor13tahun 2003tentangKetenagakerjaanmakaPenetapan KomponenkebutuhanhidupminimumKHMsebagaimanadiaturdalamKeputusanM enteriTenagaKerja Nomor: 81MEN1995tanggal29Mei1995telahdiubahdandisesuaikan melaluiPeraturanMenteriTenagaKerjadanTransmigrasiRepublikIndonesia Nomor:PER-17MENVIII2005tentangKomponendanPelaksanaanTahapan PencapaianKebutuhanHidupLayak.DalamperaturanMenteriKetenagakerjaandanTr ansmigrasiRepublik IndonesiaNomor:PER- 17MENVIII2005yangdimaksuddenganKebutuhan HidupLayakKHLadalahstandarkebutuhanyangharusdipenuhiolehseorang pekerjaburuh lajanguntukdapathiduplayakbaiksecarafisik,nonfisikdansosial,untukkebutuhan1s atubulan, terhitung tanggal 10 juli 2012 maka PER-17MENVIII2005 direvisi untuk penyesuaian karena dinilai sudah tidak lagi relevan dengan kondisi di lapangan maka di susunlah permen no 13 tahun 2012 yang esensinya malah lebih buruk daripada permen no 17 tahun 2005 bisa dilihat dalam permen no 13 tahun 2012 KHL di artikan sebagai Kebutuhan hidup layak yang selanjutnya disingkat KHL adalah standar kebutuhan seorang pekerjaburuh lajang untuk dapat hidup layak secara fisik untuk kebutuhan 1 satu bulan. Dapat disimpulkan dari pengertian KHL di tiap permen berbeda secara substansial permen no 13 tahun 2012 justru memangkas kebutuhan buruh, karena tidak lagi ditanggung kebutuhan non fisiknya dan kebutuhan sosialnya. Universitas Sumatera Utara 52 KHL sebagai dasar dalam penetapan upah minimum merupakan peningkatandarikebutuhanhidupminimumKHMyangbesarnyadiperolehmelalui surveiharga.Surveihargadilakukanolehtimyangterdiridariunsurtripartit yangdibentuk oleh ketua dewan pengupahan propinsi danatau kabupatenkota.Dewanpengupahanpropinsiataukabupatenkotaadalahsuatu lembaganonstrukturalyangbersifattripartit,dibentukolehGubernurBupatiWalikota dan bertugas memberikan saranserta pertimbangankepadaGubernurBupatiWalikotadalampenetapanupahminimum.Ya ng kemudian pedomansurveyhargapenetapannilaikebutuhanhiduplayakKHL dilakukan penyesuaian dengan perkembangan kebutuhan buruh dengan menambahkan 14 komponen menjadi 60 komponen yaknisebagaiberikut: Komponen Kebutuhan Hidup Layak Untuk Pekerja Lajang Dalam Sebulan Dengan 3.000 K Kalori Per Hari 36 NO KOMPONEN DAN JENIS KEBUTUHAN KUALITAS JUMLAH SATUAN HARGA SATUAN NILAI SEBULAN KRITERIA KEBUTUH AN Rp Rp I. MAKANAN DAN MINUMAN 1 Beras Sedang 10.00 Kg 2 Sumber Protein : a. Daging Sedang 0.75 Kg b. Ikan Segar Baik 1.20 Kg c. Telur ayam Telur ayam ras 1.00 Kg 3 Kacang-kacangan : Tempetahu Baik 4.50 Kg 4 Susu bubuk Sedang 0.90 Kg 5 Gula pasir Sedang 3.00 Kg 6 Minyak goreng Curah 2.00 Kg 7 Sayuran Baik 7.20 Kg 8 Buah-buahan setara pisangpepaya Baik 7.50 Kg 9 Karbohidrat lain setara tepung terigu Sedang 3.00 Kg 36 Permanakertrans no 13 tahun 2012 Universitas Sumatera Utara 53 10 Teh atau Celup 1.00 Dus isi 25 Kopi Sachet 4.00 75 gr 11 Bumbu-bumbuan nilai 1 sd 10 15.00 JUMLAH II. SANDANG 12 Celana panjangrokPakaian Muslim katun Sedang 612 Potong 13 Celana pendek katun sedang 212 potong 14 Ikat Pinggang Kulit sintetis, Polos, 112 Buah Tidak Branded 15 Kemeja lengan pendekblus setara katun 612 Potong 16 Kaos oblong BH Sedang 612 Potong 17 Celana dalam Sedang 612 Potong 18 Sarungkain