Keterampilan Sosial Kerangka Teori

35

6. Keterampilan Sosial

Setiap individu dituntut untuk memiliki keterampilan sosial agar dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul di lingkungannya. Keterampilan- keterampilan sosial menurut Syamsul Bachri Thalib 2013: 159 sebagai berikut: Keterampilan-keterampilan sosial tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri dan orang lain, memberi atau menerima umpan balik feedback, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku. Individu dengan keterampilan sosial rendah tidak akan mampu berbagi dengan orang lain dan ingin menang sendiri Syamsul Bachri Thalib, 2013: 164- 165. Muijs Reynolds 2005: 130 mengatakan “social skills are not just important in and of themselves, but are also linked to other desirable outcomes”. Keterampilan sosial tidak hanya penting di dalam dan dari keterampilan itu sendiri, tetapi juga terkait dengan hasil lainnya yang diinginkan. “Social skills are positively predictive of concurrent levels of academic achievement”Malecki Elliot, 2002: 1. Makna dari pernyataan di atas adalah keterampilan sosial mempengaruhi tingkat prestasi akademik. Gresham, Sugai, and Horner pada tahun 2001 Bremer Smith, 2004: 1 mengatakan “social competence as “the degree to which students are able to establish and maintain satisfactory interpersonal relationships, gain peer acceptance, establish and maintain friendships, and terminate negative or pernicious interpersonal relationships .” Keterampilan sosial yaitu sejauh mana siswa dapat membangun dan memelihara hubungan interpersonal yang tepat, 36 mendapatkan penerimaan oleh orang lain, membangun dan memelihara persahabatan, dan mengakhiri hubungan interpersonal yang negatif atau bersifat merusak. “Social skills are those behaviors that promote successful social relationships enable individuals to work effectively with others ” Arends, 2007: 367. Keterampilan sosial adalah perilaku-perilaku yang mendukung kesuksesan hubungan sosial dan memungkinkan individu untuk bekerja secara efektif bersama orang lain. Dari definisi-definisi di atas keterampilan sosial adalah perilaku-perilaku terhadap lingkungan, menjalin hubungan dengan orang lain atau suatu kelompok, menghargai diri sendiri dan orang lain, serta bekerja secara efektif bersama orang lain dengan menghormati norma-norma dan nilai yang ada dalam kelompok atau masyarakat tertentu. Menurut Syamsul Bachri Thalib 2013: 165, adanya keterampilan sosial dalam diri seseorang terdiri dari sejumlah sikap yaitu, Seseorang memiliki keterampilan sosial tinggi, apabila dalam dirinya memiliki keterampilan sosial yang terdiri dari sejumlah sikap, termasuk: a. kesadaran situasional atau sosial social awareness; b. kecakapan ide, efektivitas, dan pengaruh kuat dalam melakukan komunikasi dengan orang atau kelompok lain; c. berkembangnya sikap empati atau kemampuan individu melakukan hubungan dengan orang lain pada tingkat yang lebih personal; d. terampil berinteraksi interaction style. Keterampilan sosial seperti yang dikemukakan Kachala Bialo 2009: 3 sebagai berikut: Social skills as defined by the SSRS-includes four components, each of which corresponds to an SSRS social skills subscale: a. Responsibility-behaviors that indicate the ability to communicate with adults and regard for propriety of work. 37 b. Self-Control-behaviors that emerge in conflict situations, such as responding appropriately to teasing, and in non-conflict situations that require taking turns and compromising. c. Assertion-initiating behaviors, such as asking others for informations and introducing oneself and responding to the actions of others. d. Cooperation-behaviors such as helping others, sharing materials, and complying with rules and directions. Keterampilan sosial seperti yang didefinisikan oleh SSRS Kachala Bialo, 2009: 3, terdiri dari empat komponen, yaitu: a. Tanggung jawab-perilaku yang menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang dewasa dan memperhatikan hal kerja. b. Kontrol terhadap diri sendiri-perilaku yang muncul dalam situasi konflik, seperti menanggapi secara tepat, dan dalam situasi tidak konflik dapat saling membutuhkan dan berkompromi. c. Sikap tegas, yaitu menanyakan kepada orang lain tentang informasi, memperkenalkan