Peranan Dewan Pengupahan Daerah

104 infaq dll, helm jacket, biaya pendidikan yang sangat minimum, dan yang terakhir pajak bumi dan bangunan serta pajak kendaraan bermotor. Kebijakan yang tidak memihak ini tentu akan menghasilkan nilai yang sangat kecil.

3.3 Peranan Dewan Pengupahan Daerah

Pengusaha beserta serikat buruh berhak merekomendasikan upah untuk disepakati oleh pemerintah, merekalah yang kemudian disebut sebagai dewan pengupahan. Dewan pengupahan adalah suatu lembaga non stuktural yang bersifat tripartite yang terdiri dari : 1. Dewan Pengupahan Nasional. 2. Dewan Pengupahan daerah Provinsi. 3. Dewan Pengupahan daerah KabupatenKota. Dewan pengupahan nasional dibentuk oleh Presiden, dewan pengupahan nasional bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerinatah dalam rangka perumusan kebijakan pengupahan dan pengembangan system pengupahan nasional. Dewan pengupahan daerah Provinsi dibentuk oleh Gubernur dan dewan pengupahan KabupatenKota dibentuk oleh BupatiWalikota,dewan pengupahan Provinsi bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada Gubernur dalam rangka menetapkan UMP atau menetapkan sistem pengupahan di tingkat provinsidan tugas lainnya menyiapkan bahan rumusan pengembangan sistem pengupahan nasional, dewan pengupahan nasional dan daerah bekerja sama dengan instasi pemerintahatau swasta untuk menjalankan tugasnya. Dewan pengupahan KabupatenKota sama dengan dewan pengupahan sebelumnya, hanya saja disesuaikan dengan tingkatan birokrasinya. Keanggotaan dewan pengupahan terdari dari unsur pemerintahan, organisasi pengusaha, serikat buruh, perguruan tinggi dan pakar dengan komposisi perbandingan 2:1:1. Dapat dilihat bahwa pemerinatah mempunyai peranan besar dalam menetapkan upah mulai dari pembuatan kebijakannya, melaksanakan kebijakan tersebut dan menetapkan upah tiap tahunnya. Universitas Sumatera Utara 105 Dasar Hukum Pembentukan Dewan Pengupahan Daerah Pembentukan dewan pengupahan daerah mengacu kepada UU no 13 tahun 2003 Pasal 98 ayat 1, 2, 3 dan 4 yang menyatakan bahwa : a. Untuk memberikan saran, pertimbangan, dan merumuskan kebijakan pengupahan yang akan ditetapkan oleh pemerintah, serta untuk pengembangan sistem pengupahan nasional dibentuk Dewan Pengupahan Nasional, Provinsi, dan KabupatenKota. b. Keanggotaan Dewan Pengupahan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 terdiri dari unsur pemerintah, organisasi pengusaha, serikat pekerja- serikat buruh, perguruan tinggi, dan pakar. c. Keanggotaan Dewan Pengupahan tingkat Nasional diangkat dan diberhentikan oleh Presiden, sedangkan keanggotaan Dewan Pengupahan Provinsi, KabupatenKota diangkat dan diberhentikan oleh Gubenur BupatiWalikota d. Ketentuan mengenai tata cara pembentukan, komposisi keanggotaan, tata cara pengangkatan dan pemberhentian keanggotaan, serta tugas dan tata kerja Dewan Pengupahan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2, diatur dengan Keputusan Presiden Dasar hukum pembentukan dewan pengupahan daerah mengacu kepada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 107 Tahun 2004 Tentang Dewan Pengupahan. Pasal 21 menyatakan bahwa Dewan Pengupahan Provinsi Depeprov bertugas : a. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Gubernur dalam rangka : - Penetapan Upah Minimum Provinsi UMP. - Penetapan Upah Minimum KabupatenKota UMK - Upah Minimum Sektoral UMS. b. Penerapan sistem pengupahan di tingkat Provinsi. Universitas Sumatera Utara 106 c. Menyiapkan bahan perumusan pengembangan sistem pengupahan nasional. Pasal 23 angka 1, 2, 3 dan 4 menyatakan sebagai berikut : 1. Keanggotaan Depeprov, terdiri dari unsur Pemerintah, Organisasi Pengusaha, Serikat PekerjaSerikat Buruh, Perguruan Tinggi, dan Pakar. 2. Keanggotaan Depeprov dari unsur Pemerintah, Organisasi Pengusaha, dan Serikat PekerjaSerikat Buruh dengan komposisi perbandingan 2:1:1. 