panjang Sedang 324 Helai 19 Sepatu kulit sintetis 212 Pasang 20 Kaos Kaki Katun,Polyester, 412 Pasang Polos, Sedang 21 Perlengkapan pembersih sepatu : a. Semir Sepatu Sedang 612 Buah b. Sikat Sepatu Sedang 112 Buah 22 Sandal jepit Karet 212 Pasang 23 Handuk mandi 100 cm x 60 cm 112 Potong 24 Perlengkapan Ibadah : a. Sajadah Sedang 112 Potong b. Mukenah Sedang 112 Potong c. Peci, dll Sedang 112 Potong JUMLAH III. PERUMAHAN 25 Sewa kamar dapat menampung 1.00 Bulan jenis KHL lainnya 26 Dipantempat tidur No.3, polos 148 Buah 27 Perlengkapan tidur : a. Kasur Busa Busa 148 Buah b. Bantal Busa Busa 236 Buah 28 Seprei dan sarung bantal Katun 212 Set Universitas Sumatera Utara 54 29 Meja dan kursi 1 meja4 kursi 148 Set 30 Lemari pakaian Kayu Sedang 148 Buah 31 Sapu Ijuk Sedang 212 Buah 32 Perlengkapan makan : a. Piring makan Polos 312 Buah b. Gelas minum Polos 312 Buah c. Sendok dan garpu Sedang 312 Pasang 33 Ceret almunium ukuran 25cm 124 Buah 34 Wajan almunium ukuran 32cm 124 Buah 35 Panci almunium ukuran 32cm 212 Buah 36 Sendok masak almunium 112 Buah 37 Rice Cooker ukuran 12 liter 350 watt 148 Buah 38 Kompor dan Perlengkapannya : a. Kompor Gas 1 tungku SNI 124 Buah b. Selang dan regulator SNI 124 Set c. Tabung Gas 3 kg Pertamina 160 Buah 39 Gas Elpiji 3 kg 2.00 tabung 40 Ember plastik isi 20 liter 212 Buah 41 Gayung Plastik Sedang 112 Buah 42 Listrik 900 watt 1.00 Bulan 43 Bola Lampu hemat energi 14 watt 312 Buah 44 Air bersih standar PAM 2.00 Meter Kubik 45 Sabun cuci pakaian cream 1.50 Kg Deterjen 46 Sabun cuci piring colek 500 gr 1.00 buah 47 Seterika 250 Watt 148 buah 48 Rak Piring Portable plastik Sedang 124 buah 49 Pisau dapur Sedang 136 buah 50 Cermin 30 x 50 cm 136 Buah JUMLAH IV. PENDIDIKAN Universitas Sumatera Utara 55 51 Bacaan Tabloid 4 atau Eks atau Radio 4 band 148 buah 52 Ballpointpensil Sedang 612 buah JUMLAH V. KESEHATAN 53 Sarana kesehatan : a. Pasta gigi 80 gram 1.00 Tube b. Sabun mandi 80 gram 2.00 Buah c. Sikat gigi produk lokal 312 Buah d. Shampoo produk lokal 1.00 Botol 100 ml e. Pembalut atau isi 10 1.00 Dus alat cukur 1.00 set 54 Deodorant 100 mlg 612 Botol 55 Obat anti nyamuk Bakar 3.00 Dus 56 Potong rambut ditukang 612 Kali cukursalon 57 Sisir Biasa 212 Buah JUMLAH VI. TRANSPORTASI 58 Transport kerja dan lainnya Angkutan Umum 30 Hari PP JUMLAH VII. REKREASI DAN TABUNGAN 59 Rekreasi daerah sekitar 212 Kali 60 Tabungan 2 dari nilai 1 s.d 59 2 JUMLAH JUMLAH I + II + III + IV + V + VI + VII Sejarah Upah Di Indonesia Adalah Retorika Sejarah Dasar pijakan pengupahan di Indonesia terus berkembang dari waktukewaktu, istilah penentuan upah juga terus berkembang tetapi esendinya tetap sama saja mulai dari kebutuhan fisik minumum KFM, kebutuhan hidup minimum KHM hingga penentuan upah berdasarkan kebutuhan hidup layak Universitas Sumatera Utara 56 KHL. Untuk memahami tentang penetapan upah di Indonesia dapat kita telusuri di dalam perkembangan dasar penentuan upah yang bisa dilihat dari istilahnya, sudah sangat jelas bahwa penentuan upah di Indonesia adalah semangat dari politik upah murah yang sangat menempatkan upah sebagai kebijakan yang murah. Hal ini dapat dilihat dan nyata dari