24
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana penetapan upah di Indonesia.
2. Untuk meneliti peranan tiap elemen dewan pengupahan daerah Provinsi
Sumatera Utara : serikat pengusaha, serikat buruh, dan pemerintah provinsi sumatera utara, dalam peranannya membangun kekuatan politis
mempengaruhi proses pengambilan kebijakan upah minimum provinsi di Provinsi Sumatera Utara tahun 2012.
3. Pemerintahan Indonesia bahkan pasca reformasi masih belum mampu
menghasilkan keputusan yang dapat memenuhi tuntutan kebutuhan buruh. Regulasi pengupahan, penghitungan KHL,pemenuhan hak normatif buruh,
khususnya penetapan upah yang masih belum mampu menjawab kebutuhan hidup buruh terbukti ditiap tahunnya penetapan upah di
Indonesia selalu di warnai dengan aksi protes buruh untuk menuntut perbaikan upah. Maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini untuk
melihat politik pengupahan di Indonesia dan keterwakilan politik dari tiap elemen pengupahan yaitu serikat pengusaha, buruhserikat buruh dan
Pemerintah di dalam dewan pengupahan daerah Sumatera Utara.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain : 1.
Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dibidang ilmu ekonomi-politik dan diharapkan mampu memberikan
kontribusi terhadap perjuangan rakyat khususnya klas buruh dalam menghadapi pengusaha dan pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
25
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu menjadi tambahan
referensi rakyat Indonesia khususnya klas buruh didalam perjuangan menuntut upah serta menjadi pertimbangan di dalam keputusan
pengupahan di indonesia yang menjamin kesejahteraan klas buruh.
1.6 Kerangka Teori
Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, defenisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan
hubungan antara konsep
16
Dalam memahami teori Marx tentang masyarakat dan negara tidak boleh dilupakan sama sekali teorinya di bidang ekonomi. Teori nilai ini berdasar pada
tenaga, teori nilai lebih, teori akumulasi capital, teori kosentrasi capital dan teori pemiskinan semua pada substansinya adalah bagaimana kelas kapitalis sebagai
. Teori adalah menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi. Suatu teori harus diuji dengan
menghadapkan pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenaran. Peneliti akan menggunakan teori yang berkaitan dengan analisis kebijakan dan teori
pengupahan yang kemudian digunakan untuk instrumen analisis.
1.6.1 Ekonomi Politik Marxis
Menurut sejarahnya marxisme memiliki dua dimensi yakni sebagai teori ilmiah dan proyek politik revolusioner, namun pada kenyataan kedua dimensi ini
sulit untuk dipisahkan. Dan teori nilai lebih, merupakan kunci penting usaha untuk menginterpretasikan kapitalisme beserta sejarah panjang peradabaan
materil, namun Karl Marx sendiri dalam karyanya yang terkenal Das Kapital menawarkan analisisuraian mengenai mekanisme kapitalisme, yakni akumulasi
dan ekspansi capital, pemiskinan kelas pekerja dan krisis kelebihan produksi, uraian-uraian tersebut telah memberikan landasan moral untuk melakukan
perlawan terhadap sistem kapitalis.
16
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, metode penelitian survei, Jakarta; LP3ES,1995,hal37
Universitas Sumatera Utara
26
yang berpunya hidup dan berkembang dari eksploitasi kelas proletar. Ekonomi Politik adalah bagian penting dari materialisme historis. Ini merupakan ilmu untuk
mempelajari hukum-hukum gerak dari ekonomi atau kehidupan manusia. Ekonomi politik mengalami penajaman selama abad ke 17 sebagai ilmu yang
berdiri sendiri. Akan tetapi sebagai ilmu modern dan ilmiah baru mendapat kedudukan pada abad ke 18.
Meskipun telah mengalami kemajuan besar, ekonomi politik pada masa lalu hanya terbatas pada pemujaan terhadap kepemilikan perseorangan dan sistem
kapitalis. Sehingga, tidak dapat menjelaskan dengan komplit hukum-hukum ekonomi kapitalis, tidak menghiraukan sistem-sistem ekonomi yang lainnya. Karl
Marx merombak ekonomi politik menjadi sebuah sebuah studi ilmah yang menyeluruh. Marx, dengan ilmiah dan menyeluruh menyelidiki kompleksitas
hubungan produksi dan pertukaran barang-barang dalam sistem kapitalis juga terhadap sistem ekonomi lain sebelumnya. Melalui usaha ini, dia menemukan
rahasia kelahiran, perkembangan dan kebangkrutan yang tidak terelakkan dari sistem kapitalisme. Berdasarkan penemuan Marx, revolusi sosialis memiliki
fondasi yang kokoh dan ilmiah menjadi sosialisme ilmiah. Teori ini adalah pedoman yang diperlukan dalam mempelajari dan
memahami dengan benar ekonomi masyarakat, klas dan perjuangan klas. Teori ini menjelaskan bagaimana menganalisis kerangka kerja dan hubungan dari klas-klas
dalam masyarakat di masa lalu dan kapitatalisme ini. Selanjutnya menerangkan basis-basis material dari masalah perjuangan revolusioner dan perjuangan klas
pekerja saat ini, dan menjelaskan basis material hari depan sosialis dari sebuah usaha revolusi. Untuk memahami ekonomi politik Marxisme maka perlua melihat
beberapa varibabel.
