Indeks korelasi point biserial Ypbi yang diperoleh dari hasil perhitungan dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5
sesuai dengan jumlah lembar jawab siswa yang diteliti. Pada penelitian ini indeks korelasi poin biserial Ypbi dilihat dari kriteria yang terdapat pada
aplikasi Anates versi 4.0.9 sesuai dengan jumlah lembar jawab yang diteliti.
2. Reliabilitas
Reliabilitas dapat dihitung dengan rumus Belah dua sebagai berikut:
× +
Keterangan: = Koefisien reliabilitas tes
= Koefisien korelasi ganjil-genap separoh tes dengan separo lainnya
Karno To, 2003:10 Interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes pada umumnya
digunakan patokan sebagai berikut: a.
Apabila
11
sama dengan atau lebih daripada 0,70 berarti tes memiliki reliabilitas tinggi reliable
b. Apabila lebih kecil daripada 0,70 berarti tes belum memiliki reliabilitas
tinggi unreliable Anas Sudijono, 2011:209
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan
dalam bentuk indeks yang dihitung dengan rumus sebagai berikut: ,- =
.
+00
1
+20
× 100 Keterangan:
TK = Indeks Kesukaran
5
6
= Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok A 5
5
= Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok B 7
6
= Jumlah siswa pada kelompok A Atasunggul 7
5
= Jumlah siswa pada kelompok B Bawahasor Interpretasi:
0 - 15 = sangat sukar
16 - 30 = sukar
31 -70 = sedang
71 - 85 = mudah
86 - 100 = sangat mudah.
Karno To, 2003:15
4. Daya Pembeda
Untuk menghitung daya pembeda dapat digunakan rumus berikut:
89 =
.
+ 00
1
× 100 Keterangan:
DP = Jumlah Peserta Tes 5
6
= jumlah jawaban benar pada kelompok atas 5
5
= jumlah jawaban benar pada kelompok bawah 7
6
= jumlah siswa pada salah satu kelompok A atau B Interpretasi:
9 = Tidak Baik
10 -19 = Kurang Baik
20 -29 = cukup
30 - 49 = baik
≥ 50
= sangat baik Karno To, 2003:14
5. Pola Sebaran Jawaban
Penyebaran pilihan jawaban dijadikan dasar dalam penelaahan soal untuk mengetahui berfungsi tidaknya alternatif jawaban yang tersedia.
Cara memperoleh pola sebaran jawaban yaitu dengan menghitung banyaknya siswa yang memilih pilihan jawaban a, b, c, d, e, atau yang
tidak memilih pilihan apapun omit. Kusaeri dan Suprananto 2012: 177 menyatakan bahwa suatu alternatif jawaban pengecoh dapat dikatakan
berfungsi apabila: a.
Paling tidak dipilih oleh 5 peserta tes atau siswa b.
Lebih banyak dipilih oleh kelompok siswa yang belum paham materi.
Hasil dari akumulasi pengecoh yang tidak berfungsi, kemudian dikonsultasikan dengan kriteria penilaian penggunaan pengecoh yang telah
diadaptasi dari skala likert.