semangatnya yaitu upah berdasarkan kebutuhan fisik minimum KFM dan upah berdasarkan kebutuhan hidup minimum KHM artinya bahwa buruh Indonesia hanya diperbolehkan hidup minimum untuk mempertahankan kehidupannya agar bisa bekerja, meskipun perkembangan berikutnya dasar penentuan upah ini menjadi kebutuhan hidup layak KHL tetapi pertanyaannya apakah kemudian dapat serta merta memberikan perubahan mendasar dari sistem kebijakan pengupahan di Indonesia dalam meningkatkan kesejahteraan buruh.Meskipun sudah berdasarkan KHL namun perubahan tersebut tidak menyentuh substansi, tetapi hanya bersifat formal,hanya sekedar berubah nama saja upah buruh tetaplah murah,Dalam sistem pengupahan yang digariskan oleh kebijakan dari sistem pengupahan tersebut diatas bahwa perhitungan atas upah di Indonesia adalah standar kebutuhan hidup untuk kebutuhan hidup lajang, meskipun sudah ditentukan untuk kebutuhan hidup lajang masih terus dimanipulasi pada pelaksanaan teknis dalam penentuan upah. Lebih lanjut pemerintah memang dengan sangat terang melakukan kampanye politik upah murah melalui kebijakan ini hal ini dapat dilihat pada daftar barang dan jasa yang menjadi panduan survei untuk menentukan upah yang diatur dalam lampiran Permen No. 13 tahun 2012 tentang komponen dan pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak. Meskipun dalam Permen 13 tahun 2012 ini terdapat perbedaan dari peraturan sebelumnya dengan adanya penambahan yang diatur dalam peraturan sebelumnya dari 46 komponen menjadi 60 komponen ini artinya ada 14 komponen yang ditambahkan. Tapi salah satu hal yang tidak pernah berubah adalah standar barang dan jasanya tidak pernah berubah kualitasnya sehingga peraturan ini dengan sangat jelas mengatakan bahwa buruh Indonesia, tidak boleh berkeluarga, buruh Indonesia tidak boleh tinggal ditempat yang lebih baik dan buruh di Indonesia juga tidak boleh memiliki rumah dan lain Universitas Sumatera Utara 57 sebagainya semua barang dan jasa yang menjadi dasar perhitungan adalah barang dan jasa kelas 3 atau dalam lampiran tersebut disebutkan kualitas sedang. Meskipun upah telah ditentukan oleh pemerintah dalam hal ini oleh Gubernur tetapi penolakan upah terus berkembang dengan mengajukan penangguhan upah sebagaimana dengan Peraturan Menteri Tenagakerja No. 1 tahun 1999 tentang penangguhan pelaksanaan upah yang dilakukan oleh pengusaha sampai pada pengingkaran dengan sangat terang dipabrik-pabrik dimana para pengusaha tidak melaksanakan pembayaran upah berdasarkan ketentuan yang telah ditentukan oleh Gubernur dengan berbagai alasan, belum lagi dengan tidak berjalanya aparat pemerintah dalam menjalankan fungsinya pengawasan diberbagai daerah dan tempat dalam memastikan bahwa pengusaha menjalankan kebijakan pengupahan yang telah ditetapkan oleh pemerintah disisi lain. Penetapan Upah Minimum Provinsi UMP di Sumatera Utara Penetapan upah minimum provinsi UMP di daerah otonom menempatkan kepala daerah sebagai pemegang kekuasaan terbesar dalam memutuskan yaitu Gubernur untuk tingkatan provinsi. Meskipun begitu dalam prakteknya politik yang dibangun pengusaha maupun serikat buruh mampu memberikan tekanan politis buat gubernur dalam