1.6.1.1 Komoditi
Sebuah komoditi dijelaskan sebagai sesuatu yang dipertukarkan dengan atau untuk komoditi lainnya. Semua komiditi punya nilai pakai, yang memenuhi
Universitas Sumatera Utara
27
sejumlah keinginan atau kebutuhan, langsung atau tidak langsung
17
Pertukaran menciptakan suatu hubungan kuantitatif dengan berbagai komoditi X unit suatu komoditi dapat ditukarkan dengan Y unit komoditi lain.
Untuk melihat adanya perbandingan kuantitatif mengenai hal ini, Marx menegaskan bahwa kedua komoditi ini mestilah mengandung sejumlah substansi
yang sama yang Karl Marx sebut nilai. Dalam hal ini substansi yang sama bukan sesuatu berupa sifat seperti berat, maka substansi yang sama dari produk itu ialah
hanya produk dari kerja. Kerja adalah substansi dari nilai. Dan teori kerja dan nilai seharusnya dibenarkan oleh bagaimana ia dipergunakan Marx di dalam
sistem secara keseluruhan. Berikutnya Marx membahas betapa pentingnya nilai itu. Seberapa banyak nilai yang dimiliki oleh sesuatu komoditi ? katanya, nilai
sesuatu komoditi tergantung pada banyaknya jumlah kerja sosial yang diperlukan dalam menyelesaikan komoditi itu. Dan itu disebut “lama kerja”yang diminta
untuk memproduksi komoditi itu. Oleh karena itu, kerja itu digolongkan menjadi kerja yang sifatnya sosial bukan individual. Meskipun nilai diukur berdasarkan
pada lama kerja yang diperlukan untuk memproduksi sebuah komoditas, bukanlah indvidu kapitalis apalagi pekerja yang menentukan nilai nyata dari komoditas.
Masyarakat menentukan nilai komoditas melalui pasar. Ukurannya berdasarkan . Sifat
kebutuhan itu, pada tahap ini belum relavan dibahas. Di sisi tidak ada penilaian yang bersifat moral. Senjata misalnya adalah pemenuhan kebutuhan masyarakat
yang senang dengan peperang dan maka itu mengandung nilai pakai dan seterusnya. Komoditi yang mempunyai nilai tukar, milik yang dipertukarkan
dengan barang lain. Perbedaan anatara nilai tukar dan nilai pakai adalah perbedaan dari aspek-aspek kehidupan manusia yang berlaku umum bagi semua
bentuk masyarakat dan perbedaan-perbedaan spesifik bagi jenis masyarakat tertentu. Tanpa pertukaran tertentu tak ada nilai tukar. Semua komoditi
mengandung nilai pakai. Sebab, tak seorang manusia pun yang akan membeli komoditi itu jika tidak mengandung nilai pakai.
17
Anthony Brewer,Kajian Kritis Das Kapital, Teplok Press, Jakarta 1999
Universitas Sumatera Utara
28
jumlah rata-rata waktu kerja yang diperlukan memproduksi komoditas, menurut tingkatan ketrampilan pekerja dan tingkatan kemampuan teknologi yang
digunakan. Harga sebuah komoditi tidak lain adalah nilai komoditi tersebut yang
dinyatakan dengan uang. Penggunaan uang dalam mengukur nilai dan dalam pertukaran komoditi adalah bukti bahwa pertukaran komoditi sudah menjadi
aktivitas umum dan biasa bagi masyarakat. Dalam pasar, jika permintaan terhadap komoditi lebih besar dari pada persediaan, harga cenderung lebih tinggi
daripada nilai sesungguhnya. Jika permintaan lebih sedikit daripada persediaan, harga komoditi berada di bawah nilai sesungguhnya. Cepat atau lembat, kelebihan
atau kekuarangan persediaan barang di pasar akan membatasi produksi. Sehingga, jika kita melihat pergerakan harga dalam rentang waktu yang panjang,
peningkatan secara sementara dikompensasikan dengan penurunan yang bersifat sementara. Sejumlah perubahan ini adalah bentuk penyesuaian harga dengan nilai
sesungguhnya. Bahkan ketika harga terus berubah-ubah, mereka senantiasa berputar mengelilingi nilai sesungguhnya, seperti pergerakann roda mengelilingi
as. Ketika terdapat monopoli dalam produksi, pembelian atau penjualan
komoditi, kompetisi tidak lagi bersifat bebas, dan pasar tidak berfungsi dengan normal. Para monopoli bisa meningkatkan dan menurunkan permintaan dan
penawaran secara artifisal atau palsu di dalam pasar. Dengan cara ini, mereka bisa meningkatkan atau menurunkan harga sebuah komoditi, bergantung pada cara
yang mana mereka dapat menarik keuntungan terbesar.