3. Keanggotaan Depeprov dari unsur Perguruan Tinggi dan Pakar jumlahnya disesuaikan menurut kebutuhan. 4. Keseluruhan anggota Depeprov sebagaimana dimaksud dalam ayat1 berjumlah gasal. Pasal 24 menyatakan bahwa Susunan keanggotaan Depeprov terdiri dari : a. Ketua, merangkap sebagai anggota dari unsur Pemerintah. b. Wakil Ketua, merangkap sebagai anggota dari unsur Perguruan TinggiPakar. c. Sekretaris, merangkap sebagai anggota dari unsur Pemerintah yang mewakili Satuan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan. d. Anggota Pasal 27 menyatakan bahwa : “Anggota Depeprov diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur atas usul Pimpinan Satuan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan” Pasal 30 angka 1, 2, 3, 4, 5 menyatakan bahwa : Universitas Sumatera Utara 107 1. Calon anggota Depeprov dari unsur Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat 1 diusulkan oleh Pimpinan Satuan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi terkait kepada Gubernur. 2. Calon anggota Depeprov dari unsur serikat pekerjaserikat buruh ditunjuk oleh Serikat PekerjaSerikat Buruh yang memenuhi syarat keterwakilan untuk duduk dalam kelembagaan ketenagakerjaan yang bersifat tripartit. Ketentuan mengenai keterwakilan unsur Serikat PekerjaSerikat Buruh sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 diatur lebih lanjut oleh Menteri. 3. Calon anggota Depeprov dari unsur organisasi pengusaha ditunjuk dan disepakati dari dan oleh organisasi pengusaha yang memenuhi syarat sesuai ketentuan yang berlaku. 4. Calon anggota Depeprov dari unsur Perguruan Tinggi dan Pakar ditunjuk oleh Gubernur. Dalam pasal 21 ayat 1 Kepres RI Nomor : 107Tahun 2004 Tentang Dewan Pengupahan dijelaskan bahwa dewan pengupahan hanya sebagai pemberi saran gubernur dalam menentukan KHL setelah melakukan survey, sementara ayat 2 menyatakan bahwa dewan pengupahan daerah adalah sebagai wujud penerapan system pengupahan nasional atau dengan kata lain depeda hanya sebagai wujud pelengkap otonomi di daerah. Dewan pengupahan daerah tidak memiliki legitimasi hanya sebagai upaya pemerintah dalam menghegemoni dengan seolah- olah melibatkan serikat buruh dan pengusaha dalam mendamaikan hubungan industrial khususnya tentang upah. Praktek politik pengupahan juga diwujudkan dalam ketimpangan peraturan yang ada, pada pasal 23 Kepres RI Nomor : 107Tahun 2004 Tentang Dewan Pengupahan, keanggotaan depeda Provinsi Sumatera utara yang ditunjuk oleh pemerintah untuk perbandingannya 22 orang mewakili pemerintah, 8 orang mewakili organisasi pengusaha dan 8 orang dari serikat buruh. Pemerintah Provinsi Sumatera utara menambahkan pembina 1 orang, pengarah 1 orang, penanggung jawab 1 orang serta pakar sebanyak 2 orang yang juga sebagai Universitas Sumatera Utara 108 anggota dewan pengupahan Provinsi Sumatera utara. Keterwakilan pengusaha di dewan pengupahan Provinsi Sumatera utara semuanya berasal dari Asosiasi Pengusaha Indonesia APINDO sebanyak 8 orang, sementara perwakilan dari serikat buruh berasal dari serikat yang berbeda-beda yaitu KSBSI, KSPSI, dan SBSI 1992. Dalam penentuan keterwakilan dalam dewan pengupahan daerah untuk organisasi pengusaha adalah APINDO menjadi satu-satunya organisasi pengusaha yang diakui pemerintah Indonesia untuk dapat memberikan perwakilannya, di sumatera utara sebanyak 8 orang mewakili APINDO dalam dewan pengupahan daerah. Sementara untuk penentuan perwakilan serikat buruh diatur dalam Kepmenakertrans RI Nomor : Kep-201Men2001 Tentang Keterwakilan Dalam Kelembagaan Dalam Hubungan Industrial, Dengan Memperhatikan: - Permenakertrans Nomor : Per-06Men2005 Tentang Verifikasi Keanggotaan Serikat PekerjaSerikat Buruh. - Kepmenakertrans Nomor : Kep-16Men2001 Tentang Pencatatan Serikat PekerjaSerikat Buruh. Kriteria serikat pekerjaserikat buruh yang dapat mencalonkan wakilnya untuk duduk di kelembagaan hubungan industrial diatur dalam pasal 