membuat keputusan tahunan ini, banyak tekanan politik yang dapat dijumpai dalam penetapan UMP tahun 2013 melalui media ataupun tuntutan langsung ke pemerintah, para pengusaha yang jumblahnya tidak banyak dalam hal ini tentu saja mengandalkan kelebihan itelektualitasnya dengan membangun isu-isu yang menjadi refrensi pemerintah atau pun kritik langsung terhadap pemerintah. Sementara serikat buruh akan mengandalkan basis massa yang kuat dan luas dalam menekan gubernur secara politis. Universitas Sumatera Utara 58 Indonesia sebagai negara demokratis tentu saja ini adalah sangat penting bagaimana dapat memenangkan demokrasi melalui mayoritas tunduk pada minoritas. Dalam menggelontorkan isu tentu saja adalah upaya pengusaha dalam menarik simpatik masyarakat luas tentang kondisi perindustrian Indonesia, tentang peningkatan ekonomi Indonesia dalam kaitannya kemampuan pengusaha dalam membayarkan upah buruh, seperti membangun isu gulung tikarnya perusahaan, kalah bersaingnya usaha mikro kecil dan menengah UMKM, meningkatnya inflasi, menurunnya minat investor, ancaman PHK dan sebagainya. Misalkan artikel yang berjudul “Apindo Keluhkan UMP” 37 yang menjelaskan dalam MUNAS IX APINDO Sofjan Wanandi mengeluhkan tuntutan UMP oleh buruh di berbagai daerah yang terlalu tinggi, hal ini dinilai tidak memperhatikan pertumbuhan iklim perekonomian Indonesia, Apindo menilai buruh mengada-ada soal tuntutan UMP bahkan banyak ancaman yang diberikan pengusaha terhadap pemerintah ataupun buruh secara langsung dalam medial, karena pengusaha menilai buruh Indonesia yang kurang produktif dan tidak terampil belum sesui untuk dapat diberikan upah setinggi itu, misalkan saja ancaman pengusaha melalui media yang akan mengganti tenaga buruh dengan mesin dan ancaman pengusaha terhadapa pemerintah tentang keengganan investor dating ke Indonesia 38 37 , beberapa tekanan politik pengusaha sedikit membuahkan hasil, di Sumut sendiri tuntutan buruh yang awalnaya 2 juta rupiah dapat di turunkan 1,375 juta rupiah, ini adalah salah satu bentuk kemenangan pengusaha dalam membangun isu penuntutan UMP oleh buruh, berbagai tekanan politik dengan membangun isu serta analisis, membuat keluhan pengusaha menjadi bahan pertimbangan buat Gubernur Sumatera utara dalam menetapkan UMP Sumatera utara. http:megapolitan.kompas.comread2013040814424583Apindo.Keluhkan.UMP 38 Keterangan pengusaha tentang ancaman terhadap buruh diakses melalui situs : http:finance.detik.comread2013042518270622306634pengusaha-pribumi-tuding-buruh- bikin-investor-malas-ke-indonesia Universitas Sumatera Utara 59 Sementara buruh sendiri terus melakukan tekanan perbaikan upah terhadap Gubernur Sumatera utara, dalam melancarkan tekanan politis buruh lebih memilih melalui gerakan social atau aksi massa, jumblah buruh yang lebih mayoritas ketimbang pengusaha tentu akan menjadi bahan pertimbangan dalam demokrasi Insonesia, tercatat di sumatera utara sudah sejak lama ada aksi buruh dalam menuntut upah minimum regional UMR namun pada prakteknya masih jauh dari harapan buruh, bahkan dalam prakteknya di tingkat pabrik masih banyak pabrik yang memberikan upah di bawah UMR, tahun 1997 buruh PT Raksobudi