Sikap Bahasa Hakikat Sikap Bahasa

commit to user 40 dasarnya sikap yang ada dalam diri seseorang terbentuk melalui faktor internal dalam faktor eksternal. Bagan sikap ini dikutip dari Bimo Walgito 1994:115

d. Sikap Bahasa

Sikap bahasa pada dasarnya berhubungan dengan sikap pada umumnya. Sikap bahasa merupakan dorongan dari dalam diri individu yang berhubungan dengan proses motif, emosi, persepsi, dan kognisi yang mendasari seseorang dalam bertingkah laku, khususnya dalam objek bahasa. Menurut Anderson dalam Basuki Suhardi 1996:35, sikap bahasa adalah tata kepercayaan yang berhubungan dengan bahasa yang secara relatif berlangsung lama, mengenai suatu objek bahasa yang memberikan kecenderungan kepada seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu yang disukainya. Anderson membedakan sikap menjadi dua jenis, yaitu sikap bahasa dan sikap bukan bahasa, seperti sikap politik, sikap sosial, dsb. Namun, kedua jenis sikap tersebut sama-sama dapat berdiri atas kepercayaan-kepercayaan, diantaranya kepercayaan tentang bahasa. Faktor Internal · Fisiologis · Psikologis Faktor Eksternal · Pengalaman · Situasi · Norma-norma · Hambatan · Pendorong Sikap Objek Sikap Reaksi commit to user 41 Menurut Amran Halim 1978: 138, sikap bahasa adalah tata keyakinan atau kognisi yang relatif berjangka panjang, sebagian mengenai bahasa, mengenai objek bahasa, yang memberikan kecenderungan kepada seseorang untuk bereaksi dengan cara tertentu yang disenanginya. Hal senada juga diungkapkan oleh Suwito, keadaan dan proses terbentuknya sikap pada umumnya. Sikap bahasa juga merupakan peristiwa kejiwaan sehingga tidak dapat diamati secara langsung. Sikap bahasa antara lain dapat diamati lewat perilaku bahasa dan tutur. Garvin dan Mathiot dalam Abdul Chaer, 1995: 201, mengemukakan bahwa sikap bahasa meliputi: 1 kesetiaan bahasa language loyality yang mendorong suatu masyarakat bahasa mempertahankan bahasannya dan apabila perlu mencegah munculnya pengaruh asing, 2 kebanggaan bahasa language pride yang mendorong orang mengembangkan bahasannya dan menggunakannya sebagai lambang identitas dan kesatuan masyarakatnya, dan 3 kesadaran adanya norma bahasa awareness of the norm yang mendorong orang menggunakan bahasannya dengan cermat dan santun, merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap perbuatan, yaitu kegiatan penggunaan bahasa. Sejalan dengan pendapat tersebut I Gusti Ngurah Oka 1974: 158 menjelaskan, bahwa unsur kejiwaan yang termasuk ke dalam sikap mental bahasa yaitu: 1 rasa setia bahasa; 2 rasa bangga bahasa; 3 rasa hormat bahasa, dan 4 rasa prihatin akan norma bahasa. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Slamet Mulyono 1974: 67 bahwa sikap bahasa memiliki tiga pokok ciri, yaitu: 1 setia terhadap bahasa language loyality, 2 rasa hormat bahasa language commit to user 42 honour, dan 3 rasa bangga bahasa, rasa prihatin akan norma bahasa awaraness of the norm. Kesetiaan bahasa artinya keinginan masyarakat pemakai bahasa untuk memelihara dan mempertahankan bahasa itu. Apabila perlu ia akan mencegah pengaruh bahasa lain, mencegah adanya inferensi dari bahasa asing. Kesetian bahasa yang mengandung aspek mental dan emosional akan menentukan bentuk tingkah laku berbahasa. Kesetiaan berbahasalah yang mendorong untuk mempertahankan bahasa. Kebanggaan bahasa mendorong masyarakat pemakai bahasa untuk menjadikan bahasa itu sebagai penanda jati diri, identitas etniknya, dan sekaligus membedakan dengan etnik lain. Kesadaran akan norma bahasa adalah sikap yang mendorong penggunaan bahasa secara cermat, benar, santun, dan layak. Kesadaran berbahasa yang demikian merupakan faktor yang sangat menentukan perilaku tutur dalam wujud pemakaian bahasa. Rasa hormat terhadap bahasa artinya sikap yang dimiliki oleh pemakai bahasa untuk menggunakan tuturan bahasa yang baik dan benar dalam ragam lisan maupun tulisan. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sikap bahasa adalah tata kepercayaan yang berhubungan dengan bahasa yang secara relatif berlangsung lama, mengenai suatu objek bahasa yang memberikan kecenderungan kepada seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu yang disukainya, misalnya setia menggunakan bahasa, bangga memiliki suatu bahasa, dan sadar akan aturannorma bahasa. commit to user 43

e. Komponen Sikap Bahasa