8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengalaman
Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami dijalani, dirasai, ditanggung, dsb menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI,
2013. Husserl 1970 dalam Smith 2009 mengungkapkan bahwa
pengalaman merupakan suatu sistem makna-makna yang saling terkait yang terangkum dalam suatu totalitas yang disebut “dunia kehidupan”. Miler dan
Boud 1994 mengartikan pengalaman sebagai totalitas dari cara-cara di mana manusia merasakan dunia dan membuat dunia merasakan apa yang mereka
rasakan Jarvis, 2004 Coon dan Mitterer 2010 menyatakan bahwa aliran humanisme salah
satunya berfokus pada pengalaman manusia. Aliran ini menekankan tentang pengalaman subyektif. Pengalaman subyektif merupakan persepsi pribadi
terhadap realita. Oakeshott 1933 dalam Jarvis 2004 juga mengartikan pengalaman sebagai hal yang subyektif dan merupakan bentuk pemikiran
yang dibangun dan dipengaruhi oleh riwayat hidup seseorang dan kondisi sosial budaya di mana pengalaman tersebut terjadi. Pengalaman pun akan
berlangsung terus menerus sepanjang kehidupan manusia. Pengalaman, dengan demikian dapat disimpulkan sebagai persepsi pribadi seseorang
terhadap suatu hal yang dialami pada situasi tertentu dan memiliki makna tersendiri bagi orang tersebut.
Pengalaman merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi persepsi seseorang Notoatmodjo, 2005. Pengalaman juga mempengaruhi
pengetahuan seseorang, walaupun seseorang dapat mempelajari suatu hal dengan menghafal, pengalaman sebelumnya dapat dijadikan pengalaman
belajar bila dapat bermanfaat Swansburg, 2001. Perilaku individu yang berbeda-beda pun juga salah satunya dipengaruhi oleh pengalaman Sunaryo,
2004. Pengalaman, di sisi lain, dapat dipengaruhi oleh memoriingatan seseorang dalam variasi cara yang berbeda Jarvis, 2004.
Penelitian ini meneliti tentang pengalaman menarche pada remaja perempuan.
Studi yang dilakukan Chang, Hayter,
dan Wu 2010 menyebutkan bahwa remaja yang mulai mengalami menarche akan
mengalami perubahan, baik fisik, psikologis, maupun sosial-budaya. Mereka juga menjelaskan bahwa kesiapan menarche remaja perempuan dipengaruhi
oleh dukungan pengetahuan dari ibu, ayah, teman sekelas laki-laki, serta dipengaruhi latar belakang sosial-budaya.
B. Remaja 1.