1.6.1.2 Teori Nilai Lebih
Dan sekarang apakah nilai lebih itu ? nilai lebih adalah bentuk moneter dari produk surplus sosial. Nilai lebih ini merupakan bentuk moneter dari bagian
produksi pekerja yang dia serahkan pada pemilik alat produksi tanpa menerima
Universitas Sumatera Utara
29
apapun sebagai gantinya
18
. Bagaimana penyerahan tersebut dapat dilaksanakan dalam praktek pada masyarakat kapitalis ? penyerahan tersebut melalui proses
pertukaran. Pembeli tenaga kerja membelinya mengosumsinya dengan menjual penjualnya bekerja. Proses bekerja dalam masyarakat kapitalis ada dua kekhasan
19
Sedangkan untuk menghitung nilai lebih yang dirampas kapitalis atas kelas pekerja dapat dihitung sebagai berikut;
yakni; pertama pekerja bekerja di bawah kontrol kapitalis, kedua produk menjadi milik kapitalis, karena proses kerja itu hanyalah suatu proses diantara dua
halbarang dibeli kapitalis, yaitu tenaga kerja dan alat produksi. Akan tetapi si kapitalis tidak menginginkan nilai pakai diproduksi demi untuk nilai pakai itu
sendiri, tetapi hanya tempat penyimpanan niali tukar dan teristimewa nilai lebih. Kapitalis membeli tenaga kerja dari pekerja, dan sebagai tukar dari upah tersebut,
kapitalis mengambil seluruh produksi dari pekerja tersebut, semua nilai yang baru dihasilkan yang telah dimasukkan ke dalam nilai produksi tersebut.
Oleh karena itu, kita dapat mengatakan bahwa nilai lebih adalah perbedaan antara nilai yang dihasilkan oleh pekerja dan nilai tenaga kerjanya sendiri.
Sedangkan yang dimaksud dengan tenaga kerja dalam masyarakat kapitalisme adalah tenaga kerja merupakan sebuah komoditi dan seperti komoditas lainnya,
nilainya tergantung dari kuantitas kerja kebutuhan secara sosial untuk memproduksi tenaga kerja , yaitu biaya hidup kelas pekerja dalam makna luas.
Sama halnya di setiap negara-negara, masing-masing menetapkan upah minimum sesuai dengan kebutuhan hidup layak kelas pekerja. Namun pada kenyataannya,
hasil komoditi yang dihasilkan kelas pekerja malah tidak bisa dinikmati atau kelas pekerja terasingkan akan barang-barang produksi yang dihasilkannya. Semua
dirampas dan dirampok oleh kelas kapitalispemilik modal.nilai lebih disebut juga sebagai perbedaan antara biaya hidup tersebut dan nilai yang diciptakan oleh kelas
pekerja tersebut.
18
Ernest Mandel, Tesis-tesis Pokok Marxisme, Resist Book, Yogyakarta; 2006, Hal 149
19
Frederick Engles. Tentang Das Kapital Marx. Hasta Mitra, 2007
Universitas Sumatera Utara
30
VA = VT-VC1-VC2
SV = VA-VC3
Keterangan : VA
= Nilai Tambah VT
= Nilai keseluruhan produk periode tertentu VC1 = Nilai kapital bentuk mesin,peralatan, pendirian pabrik
VC2 = Nilai capital bahan mentah VC3 = Upah
SV = Nilai Lebih
Sedangkan untuk menghitung derajat penghisapan kapitalis terhadap kelas pekerja bisa melalui ;
SV VC3 x 100 = atau derajat penghisapan SV
= Nilai lebih VC3 = Upah buruh
Oleh karena itu inti dari nilai lebih menurut Marx adalah lama waktu bekerja yang dilimpahkan kapitalis kepada buruh sehingga menciptakan barang
komoditi yang lebih banyak lagi. Sedangkan buruh hanya mendapatkan berupa upah yang nilainya tetap, sementara kapitalis merampas nilai lebih yang
dihasilkan oleh buruh.
20
20
Anthony Brewer. op cit. hal. 65
Universitas Sumatera Utara
31
1.6.1.3 Upah
Upah adalah jumlah uang dari pengusaha yang dibayar kepada pekerjaburuh sesuai dengan ketentuan perundang-undang. Upah sudah menjadi
pembahasaan yang hangat di Indonesia. Terbukti bagaimana pekerja melalui serikat pekerjaburuh atau bahkan sector rakyat lainnya tiap melakukan aksi massa
selalu mengeluh terkait rendahnya upah buruh yang membuat penghidupan buruh semakin merosot. Krisis global yang belum ada tanda-tanda membaik juga sangat
mempengaruhi penghidupan buruh. Dimana pengusaha harus mengurangi biaya produksinya agar tidak bangkrut. Ya Satu-satunya alternative dengan memangkas
upah buruh. Padahal kita ketahui bahwa upah yang dihasilkan oleh pekerjaburuh sebenarnya tidak sebanding dengan tenaga kerja yang mereka berikan untuk
perusahaan. Buruh bekerja sekurang-kurangnya selama 7 jam kerja. Berarti buruh menjual tenaganya kepada pengusaha selama 7 jam. Maka selama 7 jam
pengusaha berhak untuk mengeksploitasi buruh untuk menghasilkan sebanyak- banyaknya barang dengan kualitas yang baik. Secara tidak langsung penguasaan
pengusaha atas pekerjaburuh adalah kewenangannya. Kerja buruh menghasilkan kekayaan bagi pengusaha yang mengendalikan suatu perusahaan. Hubungan
antara pengusaha-pekerjaburuh tidak bias dilepaskan. Percepatan kapital di suatu Negara seperti di Indonesia akan meningkatkatkan upah pekerjaburuh. Mari kita
andaikan suatu keadaan yang lebih baik bila capital produktif tumbuh maka permintaan kerja akan naik yang ikut mempengaruhi upah buruh. Tetapi karena
persaingan perusahaan-perusahan ,sehingga mendorong perusahaan besar cenderung bertahan karena dipengaruhi kapital. Sementara perusahaan kecil
karena dampak persaingan banyak yang bangkrut, akusisiatau merger.diantara empat temboknya.