3, 4 dan 5 kep- 201men2001, dengan perincian sebagai berikut : Persyaratan SPSB untuk Duduk dalam Dewan Pengupahan No Persyaratan Kelembagaan Hubungan Industrial Nasional Provinsi KabupatenKota 1 Unit Kerja 150 SPSB 30 SPSB 10 SP 2 Anggota SPSB 50.000 org 5.000 org 2500 org 3 Jumlah Kepengurusan 20 20 - SPSB dalam KabKota Universitas Sumatera Utara 109 Penetapan dan pembagian jumlah wakil serikat pekerjaserikat buruh yang duduk dalam kelembagaan hubungan industrial Nasional, Provinsi, dan KabupatenKotaditentukan secaraproporsional sesuai jumlah anggota serikat pekerjaserikat buruh berdasarkan hasil audit atau verifikasi keanggotaan serikat pekerjaserikat buruh. Keanggotaan serikat pekerjaserikat buruh, yang melakukanrekapitulasi hasil pengecekan dan verifikasi keanggotaan serikat pekerjaserikat buruh adalah instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di KabupatenKota 57 Berkaitan verifikasi dan pencatatan serikat pekerjaserikat buruh ada di Kabupaten Kota, maka Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara dalam upaya menentukan keterwakilan SPSB yang duduk dalam keanggotaan Dewan Pengupahan Provinsi Sumatera Utara berkoordinasi dengan Instansi Ketenagakerjaan KabupatenKota. Berdasarkan data-data pencatatan dan .Verifikasi tersebut dilakukan setiap tahun, laporan hasil verifikasi disampaikan kepada BupatiWalikota untuk diteruskan kepada Gubernur dan Mentri. Penentuan Keterwakilan SPSB Dalam Keanggotaan Dewan Pengupahan Daerah Prov. Sumatera Utara Penentuan keterwakilan SPSB dalam kenggotaan dewan pengupahan provinsi sumatera utara didasarkan pada Permenakertrans RI No : KEP- 201MEN2012001 tentang Keterwakilan dalam Kelembagaan Hubungan Industrial, dengan berpedoman kepada Permenakertrans No : Per-06Men2005 tentang Verifikasi Keanggotaan Serikat PekerjaSerikat Buruh dan Kepmenakertrans Nomor : Kep-16Men2001 tentang Pencatatan Serikat PekerjaSerikat Buruh. 57 Permenakertrans RI Nomor : PER.06MENIV2005 tentangPedoman Verifikasi 4 Jumlah Kepengurusan 20 - - SPSB dalam Provinsi Universitas Sumatera Utara 110 rekapitulasi verifikasi serikat pekerjaserikat buruh dari instansi ketenagakerjaan Kabupaten Kota selanjutnya Disnakertrans Provinsi Sumatera Utara mengikuti langkah-langkah tahapan yang diatur dalam Kepmentrakertrans RI No : KEP- 201MEN2012001. Dewan pengupahan daerah provinsi Sumatera utara dalam penentuan upah minimin kabupatenkota UMK juga memiliki tugas dan fungsi untuk menyaring usulan UMK kabupatenkota yang ada di sumatera utara dewan pengupahan provinsi sumatera utara berperan untuk memeriksa kewajaran harga dari 60 enam puluh komponen kebutuhan hidup layak yang disurvey oleh dewan pengupahan kabupatenkota. Dewan pengupahan provinsi sumatera utara juga berperan dalam memeriksa nilai usulanrekomendasi umk dari bupatiwalikota, menjaga agar semua nilai yang diusulkan tidak lebih kecil dari nilai KHL di wilayahnya dan tidak lebih kecil dari nilai UMP sumatera utara. Dewan pengupahan dalam melaksanakan ketentuan pasal 6 permenakertrans no. 13 tahun 2012 tidak memiliki panduan khusus, tidak ada pedoman yang jelas dari Kementerian tenaga kerja dan transmigrasi RI tentang teknis pelaksanaan perhitungan ke-empat faktor pertimbangan UMP yang akan diakumulasikan dengan nilai KHL terendah, sehingga akhirnya dalam mengusulkan nilai UMP tahun 2013, dewan pengupahan provinsi sumatera utara hanya mempergunakan persentase rata-rata dari prakiraan inflasi sumatera utara tahun 2013 dari Bank Indonesia dan PDRBSumatera utara pada triwulan kedua dari BPSSumatera Utara. Hal ini dirasa perlu agar lebih meningkatkan independensi dan akurasi dewan pengupahan dalam melakukan perhitungan, selain itu kementrakertrans juga harus menerbitkan panduang untuk prediksi inflasi di bulan november dan desember, hal ini dikarenakan dewan pengupahan tidak melakukan survey di bulan ini dan juga inflasi pada desember