5.6.3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah berpengaruh terhadap Belanja
Daerah
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah X3 secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah. Dan memiliki nilai koefisien regresi
sebesar 0,123, artinya apabila terjadi perubahan variabel Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar 1 maka akan menaikkan Belanja Daerah sebesar 0,123 atau
12,3. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Andirfa 2009, hasil menunjukkan bahwa Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah secara simultan dan
parsial berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal Komponen Belanja Daerah.
5.6.4. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah sebagai variabel moderating
dapat memperkuatmemperlemah hubungan antara Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah terhadap
Belanja Daerah
Hasil uji residual menunjukkan nilai koefisien negatif dan tidak signifikan, artinya Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah X4 bukan merupakan variabel
moderating dan tidak dapat memperkuat hubungan antara Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terhadap Belanja
Daerah. Pada penelitian ini Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah jika dilihat dengan menggunakan ukuran efisiensi untuk 25 KabupatenKota menunjukkan bahwa rata-
rata Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah sebesar 89.50 antara 80-90, artinya Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah cukup efisien.
Universitas Sumatera Utara
Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah dilihat dengan nilai rata-rata cukup efisien, Menurut UU No.59 Tahun 2007 Pasal 4 efisiensi merupakan pencapaian
keluaran yang maksimum dengan penerimaan tertentu atau penggunaan penerimaan terendah untuk mencapai keluaran tertentu, dan manfaat keuangan daerah untuk
masyarakat diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat. Sesuai dengan UU No.59 Tahun 2007 Pasal 17 dan 18, penerimaan daerah terdiri dari pendapatan daerah
dan penerimaan pembiayaan daerah. Sedangkan pengeluaran daerah terdiri dari belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah. Kinerja Keuangan Pemerintah
Daerah dikaitkan dengan UU No.59 Tahun 2007 Pasal 96, dimana tolak ukur kinerja merupakan ukuran prestasi kerja yang akan dicapai dari keadaan semula dengan
mempertimbangkan faktor kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektifitas pelaksanaan dari setiap program dan kegiatan.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Hasil penelitian ini memberi kesimpulan sebagai berikut: 1.
Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah. 2.
Dana Perimbangan berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah. 3.
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah.
4. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah bukan merupakan variabel moderating
yang memperkuat hubungan antara Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terhadap Belanja Daerah.
6.2. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai keterbatasan antara lain sebagai berikut: 1.
Penelitian ini hanya meneliti 25 KabupatenKota dari 33 KabupatenKota yang ada di wilayah Sumatera Utara. Pemilihan sampel didasarkan pada
KabupatenKota yang telah melaporkan Realisasi APBD dengan lengkap dalam kurun waktu penelitian selama periode 2007 sd 2009.
2. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah hanya diukur dengan rasio efisiensi,
mungkin hasilnya akan lebih baik apabila mengetahui kualitas, kuantitas, dan efektifitas setiap program dan kegiatan yang telah dilaksanakan.
Universitas Sumatera Utara