Latar Belakang Masalah Gambaran Perilaku Bersyukur Pada Tunanetra Peserta Shalat Tahajjud (Study Di Yayasan Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir Pisangan Ciputat)
Sehingga untuk mengatasi semua permasalahan yang dialami oleh manusia, tidak lain adalah keimanan dan ketaqwaan yang selalu mendekatkan
diri kepada Sang pencipta yang memiliki kesempurnaan, serta iman yang direalisasikan dalam bentuk ajaran agama. Maka dalam Islam prinsip pokok
yang menjadi sumbu kehidupan manusia adalah iman, karena iman itu yang menjadi pengendali sikap, ucapan, tindakan dan perbuatan. Iman juga harus
berdiri di atas keyakinan yang kuat alias harus dipenuhi dengan keyakinan, memiliki ketetapan, tidak berputar-putar, tidak berubah-ubah, baik dalam
pikiran maupun hati. Dengan tujuan menjadi pendorong untuk mengatasi segala ketidaksempurnaan yang manusia miliki tersebut, serta ihklas dalam
pengertian menerima diri tidak berburuk sangka dengan apa yang telah Allah SWT berikan.
Oleh karena itu, sebagai seorang muslim apabila kita dihadapkan kepada keadaan yang tidak memiliki kenormalan atau kesempurnaan,
hendaknya itu semua harus dihadapi dengan memiliki perilaku bersyukur terhadap Allah SWT. Syukur merupakan maqam yang paling tinggi dari
perjalanan dalam Islam. Manifestasi syukur itu sendiri berupa ibadah yaitu memanfaatkan yang diberikan Allah SWT, karena dari setiap penciptaanNya
terdapat makna yang sangat luar biasa. Untuk itu diperlukan tindakan untuk melakukan shalat malam atau shalat tahajjud. Ibadah shalat itu merupakan
suatu ibadah yang mengandung perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Shalat mempunyai kedudukan yang sangat
penting dalam Islam, yakni shalat merupakan pondasi yang kukuh bagi tegaknya agama Islam.
Selain itu shalat adalah simbol kepasrahan seseorang muslim kepada Allah SWT karena hakekat Islam adalah penyerahan diri sepenuhnya pada
kehendak Allah SWT, sebagaimana makna asal kata “Islam” “aslama” yakni meyerahkan diri.
5
Oleh karenanya aktivitas shalat tahajjud merupakan aktivitas individual dalam rangka memahami diri sendiri serta eksistensinya
di hadapan Allah SWT, yang memiliki makna upaya menghitung diri, mulai dari menghitung siapa diri kita di hadapan Allah SWT, dari mana asal kita,
kemana hendak tujuan kita, apa tugas kita dan lain sebagainya. Dengan demikian, dalam diri manusia telah tertanam benih yang disebut naluri agama
instinct religious yang menurut al-Qur’an disebut kecendrungan beragama haniefan musliman yang dikembangkan melalui pendidikan atau bimbingan
yang cukup. Selain itu agama mengajak manusia untuk mengenal dirinya. Karena
pokok dari ajaran agama adalah kenalilah dirimu agar kamu tahu Tuhanmu. Jangan lupa Tuhanmu agar kamu tidak lupa akan dirimu. Allah SWT
berfirman dalam al-Qur’an surat Al-Hasyar ayat 19:
Artinya: “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah SWT, lalu Allah SWT menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri.
mereka itulah orang-orang yang fasik.”
6
5
Ahmad W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir Surabaya: Pustaka Progressif, 1997, h. 654- 655.
6
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabrani Jakarta: Pustaka
Azzam, 2009, h. 906.
Penerapan perilaku bersyukur dari shalat tahajjud memberikan efek yaitu bagaimana meningkatkan energi spritual kita, baik untuk diri sendiri
maupun orang lain. Karena tujuannya untuk pendekatan hamba kepada Khaliqnya dengan cara menyucikan diri, pikiran, perbuatan, jiwa dan
perasaan. Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa betapa pentingnya
kedudukan sholat itu dalam membentuk perilaku seseorang. Dalam hal ini Yayasan Khazanah Kebajikan memberikan fasilitas shalat tahajjud dengan
harapan dan tujuan untuk memenuhi kebutuhan mental dan spiritual tunanetra. Bertitik tolak dari hal tersebut, maka Yayasan Khazanah Kebajikan
memberikan peluang dan waktu untuk tunanetra dalam memahami hidup, memberikan bimbingan, arahan, motivasi kepada para tunanetra untuk selalu
mempunyai perilaku bersyukur.