juga menjadi tanggungan buruh, sehingga harus menjadi bahan pertimbangan dalam penghitungan KHL. Universitas Sumatera Utara 111 Menurut serikat buruh penetapan UMP sumut 2013 yang mendapatkan penolakan dari serikat buruh dan pengusaha dikarenakan dewan pengupahan daerah yang saslah merekomendasikan nilai. Nilai yang direkomendasikan depeda sangat jauh dari harapan buruh, nilai tersebut sangat rendah karena metode penghitungan dan metode survey yang salah, misalkan daging, buruh lajang hanya boleh makan daging sebanyak 0,7 Kg per bulan, ini sangat tidak masuk akal, perdebatan serikat buruh dalam dewan pengupahan daerah juga dengan pengusaha, bagaimana merasionalkan kepada pengusaha bahwa nilai yang di dapat sangat minim, rapat selalu saja deadlock dan buntu, akan tetapi pengusaha terus saja menang dalam voting karena didukung oleh akademisi dan wakil-wakil pemerintah. Survey dan penghitungan yang dilakukan depeda adalah sebagai kerangka acuang buat gubernur dalam menetapkan UMP, maka penetapan UMP adalah otoritas tunggal dari gubernur. Nilai yang direkomendasikan depeda masih belum layak, bahkan setelah direvisi oleh gubernur menjadi Rp 1.375.00 masih dirasa belum cukup untuk memenuhi KHL buruh, nilai yang diperoleh depeda sangat kecil karena komponen dalam permenaker no 13 tahun 2012 tidak menyentuh substansi, komponen seperti kaca, sisir, deodoran, bedak, tidak mempunyai nilai yang signifikan untuk meningkatkan upah buruh, lalu negara akan kembali merampas upah buruh dengan penarikan pajak PPh, BPJS, Jamsostek, belum lagi pekerja yang outsourcing. Dewan pengupahan saat ini masih belum representatif bagi buruh, apakah verifikasi yang tidak jelas ataupun persoalan kedekatan emosional. Dari 2 atau 3 serikat buruh yang duduk di dewan pengupahan sementara diluar itu ada belasan dari serikat buruh sehingga mau tidak mau serikat lain harus menyampaikan aspirasinya langusng kepada pemerintah. Dewan pengupahan saat ini yang terpilih sebagai anggota dewan pengupahan tidak pernah membuka ruang bagi serikat buruh lain untuk merumuskan bersama hal yang akan diperjuangkan di dalam dewan pengupahan, kapasitas dan kualitas dewan pengupahan juga masih Universitas Sumatera Utara 112 diragukan. Ada banyak jalan bagi buruh menyuarakan aspirasi akan tetapi tidak signifikan perubahan yang diciptakan, secara organisasi pimpinan serikat buruh bisa saja memanggil dewan pengupahan dan mengadakan dialog dan beraudiensi dengan pemerintah akan tetapi hal ini tidak akan memberikan pembelajaran bagi buruh dan pengusaha bahwa ada suara lain yang layak untuk mereka dengar, maka dalam gerakan sosial untuk mencapai perubahan sosial tersebut buruh harus terlibat didalamnya dan demonstrasi adalah satu satunya solusi untuk hal ini. Demonstrasi ini sangat berdampah bagi kehidupan kaum buruh, dengan adanya seriakat buruh didalam pabrik maka pemenuuhan hak-hak normatif buruh lebih terjamin. Hal perwakilan dalam depeda menurut APINDO sudah baik, akan tetapi hak depeda dalam menjalankan kerja sebagai pembantu gubernur dalam melakukan survey sekiranya dapat ditingkatkan, karena pada penetapan UMP 2013 hasil survey depeda tidak dipergunakan dan tidak ada peraturan yang menegaskan hasil survey tersebut sebagai sebuah keharusan buat gubernur dalam menetapkan UMP, melainkan hanya sebagai rujukan atau refereni buat gubernur.Pada penetapan UMP 2012 upah yang di rekomendasikan depeda direvisi oleh pak gubernur dari Rp 1.294.000 menjadi Rp 1.305.000 dan kemudian menjadi Rp 1.375.00, pengusaha dan buruh yang berada di dalam depeda sudah sepakat untuk nilai tersebut, akan tetapi demonstrasi buruh yang tumpah ruah sedikit banyak mengintevensi pemerintah dalam mengambil keputusan, ketegasan gubernur yang kami harapkan, keputusan depedan sekiranya menjadi acuan gubernur bukan demonstrasi yang rentan politisasi dari beberapa pihak.

3.4 Politik Pengupahan