Proses Pengolahan Tempat Pembibitan Pemilihan bibit padi

Terus berinovasi hingga pada saat ini, dengan memperbaharui hand traktor dengan menciptakan tenaga mesin yang lebih besar, sehingga mampu mengerjakan 2x luas areal yakni 40-50 rante hari dibandingkan dengan hand traktor sebelumnya. Untuk mengerjakan areal persawahannya petani membayar Rp 40.000 pada setiap rantenya. Ada 3 tahap penggunaan hand traktor sebelum bibit padi ditanam 10 1. Ngelukku yaitu membalikkan tanah yang tujuannya supaya tanah lebih mudah dihancurkan dan bagian atas yang ditumbuhi rumput atau sisa batang padi dapat menjadi pupuk alami. . 2. Meng-glebek yaitu menghancurkan tanah yang masih dalam bentuk lukuan. Kegiatan ini dibantu dengan media air, apabila air kurang mengakibatkan tanah akan susah dihancurkan 3. Memapani adalah tahap akhir sebelum dilakukannya penanaman, yaitu meratakan areal persawahan apabila ada gundukan tanah yang tidak rata.

3.2.2 Proses Pengolahan Tempat Pembibitan

Umumnya petani membuat tempat pembibitan di tempat yang tertinggi pada areal persawahannya dan juga mudah untuk memasukkan air. Tujuannya apabila hujan turun agar mudah untuk membuang air yang menggenangi tempat pembibitan tersebut. Biasanya petani membuat perbandingan tempat pembibitan dengan luas areal yang akan ditanami adalah 1 : 20 maksudnya satu rante tempat pembibitan cukup menanami 20 rante arael persawahan, dengan takaran 2 kg bibit 10 Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan masyarakat petani Universitas Sumatera Utara padi untuk satu rantenya. Proses pertama adalah mengolah tanah dengan cara membajak arael tempat pembibitan dengan menggunakan hand traktor, kemudian meratakan tanah dan juga membuang rumput atau batang-batang padi yang belum busuk. Karena apabila tidak dilakukan hal demikian nantinya bibit padi tidak akan tumbuh. Ada waktu-waktu tertentu bibit padi memerlukan air. Pada saat baru ditabur tempat pembibitan tidak perlu diisi air, ini akan mengakibatkan bibit padi tidak akan melekat pada tanah. 3 hari sebelum pencabutan bibit, saat inilah bibit padi memerlukan air yang cukup banyak. Tujuannya supaya tanah pembibitan terendam air dan memudahkan petani untuk mencabut bibit.

3.2.3 Pemilihan bibit padi

Masyarakat lebih cenderung menggunakan bibit padi yang sudah dipakai oleh masyarakat lainnya. Mereka tidak berani memakai bibit yang baru apabila belum dilihat hasil dan kualitas bibit tersebut. Berawal dari hal itu, sehingga masyarakat lebih berhati-hati dalam pemilihan bibit. Masyarakat lebih mempercayai bibit padi yang digunakan masyarakat lainnya yang sudah dilihat bahwa kualitas padi tersebut baik dan cocok untuk dijadikan bibit, dibandingkan dengan bibit padi yang dijual di grosir ataupun anjuran dari PPL. Untuk mendapatkan bibit padi tersebut, sebelumnya calon pemakai melakukan negoisasi kepada pemilik bibit padi, apakah bibit padi dibeli atau ditukar kembali dengan padi, hal ini sesuai dengan keinginan si pemilik bibit padi. Universitas Sumatera Utara

3.2.4 Proses pembibitan