Kenaikan upah yang nyata bersyarat pada pertumbuhan cepat kapital produktif. Pertumbuhan cepat kapital produktif mengakibatkan pertumbuhan yang
sama cepatnya dalam kekayaan, kemewahan, kebutuhan-kebutuhan sosial, kenikmatan-kenikmatan sosial. Jadi walaupun kenikmatan buruh telah meningkat,
Universitas Sumatera Utara
32
namun kepuasan sosial yang dipenuhinya telah berkurang dalam perbandingan dengan kenikmatan kaum kapitalis yang meningkat, yang tak dapat dicapai oleh
buruh, dalam perbandingan dengan keadaan perkembangan masyarakat pada umumnya. Hasrat dan kesukaan kita lahir dari masyarakat; oleh sebab itu kita
mengukurnya menurut masyarakat dan bukannya menurut benda-benda yang memuaskannya. Karena hasrat dan kesukaan itu bersifat sosial, maka mereka
bersifat relatif. Upah tidak semata-mata dihasilkan oleh komoditas yang dapat menggantikan upah itu. Tetapi upah mengandung hubungan. Yang diterima
pekerjaburuh adalah yang pertama, sejumlah uang tertentu. Apakah upah itu hanya ditentukan hanya dengan nilai uang dalam upah itu ? jadi harga uang kerja
tidak sesuai dengan upah riil artinya komoditas yang dihasilkan tidak sesuai dengan upah yang diterima.
Karena itu, bila kita berbicara tentang naik atau turun upah kita harus ingat tidak hanya akan harga kerja dalam bentuk uang, upah nominal. Tetapi baik upah
nominal, yaitu, sejumlah uang yang untuk itu buruh menjual dirinya kepada kaum kapitalis, maupun upah riil, yaitu jumlah komoditi yang dapat dibelinya dengan
uang itu, tidak menghabiskan hubungan-hubungan yang terkandung didalam upah sehingga membuat keuntungan besar bagi kapitalis. Upah sangat dipengaruhi oleh
perbandingan keuntungan kapitalis, laba kapitalis. Melalui pergantian upah terhadap kerja, si kapitalis mendapatkan nilai baru dari pekerjaburuh sebagai
akumulasi modal. 1.6.2 Kelas dan Perjuangan Kelas
Perjuangan kelas inilah yang menjadi merupakan salah satu metodologi pemikiran Karl Marx yang paling pokok. Demikian pulahlah bagaimana dapat
diketahui dari perspektif historis bagaimana kelas tertindas sebagai tenaga produktif tiap fase perkembangan masyarakat mempunyai peranan besar dalam
konteks perubahan sosial. Menurut Karl Marx kelas-kelas yang berkuasa yakni yang menguasai alat-alat produksi sejak kemunculannya di panggung sejarah
Universitas Sumatera Utara
33
terus-menerus menyempurnakan sistem penindasan dan penghisapan terhadap kelas pekerja termasuk sekarang di fase masyarakat kapitalisme tahap tertinggi
Imperialisme.
21
Menurut Karl Marx sejarah perjuangan dan perkembangan masyarakat adalah sejarah perjuangan kelas. Teori kelas merupakan analisis Karl Marx dan
Friedirch Engles terhadap kapitalisme dan pada mulanya memfokuskan pada corak produksi. Analisis Marx tertuju pada inti ketidakadilan yang tersembunyi
dari hubungan masyarakat dalam sistem ekonomi kapitalisme di mana ia melihat hubungan tersebut bersifat eksploitatif, Sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh
pemikir sosial lainnya. Masyarakat di mana-mana terbagi menjadi klas penghisap dan terhisap. Sementara itu, kelas penghisap karena kepemilikan monopolinya
atas alat produksi, mereka mendapat bagian terbesar dari barang yang diproduksi dalam masyarakat untuk keuntungannya sendiri sekalipun tidak bekerja.
Sementara, ada kelas yang terhisap yang hanya memiliki tidak memiliki sama sekali, sekalipun mereka yang bekerja untuk memproduksi barang akan tetapi
mereka hanya mendapat bagian yang sangat kecil bahkan tidak cukup untuk bertahan hidup. Perjuangan klas lahir dari pertentangan kepentingan klas-klas
dalam masyarakat secara keseluruhan. Ini adalah pertarungan antara klas yang mengeruk keuntungan dan karenanya mempertahankan hubungan produksi yang
lama dengan klas yang berusaha menghancurkan hubungan produksi yang lama Perjuangan kelas proletar melawan kapitalis adalah suatu
keniscayaan sejarah sebagai hukum perkembangan masyarakat yang digambarkan Marx. Mengubah sistem lama menjadi sistem baru harus melalui revolusi. Oleh
sebab itu revolusi merupakan gerakan politik yang dimulai dari perebutan kekuasaan politik. Sistem masyarakat lama yang usang telah diganti dengan
sistem baru, yang melepaskan penghisapan atas manusia dengan manusia lainnya, melahirkan manusia yang bermasyarakat, tidak memblenggu alam berpikir
manusia dengan dogma-dogma mistis, alat produksi yang dikuasai Negara.
21
V. I. Lenin, Imperialism, The Highest Stage of Capitalism, Progress Publisher, Moscow, 1975 hal 188
Universitas Sumatera Utara
34
dan menggantikannya dengan yang baru. Perjuangan antara klas penghisap dan klas terhisap terpusat pada penghilangan tipe penghisapan tertentu dalam sebuah
sistem kemasyarakatan. Dan karena penghisapan itu berasal dari sebuah tipe tertentu dari monopoli atas alat produksi, maka perjuangan klas berlangsung di
seputar pihak-pihak yang mempertahankan dan menentang monopoli tersebut.
