Faktor eksogen Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Perilaku

mengungkapkannya dengan lisan, dan memanfaatkannya dalam ketaatan kepadaNya. 17 Selain itu Assyakirin atau bersyukur merupakan derajat yang paling tinggi di mata Allah SWT. Ini adalah derajat para Nabi dan oleh karenanya banyak hikmah didalamnya. Imam Ibnu Abbas berkata bahwa kunci kebahagiaan hidup yang utama Qolbun Syakirun, yaitu mereka yang memiliki hati yang selalu bersyukur sehingga selalu Qonaah ikhlas menerima takdir. 18 Syukur secara bahasa berasal dari kata “syakara” yang berarti pujian atas kebaikan, sedangkan menurut istilah syara’, syukur adalah pengakuan terhadap nikmat yang dikaruniakan Allah SWT yang disertai dengan ketundukkan kepadaNya dan mempergunakan nikmat tersebut sesuai dengan kehendak Allah SWT. Imam Al-Ghazali mengatakan “syukur terdiri dari tiga perkara: pertama, pengetahuan tentang nikmat bahwa seluruh nikmat berasal dari Allah dan Allah-lah yang memberikan nikmat pengetahuan itu kepada orang yang dikehendakinya, adapun yang lain hanya perantara untuk sampainya nikmat itu. Kedua, sikap jiwa yang tetap dan tidak berubah, sebagai buah dari pengetahuannya yang mendorong untuk selalu senang dan mencintai yang memberi nikmat dalam bentuk kepatuhan kepada perintah Allah. Ketiga, menghindari perbuatan 17 Rusyah Khalid Sayyid, Menggapai NikmatNya Beribadah dalam Konsep Pendidikan Islam Jakarta: Darul Shafa’ Wal Marwah Li An-Nasr Wa At-Tauzi, 2009, h. 565. 18 Akhmad Zainuddin, Suara Duafa Edisi Mei 2012, Published on Friday, 18 January 2013, 16:55, http:kanwil-djpbjabar.netindex.phplain-lain84-ciri-ciri-bersyukur. maksiat kepada Allah, sikap yang demikian itu hanya terjadi kalau seseorang telah mengenal kebijaksaan Allah dalam menciptakan seluruh makhlukNya. Menurut Imam al-Qusyairi: hakekat syukur adalah pengakuan terhadap nikmat yang telah diberikan Allah yang dibuktikan dengan ketundukan kepadanya. Jadi, syukur itu adalah mempergunakan nikmat Allah menurut kehendak Allah sebagai pemberi nikmat. Oleh karenanya, dapat dikatakan bahwa syukur yang sebenarnya adalah mengungkapkan pujian kepada Allah dengan lisan, mengakui dengan hati akan nikmat Allah dan mempergunakan nikmat itu sesuai dengan kehendak Allah. 19 Syukur adalah sikap lahiriah untuk menunjukkan terima kasih atas suatu nikmat kepada Sang Pemberi nikmat. Pernyataan syukur ini mengandung empat unsur dan kewajiban, yaitu manifestasi kegembiraan, menyatakan kegembiraan itu dengan ucapan dan perbuatan, memelihara dan mendayagunakan nikmat yang diterima seiring dengan amanah Sang Pemberi, dan membalas pemberi nikmat itu sesuai dengan tata cara yang ditentukan. Nikmat yang dikaruniakan Allah SWT yang meliputi seluruh aspek kehidupan itu begitu banyak, tidak terhitung, dan tidak terbilang. 20 Mengenai nikmat ini Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surat 16 ayat 18: 19 Syafi’ie El-Bantanie, Dahsyatnya Syukur Jakarta selatan: QultumMedia, 2009, h.2-3. 20 Ahmad Rofi’ Usmani, Mutiara Akhlak Rasulullah SAW, 100 Kisah Teladan tentang Iman, Dakwah, Sabar, Syukur, Ridha, Tawakkal, Ikhlas, Jujur, Doa, dan Taubat Bandung: Mizan Pustaka anggota IKAPI, 2006, h. 74-75.