Prosedur Perancangan Tata Letak Fasilitas Produksi

c. U-Shapped

Pola aliran ini dapat diterapkan jika diharapkan produk jadinya mengakhiri proses pada tempat yang relatif sama dengan awal proses, karena keadaan fasilitas transportasi dan pemakaian mesin tergolong sama. Aliran ini juga digunakan karena aliran bahan yang sangat panjang sehingga untuk mengefisienkannya dapat digunakan aliran bentuk U.

d. Circular

Pola aliran ini dapat digunakan jika diharapkan barang atau produk kembali ketempat yang tepat dengan waktu memulai produksi.

e. Odd-angle

Pola aliran ini merupakan pola aliran tak tentu, karena letak mesin dan peralatan tak tentu dimana ditempatkan. Tetapi pola aliran ini sering ditemui karena pola aliran ini mempunyai tujuan yang dapat memperpendek lintasan aliran antar kelompok dari wilayah yang berdekatan. Pola ini juga digunakan karena adanya keterbatasan ruangan yang tidak memberikan kemungkinan adanya pola aliran yang lain. 15 Ada sejumlah langkah atau prosedur yang dikembangkan untuk memudahkan proses perancangan tata letak fasilitas produksi yang pada dasarnya kesemuanya itu bisa didekati dengan menggunakan cara yang disistematis dan

3.7. Prosedur Perancangan Tata Letak Fasilitas Produksi

15 Sritomo Wignjosoebroto, op.cit, p. 163-165 Universitas Sumatera Utara terorganisir baik. Dalam hal ini langkah-langkah yang umum dijumpai dalam proses perancangan teknis Engineering Design dapat diaplikasikan seperti : - Identifikasi dan definisi permasalahan. - Analisa permasalahan. - Introduksi dan pengembangan alternatif rancangan. - Evaluasi dan pengetesan alternatif. - Pemilihan alternatif yang terbaik. - Implementasi rancangan yang terpilih. Dengan mengikuti langkah-langkah dalam proses perancangan teknis ini, maka perancangan tata letak fasilitas produksi dapat dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut : a. Definisi atau pendefinisian kembali tujuan yang harus dicapai. Di sini tidak peduli apakah akan melakukan perencanaan fasilitas baru atau sekedar perbaikan dari tata letak fasilitas yang sudah ada, maka diperlukan satu tolak ukur kuantitatif atau obyektif mengenai target yang harus dicapai. b. Spesifikasi aktivitas ataupun fasilitas pokok dan penunjang yang harus diberikan guna mencapai tujuan yang telah diformulasikan tersebut. Hal ini bisa diformulasikan dalam bentuk macam proses, peralatanmesin, personil ataupun aliran material yang terlibat. Yang dimaksudkan dengan aktivitas penunjang di sini adalah kegiatan-kegiatan yang menunjang aktivitas pokok sehingga akan membantu kelancaran proses kerjanya. Sebagai contoh aktivitas dan fasilitas pemeliharaannya maintenance akan merupakan aktivitas yang bisa menunjang kelancaran kegiatan manufakturing. Universitas Sumatera Utara c. Tentukan hubungan aktivitas di antara semua aktivitas atau fasilitas kerja yang terlibat. Disini akan dilihat pergerakan aliran material dari satu proses menuju proses yang lain danatau arus informasikomunikasi dari satu departemen menuju departemen yang lain. Kondisi tersebut akan menunjukkan adanya hubungan aktivitas antara satu fasilitas dengan fasilitas yang lain selama proses kerja berlangsung. Dalam hal ini hubungan baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif harus bisa didefinisikan secara tegas. d. Tetapkan kebutuhan luas area space untuk semua fasilitas yang diperlukan. Di dalam menetapkan besarnya luas area termasuk ukuran panjang x lebar maupun tinggi maka harus didasarkan pada dimensi semua mesinperalatan produksi, material maupun kebuthan-kebutuhan untuk operasional dari operator personil yang terlibat dalam setiap aktivitas kerja. e. Pengembangan allternatif perencanaan fasilitas. Di sini yang dimaksudkan dengan alternatif perencanaan fasilitas akan meliputi dua hal yaitu alternatif lokasi di mana fasilitas produksi ditempatkan facility location dan alternatif layout dari fasilitas-fasilitas tersebut yang dalam hal ini termasuk perencanaan alternatif dari sistem pemindahan material, strukturkonstruksi bangunan disamping tata letak fasilitas produksi itu sendiri. f. Evaluasi dan pemilihan alternatif. Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan terlebih dahulu maka alternatif bisa dipilih. Kriteria bisa dikembangkan menurut faktor-faktor Universitas Sumatera Utara subyektif maupun obyektif, sedangkan pemilihan alternatif tentu saja akan ditekankan pada alternatif yang mampu memberikan kepuasan didalam memenuhi tujuan-tujuan pokok yang harus dicapai oleh perencanaan tersebut. g. Implementasi alternatif perencanaan yang dipilih. Langkah ini merupakan realisasi dan perwujudan dari langkah-langkah yang telah dilaksanakan terdahulu. Bilamana nantinya ada fasilitas-fasilitas baru akan ditempatkan maka perlu modifikasi atau penyesuaian seperlunya. Demikian pula adanya perubahan-perubahan dalam macam produk yang dibuat akan memerlukan analisa ulang. 16 - Deskripsi proses bagi setiap kegiatanaktivitas.

3.8. Peta Proses Operasi