1.6.3 Teori Gerakan Sosial
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gerakan sosial adalah tindakan atau agitasi terencana yang dilakukan oleh suatu kelompok masyarakat yang
disertai program terencana dan ditujukan pada suatu perubahan atau sebagai gerakan perlawanan untuk melestarikan pola-pola dan lembaga masyarakat yang
ada
22
Gerakan sosial secara teoritis merupakan sebuah gerakan yang lahir dari dan atas prakarsa masyarakat dalam usaha menuntut perubahan dalam institusi,
kebijakan atau struktur pemerintah. Di sini terlihat tuntutan perubahan itu biasanya karena kebijakan pemerintah tidak sesuai lagi dengan konteks
masyarakat yang ada atau kebijakan itu bertentangan dengan kehendak sebagian rakyat. Karena gerakan sosial itu lahir dari masyarakat maka kekurangan apapun
di tubuh pemerintah menjadi sorotannya. Dari literatur definisi tentang gerakan . Perlawanan atau desakan untuk mengadakan perubahan dapat dikategorikan
sebuah gerakan sosial. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap rakyat.
Dengan kata lain gerakan sosial lahir sebagai reaksi terhadap sesuatu yang tidak diinginkannya atau menginginkan perubahan kebijakan karena dinilai tidak adil.
Berbagai gerakan sosial dalam bentuk LSM dan Ormas bahkan Parpol yang kemudian menjamur memberikan indikasi bahwa dalam suasana demokratis,
masyarakat memiliki banyak prakarsa untuk mengadakan perbaikan sistem atau struktur yang cacat.
22
http:globalisasi.wordpress.com20060710Gerakan Sosial: Kajian Teoritis Makalah yang dimuat pada hari Senin, 10 Juli 2006, hal. 3-4.
Universitas Sumatera Utara
35
sosial, ada pula yang mengartikan gerakan sosial sebagai sebuah gerakan yang anti pemerintah dan juga pro pemerintah. Ini berarti tidak selalu gerakan sosial itu
muncul dari masyarakat tapi bisa pula hasil rekayasa para pejabat pemerintah atau penguasa
23
Dilihat dari perspektif Marxis, gerakan sosial dianggap sebagai gejala yang positif yang kemunculannya disebabkan oleh karena terjadinya proses
eksploitasi dan dominasi satu kelas terhadap kelas lainnya. Gerakan sosial, dengan demikian, dipahami sebagai reaksi perlawanan kaum proletar terhadap kaum
borjuis, merupakan ekspresi dari struktur kelas yang kontradiktif. Singkatnya, gerakan sosial adalah perjuangan kelas yang lahir karena adanya kesadaran
kelas .
24
Dalam konteks kekinian, ada dua teori yang mendominasi studi-studi gerakan sosial, yakni teori mobilisasi sumber daya yang berbasis di Amerika
Serikat, dan perspektif gerakan sosial baru New Social Movement NSM yang berbasis di Eropa Barat. Jika dalam studi-studi gerakan sosial yang berkembang
pada tahun 1940-1960-an gerakan sosial dianggap sebagai gejala penyimpangan deviant, irasional dan dianggap penyakit sosial, maka dalam studi-studi
yangberkembang pada 1960-1970-an dan 1980-an hingga sekarang, gerakan sosial di pandang sebagai gejala positif yang kelahirannya didasari oleh alasan-
alasan rasional. Lahirnya pandangan positif merupakan implikasi dari perkembangan gerakan sosial dewasa ini, yang dinilai telah berhasil mendorong
proses demokratisasi. Gerakan sosial yang dimaksud adalah gerakan perjuangan hak-hak sipil, gerakan anti kolonial, feminis, gerakan hak asasi manusia dan
gerakan anti-rasial .
25
23
Juwono Sudarsono ed, Pembangunan Politik dan Perubahan Politik, Jakarta: Gramedia, 1976, hal. 24 – 25.
.
24
http:globalisasi.wordpress.com20060710 Gerakan Sosial: Kajian Teoritis, loc. cit.
25
Noer Fauzi, Memahami Gerakan-Gerakan Rakyat Dunia Ketiga, Yogyakarta: InsistPress, 2005, hal. 10 – 11.