Adijaya menuntut pembayaran upah sesui UMR gerakan buruh hanya dibangun hanya di tingkatan pabrik dan yang meenjadi sasaran aksi adalah pihak pabrik, begitu juga dengan upaya perbaikan upah di pabrik lain masih bergerak di tingkatan pabrik belum terbangun kesadaran yang luas diantara serikat buruh dalam menuntut perbaikan upah. Pada maret 1998 aksi massa buruh yang luas terbangun 900 massa aksi dari 3 perusahaan berbeda di intan group melakukan aksi perbaikan upah buruh tetapi sasaran aksi nmasih dalam tingkatan pabrik. Oktober 1999 baru terbentuk kesadaran luas buruh sumatera utara dengan membentuk Dewan Buruh Sumatera Utara DBSU yang menuntut pengusutan PT GSS di kantor gubernur sumatera utara, pada bulan yang sama juga terbentuk forum buruh mabar belawan independent, forum buruh zona sunggal dan STM PETARAS. Penuntutan perbaikan upah yang luas dan melibatkan berbagai elemen perburuhan pertama kali dimulai tahun 2001 yang mana forum NGO-SB sebagai aliansi yang melangsungkan aksi di depan kantor gubernur sumatera utara dengan membacakan pernyataan menolak UMP 2002, sementara untuk UMP 2013 pada tahun 2012 aksi massa buruh berlangsung hingga 3 kali, buruh terus menerus melakukan tekanan politik terhadap gubernur sumatera utara agar lebih memperhatikan kehidupan buruh, terbukti di awal aksi buruh yang beraliansi dengan nama Dewan Buruh Sumatera Utara DBSU dengan ribuan massa aksi menuju gerbang tol tanjung morawa yang hasilnya menaikkan UMP yang awalnya Rp1.200.000 menjadi Rp1.300.000, tetapi tidak sampai disitu buruh Universitas Sumatera Utara 60 kembali melakukan aksi massa yang lebih luas dengan melibatkan gerakan buruh yang lebih banyak dan merubah aliansi menjadi Pekerja Buruh Melawan PBM dan berhasil menaikkan UMP menjadi Rp1.375.000, PBM yang menuntut UMP sebesar Rp2.000.000 merasa nilai 1,375 juta rupiah belum mampu mensjahterakan buruh malahan dinilai hanya sebagai upaya pemerintah dalam menyesuaikan penghasilan buruh dengan kenaikan harga-harga di pasar, bukan dalam upaya mensejahterakan buruh maka dari itu PBM kembali melakukan aksi satu kali lagi. Menurut Marx selama masih adanya penguasaan alat produksi maka akan tetap ada pertentangan kelas, dalam masyarakat industry akan menciptakan kelas pengusaha dan kelas buruh, perjuangan kelas adalah pertentangan yang kontradiktif dan tidak terdamaikan, buruh hanya bergantung pada upah dalam melanjutkan hidupnya sementara pengusaha yang berorientasi keuntungan yang berlipatganda akan terus mengintensifkan penghisapannya terhadap buruh, karena harga komoditas dan capital yang tidak dapat ditekan maka upah buruh adalah solusinya, buruh dan pengusaha tidak akan pernah menjadi mitra bekerja tetapi kelas yang menguasai alat produksi akan terus menghisap kelas yang lain dengan cara berkolaborasi bersama birokrasi, kanaikan upah buruh akan kembali dirampas melalui kenaikan harga-harga inflasi, pajak penghasilan, iuran jaminan kesehatan, iuran jaminan keselamatan kerja dll. 2.1.2 Dewan Pengupahan Daerah Berdirinya Dewan pengupahan daerah adalah wujud implementasi dari Kepres Republik Indonesia No.107 tahun 2004, dewan pengupahan daerah bertugas untuk