Perawatan atau pemeliharaan Strategi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani di Desa Wonosari, Kecamatan Tg Morawa, Kabupaten Deli Serdang

berjumlah 10-15 orang. Mereka mendapat upah Rp 50.000 untuk setiap rantenya. • Sistem tanam yaitu sama seperti buruh tani pada sistem cabut tanam. Buruh tani hanya menanam saja, sebelumnya mencabut dan menyerakkan bibit sudah dilakukan sipemilik sawah. Mereka mendapat Rp 25.000 untuk setiap rante yang mereka kerjakan.

3.4 Perawatan atau pemeliharaan

Padi adalah jenis tanaman yang memerlukan perawatan untuk pertumbuhannya. Perawatan dapat berupa pemupukan, penanggulangan hama dan pembersihan dari gulma. 1. Pemupukan Umumnya masyarakat melakukan 2 kali pemupukan yaitu pemupukan pertama 5-10 hari sesudah tanam dan pemupukan kedua 30-35 hari sesudah tanam. Masyarakat menggunakan pupuk Urea, NPK Phonska, SP, ZA, NPK Mutiara. Biasanya pemupukan pertama komposisi pupuk lebih banyak dibandingkan dengan pemupukan kedua, ini dilakukan supaya padi memiliki tunas yang banyak. Seperti penuturan bapak L Simanjuntak 43 tahun, wawancara 28 Februari2013. “Saya memiliki lahan 20 rante. Biasanya saya memakai pupuk Urea, SP, NPK Phonska. Karena harga pupuk-pupuk ini tidak terlalu mahal. Biasanya pemupukan pertama saya membuat 2 zak 14 14 Satu karung = 50 kg Urea, 2 zak SP, dan 1 zak NPK Phonska dan Universitas Sumatera Utara pemupukan kedua 1 zak Urea, dan 2 NPK Phonska. Sudah lama saya melakukan seperti ini dan hasil memuaskan. Apabila saya mempunyai uang, saya hanya memperbanyak takaran pupuknya saja” 2. Penanggulangan hama Keong mas dalam bahasa latin Pomacea Canaliculuta adalah hama yang setiap musimnya menghampiri tanaman padi milik masyarakat. Saat-saat penting untuk mengendalikan keong mas adalah pada 10 hari pertama setelah masa tanam, kondisi ini dimanfaatkan keong mas karena padi masih muda dan sangat mudah untuk dirusak. Untuk membasmi hama ini, masyarakat menggunakan pestisida berbentuk serbuk yang dibeli dari toko pertanian dengan harga Rp3.000kg. Sebelum padi ditanam, petani menaburkan pestisida secara merata pada areal persawahan, dengan kondisi air yang tidak begitu banyak sehingga keong langsung berkontraksi dengan racun dan langsung mati. Pada saat-saat ini juga padi sangat rentan terhadap segala gangguan baik itu dari hewan yaitu burung bangau yang dapat merusak dengan menginjak padi ataupun alam hujan. Sehingga perlu dilakukan perhatian ekstra yang biasa masyarakat menyebutnya mangaligi 15 . 15 Mangaligi bahasa lokal adalah penanganan atau melihat kondisi padi terhadap hama yang merusak. Menanam kembali padi yang tidak tumbuh akibat dimakan keong dan volume air sewaktu proses penanaman.. Universitas Sumatera Utara • Hama walang sangit Walang sangit adalah hama sejenis serangga yang merusak buah padi. Hama ini menghisap buah padi yang masih muda berisi seperti susu sebagai makanannya, apabila panen tiba mengakibatkan padi banyak kosong atau lapung 16 “Hama ini juga masalah berat bagi kami. Pada musim lalu hasil panen saya berkurang, ini disebabkan karena pada saat itu saya sakit dan diopname di rumah sakit, sehingga padi kurang diperhatiakan dan hama walang sangit menyerang padi milik saya”. . Bagi petani hama ini juga menjadi masalah. Untuk membasmi hama ini masyarakat melakukan penyemprotan berupa Insektisida seperti Bestox, Spontan dan lain sebagainya. Penyemprotan bisa dilakukan pada saat pagi dan sore hari sebelum matahari naik atau matahari sudah mulai turun, ini bertujuan supaya Racun yang disemprotkan tidak langsung hilang pada teriknya matahari. Seperti penuturan bapak R. Sinaga 43 tahun wawancara mengatakan: • Hama tikus Tikus juga masalah besar bagi petani. Hama ini bukan hanya memakan padi tetapi juga merusak batang padi. Hama ini bisa dihindari dengan cara mengusahakan sawah terus berair sampai padi berumur 2-3 bulan. Kondisi ini membuat tikus tidak mau masuk ke areal persawahan. Cara inilah yang paling ampuh untuk menghindari dari serangan tikus. Karena menurut petani, hama ini sangat susah dibasmi. Petani sudah membuat racun tetapi hanya sebagian kecil tikus yang mati. Petani sudah mencari dan melakukan segala cara untuk 16 Biji padi yang kosong dan biasanya dibuang Universitas Sumatera Utara membasmi hama ini, seperti membuat racun, membuat orang-orangan sawah, tetapi tidak ada dampak yang berpengaruh. Seperti penuturan bapak B. Sitorus 48 tahun wawancara 23 April 2013 mengatakan “Tikus pernah menyerang padi saya, hampir seperempatnya padi dirusak. Hasilnya sangat anjlok, tetapi hal ini menjadi pelajaran untuk saya supaya lebih memperhatikan kondisi air, sehingga tikus tidak mau datang”.

3.5 Masa panen