Universitas Sumatera Utara
36
Teori gerakan sosial baru dan mobilisasi sumber daya merupakan dua perspektif teori yang mendominasi studi-studi gerakan sosial kontemporer. Tidak
hanya itu, kedua teori itupun memberi pengaruh yang besar terhadap perkembangan gerakan sosial di negara-negara Dunia Ketiga. Gerakan-gerakan
untuk perubahan telah banyak bermunculan di negara Dunia Ketiga. Terdapat pandangan yang berusaha menilai hadirnya gerakan sosial ataupun kelompok aksi
di dunia ketiga. Ada yang melihat gerakan sosial itu sebagai leluhur dari transisi ke sosialisme, dan yang lain melihat sebagai pendukung munculnya masyarakat
sipil. Fuentes dan Gunder Frankmendefenisikan kelompok aksi atau
pungerakan sosial tersebut sebagai akar rumput bersifat lokal, transisional ke arah sosialisme dalam arti berusaha untuk memutuskan mata rantai kolonialisme
dan bersifat antipolitik, yang artinya tidak berusaha untuk memegang kekuasaan di tingkat institusional, tetapi secara luas merupakan gerakan demokratis
26
Stepanmendefenisikan masyarakat sipil sebagai wilayah dimana terdapatbanyak gerakan sosial termasuk asosiasi kemasyarakatan, kelompok
. Kelompok itu merupakan instrumen dan pernyataan perjuangan rakyat terhadap
eksploitasi dan penindasan yang sudah sangat tua serta upaya bertahan hidup dan mempunyai identitas, mencoba untuk mencapai, dan menjadi instrumen dari,
pemberdayaan diri yang demokratis. Disisi lain terdapat pandangan mengenai munculnya kelompok aksi atau
gerakan-gerakan sosial di Dunia Ketiga, adalah sebagai unsur utama dalam munculnya masyarakat sipil dengan berusaha untuk melindungi, memprotes dan
meningkatkan kepentingan para anggotanya, hal ini memberikan dukungan kepada munculnya proses demokratis yang perlahan dengan memperkuat dan
memperluas masyarakat sipil.
26
Jeff Haynes, Demokrasi dan Masyarakat Sipil Dunia Ketiga ”Gerakan Politik BaruKaum Terpinggir”, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2000, hal.27
Universitas Sumatera Utara
37
perempuan, badan-badan keagamaan, dan arus intelektual dan organisasi profesi ahli hukum, wartawan, serikat sekerja, wiraswastawan,dan sebagainya yang
berjuang membentuk diri mereka menjadi suatu kerangka bersama guna menyatakan diri dan memajukan kepentingannya
27
Jika suatu negara demokratis, itu mengandung pengertian bahwa paling tidak disitu ada “ruang” dimana masyarakat sipil dan kelompok oposisi dapat
berfungsi dan mengejar tujuannya. Hong 1991, dikutip dalam Stiefel dan Wolfe 1994: 197, melihat organisasi yang mengikutsertakan lapisan bawah justru
sebagai fondasi dari masyarakat demokratis Dunia Ketiga . Dengan kata lain, masyarakat
sipil berfungsi sebagai batu pembatas dari warga negara terhadap kekuasaan negara. Masyarakat sipil tercakup dalam konsepsi asosiasi individu yang bebas
dan tidak tergantung pada Negara, mengatur dirinya sendiri dalam sederetan aktifitas otonom dan signifikan secara politik. Masyarakat sipil hendaknya
menjadi pelindung yang kuat terhadap dominasi negara, meliputi organisasi- organisasi yang membatasi dan mengesahkan kekuasaan negara.
28
1. Gerakan sosial merupakan salah satu bentuk perilaku kolektif. Gerakan
sosial senantiasa memiliki tujuan untuk membuat perubahan sosial atau .
Demokrasi, memberikan ruang bagi rakyat jelata termasuk juga bagi perempuan, dimana mereka dapat mengorganisasikan diri dan dengan demikian
mereka memiliki peluang untuk mencapai tujuan mereka dalam mengejar pembangunan dan atau perubahan sosial politik untuk memulihkan kedudukan
sosial mereka. Perspektif teori-teori yang dikembangkan pada umumnya meletakkan gejala gerakan sosial sebagai aktor penting yang berperan dalam
proses perubahan dari otoritarianisme ke demokrasi. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, ada beberapa hal yang dapat
dicatat sebagai ciri-ciri atau karakter yang melekat dalam gerakan sosial, yaitu:
27
Jeff Haynes, ibid., hal. 28.
28
Jeff Haynes, ibid., hal. 67
Universitas Sumatera Utara
38
untuk mempertahankan suatu kondisi. Itu artinya, tujuan sekelompok orang untuk melakukan gerakan sosial tidak selalu didasari oleh motif dan
cita-cita ‘perubahan’, karena bisa juga disadari atau tidak ditujukan untuk mempertahankan keadaan status quo.
2. Gerakan sosial tidak identik dengan gerakan politik yang terlibat dalam
perebutan kekuasaan secara langsung. 3.
Gerakan sosial merupakan perilaku kolektif yang terorganisasi, baik formal maupun tidak formal.
4. Gerakan sosial merupakan gejala yang lahir dalam kondisi masyarakat
yang konfliktual.
42
Dalam sejarah modern dikenal ada ada dua jenis gerakan sosial yakni gerakan kelas dan gerakan kelompok etnik. Contoh gerakan sosial adalah antara
kelas menengah lawan kelas dan kaum bangsawan, kelas petani lawan tuan tanah, kelas pekerja lawan majikan, petani lawan tengkulak dan petty bourgeoisie
borjuis kecil lawan pengusaha besar. Mungkin lebih luas lagi kelas miskin lawan kelas kaya. Selanjutnya, fungsi dari gerakan sosial adalah :
1. Gerakan sosial memberikan sumbangsih kedalam pembentukan opini
publik dengan memberikan diskusi-diskusi masalah sosial dan politik dan melalui penggabungan sejumlah gagasan-gagasan gerakan kedalam opini
publik yang dominan. 2.
Gerakan sosial memberikan pelatihan para pemimpin yang akan menjadi bagian dari elit politik dan mungkin meningkatkan posisinya menjadi
negarawan penting.