menetapkan kebutuhan hidup layak KHL atau standar kebutuhan seorang pekerjaburuh lajang untuk dapat hidup layak secara fisik untuk kebutuhan 1 satu bulan dengan melakukan survey tentang harga-harga kebutuhan pokok. Dewan pengupahan terdiri dari dewan pengupahan Tk I provinsi dan dewan pengupahan Tk II kabupatenkota, dewan pengupahan provinsi adalah suatu lembaga non struktural yang bersifat tripartit, dibentuk dan anggotanya diangkat oleh Gubernur dengan tugas memberikan saran dan Universitas Sumatera Utara 61 pertimbangan kepada Gubernur dalam rangka penetapan upah minimum dan penerapan sistem pengupahan ditingkat provinsi serta menyiapkan bahan perumusan pengembangan sistem pengupahan nasional dan dewan pengupahan kabupatenkota adalah suatu lembaga non struktural yang bersifat tripartit, dibentuk dan anggotanya diangkat oleh BupatiWalikota yang bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada BupatiWalikota dalam rangka pengusulan upah minimum dan penerapan sistem pengupahan di tingkat KabupatenKota serta menyiapkan bahan perumusan pengembangan sistem pengupahan nasional. Dewan pengupahan daerah menentukan nilai masing-masing komponen dan jenis KHL diperoleh melalui survei harga yang dilakukan secara berkala. Kualitas dan spesifikasi teknis masing-masing komponen dan jenis KHL disepakati sebelum survei dilaksanakan dan ditetapkan oleh ketua dewan pengupahan provinsi atau ketua dewan pengupahan kabupatenkota. Survei dilakukan oleh dewan pengupahan provinsi atau dewan pengupahan kabupatenkota dengan membentuk tim yang keanggotaannya terdiri dari anggota dewan pengupahan dari : 1. Unsur tripartit, 2. Unsur perguruan tinggipakar,dan 3. Badan pusat statistik setempat. Hasil survei ditetapkan sebagai nilai khl oleh dewan pengupahan provinsi danatau kabupatenkota. survei komponen dan jenis khl dilakukan dengan menggunakan pedoman peraturan menteri no 13 tahun 2012 tentang pedoman survey KHL, sementara apabila di KabupatenKota belum terbentuk Dewan Pengupahan, maka survei dilakukan oleh Tim Survei yang dibentuk oleh BupatiWalikota, tim keanggotaannya secara tripartit dan dengan mengikutsertakan Badan Pusat Statistik setempat. Universitas Sumatera Utara 62 Nilai KHL yang ditetapkan oleh dewan pengupahan kabupatenkota atau bupatiwalikota disampaikan kepada gubernur secara berkala, penetapan upah minimum oleh gubernur berdasarkan KHL dan dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi, dalam penetapan upah minimum gubernur harus membahas secara simultan dan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut : 1. Nilai KHL yang diperoleh dan ditetapkan dari hasil survei; 2. Produktivitas makro yang merupakan hasil perbandingan antara jumlah Produk Domestik Regional Bruto PDRB dengan jumlah tenaga kerja pada periode yang sama; 3. Pertumbuhan ekonomi merupakan pertumbuhan nilai PDRB; 4. Kondisi pasar kerja merupakan perbandingan jumlah kesempatan kerja dengan jumlah pencari kerja di daerah tertentu pada periode yang sama; 5. Kondisi usaha yang paling tidak mampu marginal yang ditunjukkan oleh perkembangan keberadaan jumlah usaha marginal di daerah tertentu pada periode tertentu. 