2.1.3.3. Dana Alokasi Khusus DAK
Dana Alokasi Khusus DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu
mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Dana Alokasi Khusus merupakan bagian dari dana perimbangan sesuai
dengan UU No.33 Tahun 2004. Yani 2008:172 menyatakan bahwa DAK dialokasikan kepada daerah
tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas daerah. Dan DAK dialokasikan untuk membantu daerah mendanai
kebutuhan fisik sarana dan prasarana yang merupakan prioritas nasional dibidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur jalan, irigasi, dan air bersih, kelautan dan
perikanan, pertanian, prasarana pemerintahan daerah, serta lingkungan hidup. Pengalokasian DAK diprioritaskan untuk daerah yang memiliki kemampuan
fiskal rendah atau dibawah rata-rata nasional. Kemampuan fiskal daerah didasarkan pada selisih antara realisasi penerimaan umum daerah dengan belanja pegawai negeri
sipil daerah pada APBD tahun anggaran.
2.1.4. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah merupakan pendapatan daerah yang tidak termasuk dalam kelompok pendapatan asli daerah dan dana perimbangan. Yani
2008:211-212 menyatakan bahwa cakupan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
1. Hibah yang berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah lainnya,
badanlembagaorganisasi swasta dalam negeri, kelompok masyarakatperorangan, dan lembaga luar negeri yang tidak mengikat.
2. Dana darurat dari pemerintah dalam rangka penanggulangan korbankerusakan
bencana alam. 3.
Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kabupatenkota 4.
Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus yang ditetapkan oleh pemerintah. 5.
Bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah daerah lainnya. Menurut UU No.32 Tahun 2004 Pasal 164, menyebutkan bahwa Lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah merupakan seluruh Pendapatan Daerah selain PAD dan Dana Perimbangan, yang meliputi Hibah, Dana Darurat, dan lain-lain pendapatan
yang ditetapkan pemerintah.
2.1.5. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
Kinerja merupakan gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan, visi dan misi suatu organisasi Bastian, 2006:117. Pengukuran
kinerja pemerintah daerah dapat diukur dengan menilai efisiensi atas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat Moore, 2003. Penilaian efisiensi sangat penting
dilakukan karena akan berdampak pada standar hidup masyarakat. Penghitungan rasio efisiensi yaitu:
Efisiensi = Realisasi pengeluaran Realisasi penerimaan
Universitas Sumatera Utara
Rasio efisiensi adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara output dan input atau realisasi pengeluaran dengan realisasi penerimaan daerah. Semakin kecil
rasio ini, maka semakin efisien, begitu pula sebaliknya. Dalam hal ini dengan mengasumsikan bahwa pengeluaran yang dibelanjakan sesuai dengan peruntukkannya
dan memenuhi dari apa yang direncanakan. Pada sektor pelayanan masyarakat adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan baik dan seminimal mungkin.
Suatu kegiatan dikatakan efisien jika pelaksanaan pekerjaan tersebut telah mencapai hasil output
maksimal dengan menggunakan biaya input yang terendah atau dengan biaya minimal
diperoleh hasil yang diinginkan
. Pengelolaan keuangan yang efisien akan meningkatkan kualitas akan pengambilan keputusan sehingga bila keputusan yang
diambil berkualitas akan meningkatkan kinerja keuangan pemerintah daerah.
Dengan mengetahui hasil perbandingan antara realisasi pengeluaran dan realisasi penerimaan dengan menggunakan ukuran efisiensi tersebut, maka penilaian kinerja
keuangan dapat ditentukan Medi, 1966 dalam Budiarto, 2007. Apabila kinerja keuangan diatas 100 ke atas dapat dikatakan tidak efisien, 90 - 100 adalah kurang
efisien, 80 - 90 adalah cukup efisien, 60 - 80 adalah efisien dan dibawah dari 60 adalah sangat efisien.
Efisiensi mempunyai dua makna yaitu: Kinerja suatu program atau kegiatan sangat baik. Dan dampak yang maksimum berkaitan dengan sumber daya yang
dialokasikan. Pengukuran efisiensi dalam organisasi sektor publik merupakan hal yang penting, hal ini dikarenakan kurangnya net income sebagai gambaran akan
kinerja keuangan pemerintah daerah saat ini. Suatu kegiatan dikatakan efisien jika
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan pekerjaan tersebut telah mencapai hasil output maksimal dengan menggunakan biaya input yang terendah atau dengan biaya minimal
diperoleh hasil yang diinginkan
. Pengelolaan keuangan yang efisien akan meningkatkan kualitas akan pengambilan keputusan sehingga bila keputusan yang diambil berkualitas akan
meningkatkan kinerja keuangan pemerintah daerah.
Anggaran daerah dipergunakan sebagai alat untuk menentukan besarnya pendapatan, pengeluaran, dan pembiayaan, alat bantu pengambilan keputusan dan
perencanaan pembangunan. Kinerja yang terkait dengan anggaran merupakan kinerja keuangan daerah berupa perbandingan antara penerimaan dan pengeluaran yang terdapat
pada realisasi anggaran. Kinerja merupakan pencapaian atas apa yang direncanakan,
apabila pencapaian sesuai dengan yang direncanakan, maka kinerja yang dilakukan terlaksana dengan baik.
Untuk menilai kinerja digunakan ukuran penilaian berdasarkan
indikator sebagai berikut : a Masukan input adalah tolak ukur kinerja berdasarkan besaran sumber dana yang digunakan untuk melaksanakan program atau
kegiatan; b Keluaran output adalah tolak ukur kinerja berdasarkan produk barang atau jasa yang dihasilkan dari program atau kegiatan sesuai dengan masukan yang
digunakan; c Hasil outcame adalah tolak ukur kinerja berdasarkan tingkat keberhasilan yang dicapai berdasarkan tingkat keluaran program atau kegiatan yang
sudah dilaksanakan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.6. Belanja Daerah