1.7 Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah sebagaimana ajaran mengenai cara-cara yang digunakan dalam memproses penelitian
29
29
Kartono Karti, Pengantar Metode Riset Sosial, Bandung: CV. Mandar Maju, 1996, hal 17
. Metode penelitian pada dasarnya
Universitas Sumatera Utara
39
merupakan cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan penelitian yang dilakukan.Dalam penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif yaitu
suatumetode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang
30
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif penelitian studi kasus. Penelitian studi kasus, yaitu penelitian dengan status subjek
penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas
. Tujuan dari penelitian dengan metode deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
1.7.1 Jenis Penelitian
31
30
Nazir mohammad, metode penelitian, Ghalia Indonesia, hal 54
31
Ibid, hal 57
, subjek penelitian dapat berupa individu, kelompok, lembaga ataupun masyarakat, dan dalam penelitian ini subjek penelitian adalah lembaga-
lembaga yang mengambil andil dalam penetapan upah minimum provinsi sumatera utara tahun 2013 diantaranya serikat buruh, serikat pengusaha, dan dinas
tenaga kerja baik yang tergabung ataupun tidak tergabung dalam dewan pengupahan daerah. Penelitian ini akan menganalisis data-data primer dan
skunder yang diperoleh dari narasumber yang terkait dengan pengupahan di sumatera utara sehingga penelitian dengan metode deskriptif penelitian studi
kasus dilakukan agar mudah dalam menarik kesimpulan dan dapat menjawab permasalahan-permasalahan yang ada secara tepat, karena penelitian deskriptif
studi kasus merupakan penelitian yang menggambarkan berdasarkan fakta serta data yang ada dan dianggap sebagai argumentasi terhadap suatu penelitian serta
dapat dipertanggung jawabkan dengan baik. Hasil dari penelitian studi kasus adalah suatu generalisasi dari pola kasus yang tipikal dengan individu, kelompok,
lembaga dan sebagainaya, keunggulan jenis penelitian ini adalah sebagai suatu studi untuk mendukung studi yang besar di kemudian hari dan hipotesis untuk
Universitas Sumatera Utara
40
penelitian lanjutan. Ciri-ciri pokok penelitian yang menggunakan penelitian deskriptif studi kasus adalah :
1. Memusatkan perhatian pada masalah yang ada pada saat penelitian
dilakukan atau masalah-masalah yang bersifat faktual. 2.
Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya dengan interpletasi yang memadai.
32
Penelitian politik pengupahan di Indoneisa akan menggunakan studi kasus penetapan upah minimum provinsi UMP Sumatera Utara tahun 2012, untuk itu
yang pertama perlu di teliti adalah bagaimana cara penghitungan upah minimum provinsi di Indonesia khususnya upah minimum provinsi sumatera utara, karena
fakta dari tahun ketahun adalah dalam penetapan upah selalu saja diwarnai gerakan demonstrasi buruh yang menuntut perbaikan upah, kenaikan upah dari
tahun ketahun menurut pimpinan serikat buruh adalah kenaikan untuk menyusaikan upah buruh dengan harga di pasar bukan dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan buruh. Penelitian dengan studi kasus seperti ini akan menekankan status subjek penelitianuntuk mengetahui dan menganalisis bagaimana penetapan
upah di Indonesia, maka dari itu yang berikutnya akan di teliti adalah politik pengupahan di Indonesia yaitu dengan mencaritahu peranan tiap elemen dewan
pengupahan daerah provinsi Sumatera Utara : serikat pengusaha, serikat buruh, dan pemerintah provinsi sumatera utara, dalam upaya politiknya mempengaruhi
proses pengambilan kebijakan upah minimum provinsi di Provinsi Sumatera Utara tahun 2012. Dan terakhir adalah menarik kesimpulan politik pengupahan di
Indonesia melalui analisis penerapan regulasi pengupahan khususnya di provinsi sumatera utara.
32
Sanafiah faisal, Format Penelitian Sosial Dasar-dasar Aplikasi, Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada,1995, hal 20
Universitas Sumatera Utara
41
1.7.2 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini yang akan menjadi lokasi sumber penelitian adalah Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota Medan pada Khususnya, mengingat
Kota Medan sebagai pusat ekonomi dan pusat pemerintahan Provinsi Sumatera Utara.
1.7.3 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian pada dasarnya merupakan suatu kegiatan unuk memperoleh data atau informasi yang sangat berguna untuk mengetahui persoalan dan
memecahkannya atau mengembangkan ilmu pengetahuan.Dalam penelitian ini sumber data di bedakan atas dua sumber yaitu:
1. Sumber data sekunder yang diperoleh dari buku-buku yang mengkaji
tentang masalah pengupahan, perburuhan dan gerakan buruh, Informasi keterangan dari serikat buruh, serikat pengusaha dan pemerintahan
provinsi sumatera utaradinas tenaga kerja, jurnal perburhan dan pengupahan, dan majalah yang terkait pengupahan di Indonesia.
2. Sumber data primer yang diperoleh dari undang-undang, dokumen-
dokumen dan wawancara dengan teknik snowball dengan narasumber dari dewan pengupahan, serikat pengusaha,serikat buruh, pemerintah daerah
provinsi Sumatera UtaraDinasTenagakerja dan Transmigrasi.
