Pembelajaran Matematika Pembelajaran Matematika

15

c. Pembelajaran Matematika

Matematika merupakan salah satu bagian penting dalam kurikulum. Hal itu seperti yang disampaikan oleh Sullivan 2011: 3 “... mathematics is an important element of the school curriculum.” Matematika diajarkan di jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah. Matematika menurut Soedjadi 2000: 11, sebagai berikut: 1 Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik. 2 Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. 3 Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan. 4 Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk. 5 Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik. 6 Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat. Menurut Soedjadi 2000: 13, beberapa karakteristik matematika itu adalah : 1 Memiliki objek kajian abstrak 2 Bertumpu pada kesepakatan 3 Berpola pikir deduktif 4 Memiliki simbol yang kosong dari arti 5 Memperhatikan semesta pembicaraan 6 Konsisten dalam sistemnya Menurut James dan James 1976: 239, “mathematics is the logical study of shape, arrangement, quantity, and many related concepts.” Matematika merupakan ilmu tentang logika suatu bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan. Menurut Chambers 2008: 9, “mathematics is a study of pattern, relationship, and rich interconnected ideas the purist view.” Matematika mempelajari tentang susunan pola, hubungan dan ide-ide yang saling berhubungan. 16 Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang logika, pola, hubungan dan konsep-konsep yang saling terkait dan agar berpikir dengan pola deduktif. Selanjutnya adalah definisi dari pembelajaran. “Instruction is the man ipulation of the learner’s environment by the instructors in order to foster learning. It thus involves: 1 manipulating what the learner experiences, and 2 intention to cause learning” Dumont, Istance, Benavides, 2010: 188. Menurut Oemar Hamalik 2005: 57, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses belajar yang terjadi berulang-ulang dan terus-menerus sehingga menyebabakan adanya perubahan perilaku yang disadari dan cenderung bersifat tetap Muhammad Thobroni Arif Mustofa, 2013: 21. “Instruction should involve students in reflecting, explaining, reasoning, connecting, and com municating” Pesek Kirshner, 2000: 525. Pembelajaran sebaiknya melibatkan siswa dalam merefleksi, menjelaskan, memberi alasan, menghubungkan dan mongomunikasikan. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar Isjoni, 2010: 14. Hal yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri Oemar Hamalik, 2005: 76. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang tersusun dengan tujuan untuk memudahkan dalam proses belajar. 17 Menurut NCTM 2000: 11 terdapat enam prinsip utama dalam pembelajaran matematika sekolah, diantaranya adalah: 1 Equity. Exellence in mathematics education require equity high expectations and strong support for all student;. 2 Curriculum. A curriculum is more than a collection of activities, it must be coherent, focused on important mathematics, and well articulated across the grades; 3 Teaching. Effective mathematics teaching requires understanding what students know and need to learn and then challenging and supporting them to learn it well; 4 Learning. Students must learn mathematics with understanding, actively building new knowledge from experience and prior knowledge; 5 Assessment. Assessment should support the learning of important mathematics and furnish useful information to both teachers and students; 6 Technology. Technology is essential in teaching and learning mathematics, it influences the mathematics that taught and enhances students’ learning. Oleh karena itu, pembelajaran matematika merupakan suatu serangkaian kegiatan yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam mata pelajaran matematika serta tujuan pembelajarannya sebagai proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik yang berhubungan dengan penalaran logika. Students in grades 6 through 8 are forming conclusions about their mathematical abilities, interest, and motivation that will influence how they approach mathematics in later years. Instruction at this level should build on their emerging capabilities to think hypothetically, comprehend cause and effect, and reason in both concrete and abstract terms. Algebra and geometry form a large part of the recommended curriculum during these years Protheroe, 2007: 52. Siswa di tingkat 6 hingga 8 sedang membentuk kesimpulan tentang kemampuan, ketertarikan, dan motivasi terhadap matematika sehingga akan mempengaruhi pendekatan matematika di tahun berikutnya. Pembelajaran di 18 tingkat ini harus membangun kemampuan mereka untuk berpikir hipotesis, memahami sebab dan akibat, serta beralasan yang baik secara konkret dan abstrak. Aljabar dan geometri merupakan bagian besar dari kurikulum yang dianjurkan.

2. Pembelajaran Langsung Direct Instruction

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial

0 26 151

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

0 10 174

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

0 5 93

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN GANDA SISWA.

0 0 12

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN SNOWBALL THROWING DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA

0 0 12

Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make a Match pada Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Minat Belajar Matematika - UNS Institutional Repository

0 0 19