diri dan menaggapi tindakan orang lain. d. Kerjasama yaitu perilaku membantu orang lain, berbagi, dan mematuhi aturan dan arahan. Aspek-aspek keterampilan sosial NASP, 2002 yaitu: a. Survival skills e.g., listening, following directions, ignoring distractions, using nice or brave talk, rewarding yourself b. Interpersonal skills e.g., sharing, asking for permission, joining an activity, waiting your turn c. Problem-solving skills e.g., asking for help, apologizing, accepting consequences, deciding what to do d. Conflict resolution skills e.g., dealing with teasing, losing, accusations, being left out, peer pressure 38 Aspek-aspek keterampilan sosial NASP, 2002 yaitu: a. Keterampilan bertahan hidup misalnya mendengarkan, mengikuti petunjuk, mengabaikan gangguan, menggunakan secara baik atau berani berbicara, menghargai diri sendiri b. Keterampilan interpersonal misalnya, berbagi, meminta ijin, mengikuti kegiatan, menunggu giliran c. Keterampilan menyelesaikan masalah misalnya meminta bantuan, menerima konsekuensi, memutuskan apa yang akan dikerjakan d. Keterampilan menyelesaikan konflik misalnya, berurusan dengan sindiran, kehilangan, tuduhan, ditinggalkan, tekanan dari teman sebaya Caldarella Merrel 1997: 264 mengatakan terdapat 5 dimensi keterampilan sosial yaitu: Peer relations skills, self management skills, academic skills, compliance skills, and assertion skills. a. Peer relations skills dimension complimenting or praising others, offering help or assistance, and inviting others to play or interact b. Self management skills able to control his or her temper, follow rules and limits, compromise with others, and receive criticism well c. Academic skills accomplishing tasks or assignments independently, completing individual seatworkassigments, and heading teacher directions d. Compliance skills or “cooperation” compatible with others by complying with social rules and expectations, appropriately using free time, and sharing things e. Assertion skills initiating conversations with others, acknowledging compliments, and inviting others to interact Lima dimensi keterampilan sosial: a. Keterampilan yang berhubungan dengan teman sebaya memuji teman, menawarkan bantuan, mengajak teman untuk bermain atau berinteraksi 39 b. Keterampilan Manajemen Diri dapat mengontrol emosi, mengikuti aturan dan batasan, kompromi dengan orang lain, menerima kritik dengan baik c. Keterampilan akademik menyelesaikan tugas secara mandiri, menyelesaikan tugas individual, mengikuti arahanpetunjuk guru d. Keterampilan kepatuhan atau sering disebut juga dengan “cooperation” atau kerjasama kompatibel dengan orang lain dengan mematuhi aturan-aturan dalam kehidupan sosial, menggunakan waktu luang dengan tepat, dan berbagi e. Keterampilan penegasan atau sikap tegas memulai percakapan dengan orang lain, mengakui pujian, mengajak orang lain untuk berinteraksi Secara umum keterampilan sosial dapat dirangkum ke dalam 5 dimensi yaitu: a. Keterampilan yang berhubungan dengan teman sebaya memuji teman, menawarkan bantuan, mengajak teman untuk bermain atau berinteraksi b. Keterampilan Manajemen Diri dapat mengontrol emosi, mengikuti aturan dan batasan, kompromi dengan orang lain, menerima kritik dengan baik c. Keterampilan akademik menyelesaikan tugas secara mandiri, menyelesaikan tugas individual, mengikuti arahanpetunjuk guru d. Keterampilan kepatuhan kompatibel dengan orang lain dengan mematuhi aturan-aturan dalam kehidupan sosial, menggunakan waktu luang dengan tepat, dan berbagi e. Keterampilan penegasan memulai percakapan dengan orang lain, mengakui pujian, mengajak orang lain untuk berinteraksi 40

7. Prestasi Belajar

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial

0 26 151

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

0 10 174

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

0 5 93

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN GANDA SISWA.

0 0 12

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN SNOWBALL THROWING DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA

0 0 12

Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make a Match pada Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Minat Belajar Matematika - UNS Institutional Repository

0 0 19