Pengertian Investasi Syariah Prinsip-prinsip Umum Investasi Syariah

19 a. Harga tanah cenderung naik karena jumlah tanah terbatas dan jumlah populasi semakin lama semakin naik sehingga permintaan akan lebih tinggi dari penawaran. b. Bisa dijadikan sebagai jaminan pembayaran. c. Bisa didirikan bangunan yang dapat dijadikan dalam bisnis. 3. Kerugian Investasi Tanah Seperti investasi-investasi lainnya, investasi tanah juga memiliki beberapa risiko, yaitu sebagai berikut: a. Tidak lengkapnya surat-surat dan rentannya terkena sengketa tanah. b. Beban Pajak Bumi dan Bangunan PBB yang semakin meningkat setiap tahun. c. Tanah tidak dapat langsung dijual karena membutuhkan kecocokan dengan selera pembeli. 8

D. Investasi Syariah

1. Pengertian Investasi Syariah

Definisi investasi adalah menanamkan atau menempatkan asset, baik berupa harta maupun dana pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau meningkatkan nilainya di masa mendatang, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang yang sesuai dengan syariah Islam. Seorang investor yang berinvestasi dengan 8 Ibid, h. 163 20 harapan memperoleh imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi. Ada dua hal yang menjadi landasan dalam ekonomi Islam, yaitu Al- Qur’an dan Hadist. Konsep Islam menunjukkan bahwa semua harta benda dan seluruh alat produksi hakikatnya adalah mutlak milik Allah, sedangkan manusia hanya sebatas mendapatkan amanah untuk megelolanya. Misalnya, kepemilikan tanah dalam Islam bukan menjadi milik mutlak individu atau suatu komunitas atau milik mutlak Allah. Dengan demikian suatu komunitas atau bahkan negara tidak dapat mengklaim sebidang tanah menjadi hak penguasaannya, mereka hanya berhak dalam pengelolaan tanah tersebut. 9

2. Prinsip-prinsip Umum Investasi Syariah

a. Prinsip halal dan thayyib Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 168 yang berbunyi:                  Artinya: “Hai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari pada apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. ” Dengan dasar ayat diatas maka pembiayaan dan investasi hanya dapat dilakukan pada asset atau kegiatan usaha yang halal, tahir, spesifik tidak 9 Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, cet 1 Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h. 29-30 21 membahayakan, bermanfaat dan merupakan kegiatan usaha yang spesifik dan dapat dilakukan bagi hasil dari manfaat yang timbul. b. Prinsip Transparasi guna menghindari kondisi yang gharar, sesuatu yang tidak diketahui pasti akan kebenarannya dan berbau Maysir. c. Prinsip keadilan dan persamaan masalah keuntungan dalam kegiatan bisnis merupakan suatu keharusan, dalam hal memilih jenis investasi, kebijakan pengambilan keuntungannya agar senantiasa diarahkan pada suatu kegiatan bisnis yang berorientasi pada pendekatan proses dan cara yang benar dalam memperoleh keuntungan, dan bukan pendekatan yang semata mengedepankan besaran nominal hasil keuntungan yang diperoleh. d. Dari segi penawaran supply maupun permintaan demand, pemilik harta investor dan pemilik usaha emiten maupun bursa dan self regulating organization lainnya tidak boleh melakukan hal-hal yang menyebabkan gangguan yang disengaja atas mekanisme pasar. 10

3. Norma Berinvestasi Syariah