1.7.4 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis kualitatif deskriptif, yang menekankan analisis pada sebuah
peroses pengambilan kesimpulan secara induktif dan deduktif serta analisis pada fenomena yang sedang diamati dengan metode ilmiah
33
33
Burhan Bungin,Metode Penelitian Sosial,Surabaya: Airlangga University Press, 2001, hal 4
. Dalam konteks Politik Pengupahan di Indonesia, akan menggunakan teori ekonomi politik yang
Universitas Sumatera Utara
42
dikemukakan oleh Karl Marx, dengan analisis nilai lebih, komoditi dan upah serta membandingkannya dengan regulasi pengupahan yang diterapkan di Indonesia
akan dapat di tarik kesimpulan penghisapan yang di alami buruh Indonesia. Fakta dari tahun ketahun adalah dalam penetapan upah selalu saja diwarnai gerakan
demonstrasi buruh yang menuntut perbaikan upah, sehingga bisa mendapatkan gambaran bahwa ada sebuah sistem yang salah terkait tentang pengupah di
Indonesia, maka penelitian ini akan mencari tahu penyebab gerakan sosial yang terjadi dalam penetapan upah dengan menggunakan teori gerakan sosial.
Data primer dan skunder yang di himpun dari buku-buku pengupahan, perburuhan dan gerakan buruh, Informasi keterangan dari serikat buruh, serikat
pengusaha dan pemerintahan provinsi sumatera utaradinas tenaga kerja, jurnal perburhan dan pengupahan, majalah yang terkait pengupahan di Indonesia,
undang-undang, dokumen-dokumen dan wawancara dengan dewan pengupahan, serikat pengusaha,serikat buruh, pemerintah daerah provinsi Sumatera utaradinas
tenaga kerja, LSMLBHyang mengkaji tentang perburuhan, kemudian akan di analisa dengan teknik kualitatif deskriptif dengan tujuan agar dapat membuat
deskripsi atau gambaran secara sistematis tentang politik pengupahan di Indonesia yang disimpulakan dari proses penetapan upah minimum provinsi di indonesia
dan provinsi sumatera utara secara khusus dan menganalisa fakta yang ada dalam penetapan upah minimum provinsi serta menghubungkan fenomena pertumbuhan
ekonomi indonesia, pola hubungan produksi di indonesia, kebijakan pengupahan di indonesia serta upah yang di tetapkan untuk kesejahteraan buruh indonesia.
1.8 Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan suatu gambaran yang jelas dan terperinci, serta mempermudah isi dari skripsi ini, maka penulis membagi penulisan skripsi ini
dalam empat bab. Adapun susuna sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut ;
BAB I : PENDAHULUAN
Universitas Sumatera Utara
43
Dalam bab ini akan menguraikan latar belakang masalah, pokok permasalahan yang akan dibahas dan tujuan mengapa diadakan penelitian ini dan
metode penelitian serta kerangka teori yang akan menjadi landasan pembahasan masalah.
BAB II : KEADAAN UMUM PUNGAPAHAN DI INDONESIA
Di dalam bab ini Akan Membahas tentang sistem pengupahan di Indonesia berupa sejarah pengupahan di Indonesia serta berbagai kebijakan yang telah
dikeluarkan, penulis juga menguraikan fakta-fakta umum Pengupahan di Indonesia untuk memperkuat analisis politik pengupahan.
BAB III : POLITIK PENGUPAHAN DI INDONESIA
Pada bab ini akan membahas tentang sejauh mana peranan buruhserikat buruh dalam penetapan upah dan bagaimana peranan dari pemerinatah sebagai
penetapan kebijakan Pengupahan di Indonesia khususnya di sumatera utara. BAB IV
: PENUTUP Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil-hasil pembahasan pada bab-bab
sebelumnya, serta berisi saran-saran yang nantinya berguna bagi penulis dan buruh.
Universitas Sumatera Utara
44
BAB II KEADAAN UMUM PENGUPAHAN DI INDONESIA
2.1 Upah
Upah memberikan peranan penting dan memberikan ciri khas suatu hubungan yang disebut dengan hubungan kerja, bahkan upah merupakan tujuan
utama dari seorang pekerja melakukan pekerjaan pada orang atau badan hukum lain.
Padadasarnyapengertianupahmenganutpadaapayangtermuatdalam konvensiInternational
Larbour Organisation
ILOmengenaiperlindunganupahatauProtectionofwage.Indonesia juga mengikuti acuan
tersebut dengan
sedikit penyesuaian. Pengertian upah
yangdianutolehIndonesiasesuaidenganPeraturanPemerintahNo.08tahun 1981mengenaiperlindungan
upah yaitusuatu
penerimaan sebagaiimbalandaripengusahakepadaburuhuntuksuatupekerjaanataujasayangtelah
atauakandilakukan,dinyatakanataudinilaidalambentukuangyangditetapkanmenurut suatupersetujuanatauperaturan-perundang-undangan,dandibayarkan atas dasar
suatu perjanjian
kerjaantara pengusaha
dengan buruh,
termasuk tunjanganbaikuntukburuhsendirimaupunkeluarganya
34
34
Suwanti, Hubungan Indostrial dalam Praktek, Asosiasi Hubungan Industrial Indonesia 2003 hal 188
. Dengan pengertianupah diatas, maka upah di satu sisi adalah merupakan
hak pekerjaburuhdankewajiban pengusaha, di sisilain
pekerjaburuh berkewajiban
memberikan waktu, tenaga dan pikiran
untukbekerjaataumemberikanjasa.Disampingitunegarakitajugamenganutbahwaupa hjugamemiliki sifatsosial,
dimanabesarnyaupahdantunjanganharusdapatmemenuhikebutuhankeluarga.
Universitas Sumatera Utara