Sebab-sebab Terjadinya Ketunanetraan Karakteristik Tunanetra

pemberian kasih sayang dan pemberian perlakuan yang sama dengan mereka yang normal akan membuat mereka terbuka terhadap permasalahan yang dihadapinya dan menjadi motivator tersendiri untuknya menggapai masa depan. Hubungan sosial yang pertama terjadi dengan tunanetra adalah hubungan dengan ibu, ayah, anggota keluarga lain yang ada dilingkungan keluarga. Kadang kala ada orang tua dan anggota keluarga yang tidak siap menerima kehadiran tunanetra, sehingga muncul ketegangan atau kegelisahan diantara keluarga. Hal ini sebagai akibat dari keterbatasan rangsangan visual untuk menerima perlakuan orang lain terhadap dirinya. 4. Perkembangan kepribadian Tunanetra mengalami hambatan dalam perkembangan kepribadian dengan timbulnya beberapa masalah antara lain: a. curiga terhadap orang lain: ini diakibatkan dari keterbatasan visual, tunanetra kurang mampu berorientasi dengan lingkungan sehingga kemampuan mobilitaspun akan terganggu. b. perasaan mudah tersinggung: perasaan mudah tersinggung dapat disebabkan oleh terbatasnya rangsangan visual yang diterima. Pengalaman sehari-hari yang selalu menumbuhkan kecewa menjadikan seorang tunanetra yang emosional. 33 33 Agustyawati dan Solicha, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, h. 14.

C. Shalat Tahajjud 1. Pengertian Shalat Tahajjud

Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat dan salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan Tuhannya. Shalat secara etimologi adalah do’a dan kebahagiaan. Ibadah shalat dinamakan doa dan kebahagiaan karena dalam shalat mengandung doa. 34 Selain itu shalat sebagai cara untuk memohon pertolongan Allah SWT. 35 Shalat dalam pengertian do’a tercantum dalam al-Qur’an surat At- Taubah ayat 103:             Artinya: “...Dan mendoalah untuk mereka, Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” 36 Shalat sebagai ciri orang yang bahagia al-Qur’an surat Al-Mu’minun ayat 1-2:           Artinya: ”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya.” 37 34 Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, Fiqih Wanita Jakarta Timur, Pustaka Al-Kautsar, 1998, h. 112. 35 Muhammad Muhyidin, Misteri Shalat Tahajjud Jogjakarta: DIVA Press, 2011, h. 46. 36 Syaikh Imam Al-Qurthubi, Tafsir AL-Qurthubi, h. 612. 37 Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, h. 405. Shalat sebagai cara untuk memohon pertolongan Allah SWT al- Qur’an surat Al-Baqarah ayat 45:           Artinya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” 38 Shalat menurut istilah dapat dilihat dari beberapa definisi berikut: “shalat adalah suatu ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan memberi salam serta mendatangkan rasa takut, menumbuhkan rasa kebesaran dan kekuasaanNya dengan penuh khusyu’ dan ikhlas. 39 Menurut para ahli dalam kitab Fiqhul Islami bahwa ibadah shalat mengandung beberapa makna diantaranya yaitu : 1. Taat dan merendahkan diri kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintah-perintahNya melalui lisan para RasulNya. 2. Merendahkan diri kepada Allah SWT dengan tingkatan ketundukkan yang paling tinggi disertai dengan rasa muhasabah kecintaan. 3. Sebutan untuk segala sesuatu yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah SWT baik berupa ucapan atau perbuatan yang lahir maupun batin. 40 38 Al-Imam Muhammad ‘Usman Abdullah Al-Mirgani, Mahkota Tafsir Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009, h. 38. 39 Sudirman Tebba, Nikmatnya Shalat Jama’ah Ciputat: Pustaka Irvan, 2008, h. 13. 40 A. Rohman Ritonga dan Zainudin, Al-fiqhu Wal Ibadah Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997, h. 87. Tujuan shalat adalah pengakuan hati bahwa Allah SWT sebagai pencipta yang Maha Agung dan pernyataan patuh terhadapNya serta tunduk atas kebesaran dan kemuliaanNya. Tuhan yang Maha Kekal, Maha Abadi, serta apabila dilaksanakan dengan khusyu’ dan ikhlas hubungan dengan Allah SWT akan semakin kukuh dan kuat. 41 Tahajjud diambil dari kata kerja tahajjada-yatahajjadu-tahajjudan. Kalau melihat dari kamus bahasa Arab, Al-Munjid misalnya, tahajjada berarti bangun malam lawan tidur malam dhiddu naama lailan. Al- Mutahajjid artinya orang yang bangun malam untuk menunaikan shalat tahajjud. 42 Shalat Tahajjud ialah shalat sunnah muakad yang sangat dianjurkan, yang paling agung dan paling mulia untuk dikerjakan pada waktu malam hari sampai menjelang adzan subuh, dilaksanakan sesudah larut malam dan sesudah tidur. Shalat tahajjud merupakan salah satu solusi agar kita mendapat kemudahan-kemudahan dan petunjuk dari Allah SWT serta meraih kebahagian di dunia dan di akhirat. 43 Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surat Al-Muzammil ayat 1-3:               41 Moh. Sholeh, Terapi Shalat Tahajjud, h. 129. 42 AN. Ubaedy, Quantum Tahajjud Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2007, h. 75. 43 Yusuf Khoththor Muhammad, Mukjizat Shalat Tahajjud Solo: Mumtaza, 2008, h. 20.