6. Saran dan pertimbangan Dewan Pengupahan Provinsi dan rekomendasi BupatiWalikota. Upah minimum provinsi yang ditetapkan gubernur didasarkan pada nilai KHL kabupatenkota terendah di provinsi yang bersangkutan dengan mempertimbangkan produktivitas, pertumbuhan ekonomi, kondisi pasar kerja dan usaha yang paling tidak mampu marginal dan yang terpenting upah minimum yang ditetapkan oleh gubernur berlaku bagi pekerjaburuh dengan masa kerja kurang dari 1 satu tahun. Pencapaian KHL dalam penetapan upah minimum merupakan perbandingan besarnya upah minimum terhadap nilai KHL pada periode yang sama. Penetapan upah minimum diarahkan kepada pencapaian KHL, pencapaian KHL diwujudkan secara bertahap dalam penetapan upah minimum oleh Gubernur. Universitas Sumatera Utara 63 Dewan Pengupahan Sebagai Alat Kelas Penguasa Hadirnya dewan pengupahan seperti memberi angin segar kepada buruh karena masuknya buruh dalam komposisi penentu besaran upah yang akan di rekomendasikan ke kepala daerah, padahal dewan pengupahan ini sesungguhnya tidak memiliki daya tawar apapun khususnya wakil dari buruh karena perpaduan antara pengusaha dan perwakilan pemerintah bergitu kental, seperti kata marx negara adalah alat kelas untuk menindas kelas yang lain, teori kelas muncul dalam analisis marx tetang sistem kapitalisme dimana kelas yang memonopoli alat produksi menciptakan negara dan segala regulasinya untuk menindas kelas yang lain yang tidak memiliki alat produksi, menurut marx sejarah perkembangan masyarakat adalah sejarah pertentangan kelas, maka dalam perjalanannya kelas yang menguasai alat produksi terus memperbaharui sistem penghisapanya seperti kebijakan UMP yang memecah perjuangan buruh tentang upah dan dewan pengupahan yang seolah-olah menempatkan buruh dan pengusaha sebagai mitra. Selanjutnya meskipun komposisi dari Dewan pengupahan adalah terdiri dari tiga pihak atau yang biasa disebut tripartite yaitu perwakilan dari pemerintah, pengusaha dan buruh tetapi tetap saja yang paling menentukan didalam penentuan upah minimum provinsi adalah Kepala daerah Gubernur untuk tingkat propinsi, sedangkan kedudukan dewan pengupahan hanya bersifat usulan berdasarkan hasil survei yang syarat manipulasi. Sementara wewenang untuk menentukan upah tetap menjadi hak Gubernur Propinsi. Kemudian penentuan upah ini juga hanya menggunakan dasar hasil survei pasar padahal tersedia banyak metode dalam penentuan upah seperti survei kebutuhan buruh yang belum pernah dilaksanakan. Pengusaha dapat mempelopori kemajuan kehidupan kaum buruh. Pengusaha sangat berkepentingan karena jika kesejahteraan buruh meningkat upahnya layak dan iklim kerjasama dapat diciptakan maka produktivitas buruh dapat ditingkatkan.Peningkatan ini akan memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan perusahaan. Namun sayangnya, pihak pengusaha yang paling Universitas Sumatera Utara 64 diuntungkan oleh sistem initidakberpikir demikian, karena wajah sistem ekonomi yangselama ini terkesan mengagumkan ternyata juga menyimpan sisi lain yangmengerikan yang kemudian tampakadalahmanusia-manusia yang saling bersaingdanberusaha mengeksploitasi manusia lainnya untuk kemakmuran dirinya sendiri.

2.2 Buruh