Fisiologi Menstruasi Siklus Menstruasi

namun ada kecenderungan bahwa menarche kini mulai lebih awal daripada 30 atau 40 tahun lalu. Usia menarche dan mungkin masa pubertas telah mengikuti tren sekuler, yaitu terjadi lebih awal rata-rata 2- 3 bulan per dekade Collins, 2011. Banyak remaja perempuan yang perkembangannya juga mengalami keterlambatan, seperti yang belum mengalami menstruasi sampai berusia 15 tahun, yang biasanya akan datang meminta pertolongan dokter Santrock, 2003. Collins 2011 juga menjelaskan dalam bukunya bahwa remaja perempuan juga dapat mengalami menarche terlambat yang perlu diwaspadai bila menstruasi belum terjadi dalam jangka waktu 5 tahun setelah payudara tumbuh.

2. Fisiologi Menstruasi

Siklus menstruasi didorong oleh umpan balik antara kelenjar pituitari anterior dan ovarium Murray dan McKinney, 2006. Siklus menstruasi pertama diyakini pada awal mulanya terjadi berkaitan dengan lepasnya generator denyut GnRH di hipotalamus dari inhibisi sistem saraf pusat. GnRH menstimulasi hipofisis anterior untuk mensekresikan Follicle Stimulating Hormone FSH dan Luteinizing Hormone LH. Pelepasan FSH dan LH pun mengalami peningkatan. Ovarium berespon terhadap gonadotropin tersebut sehingga memungkinkan pula terjadinya produksi estrogen dan progesteron. Pengaturan umpan balik positif pada kelenjar hipotalamus dan hipofisis oleh estrogen pada akhirnya akan terbentuk. Kombinasi peristiwa pematangan itu akan menyebabkan terjadinya ovulasi Heffner dan Schust, 2008. Sebagian besar menarche berlangsung tanpa diikuti ovulasi pada tahun pertama. Siklus menstruasi pada awalnya pun tidak teratur. Siklus tersebut akan menjadi teratur setelah satu tahun atau lebih hingga pada saatnya terjadi ovulasi. Proses ovulasi akan berlangsung terus menerus sepanjang tahun sejak menarche sampai menopause Cunningham et.al., 2005.

3. Siklus Menstruasi

Hari pertama menstruasi didefinisikan sebagai hari pertama siklus menstruasi Breslin dan Lucas, 2003; Norwitz dan Schorge, 2008. Lama siklus menstruasi umumnya 28 hari walaupun bervariasi pada tiap perempuan. Perbedaan siklus menstruasi tersebut disebabkan karena variasi perkembangan folikular Breslin dan Lucas, 2003 Rata-rata durasi aliran menstruasi adalah 5 hari dengan range 3- 6 hari dan rata-rata kehilangan darah yaitu 50 ml dengan range antara 20-80 ml Wilson dan Perry, 2006. Ovarium akan mengeluarkan 300.000 ovum sel telur selama masa perkembangan reproduksi remaja perempuan. Jumlah ovum yang matur pun hanya 500 ovum dan dikeluarkan 1 buah setiap siklus menstruasi Setiadi, 2007. Siklus menstruasi, di samping memiliki durasi siklus yang berbeda-beda pada tiap remaja, juga akan menyebabkan perubahan fungsional dan morfologis pada endometrium dan ovarium. Siklus menstruasi dibagi menjadi 2 siklus, yaitu a siklus ovarian dan b siklus endometrium. ovulasi memblok pematangan lebih lanjut dari folikel yang kurang berkembang Murray dan McKinney, 2006. 2 Fase luteal Fase luteal dimulai segera setelah ovulasi dan berakhir pada awal menstruasi. Fase pascaovulasi pada siklus ovarium ini biasanya berlangsung selama 14 hari rentang 13 sampai 15 hari. Korpus luteum mencapai puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah ovulasi dan menyekresi hormon estrogen steroid maupun progesteron steroid. Bersamaan dengan waktu fungsi luteal puncak ini, ovum yang dibuahi akan berimplantasi di endometrium. Jika tidak terjadi fertilisasi dan implantasi, korpus luteum akan mengalami regresi dan kadar hormon akan menurun. Lapisan fungsional endometrium pada rahim uterus akan luruh selama menstruasi Bobak dkk, 2004. Penurunan estrogen dan progesteron menstimulasi kelenjar pituitari anterior kembali untuk mensekresi FSH dan LH yang menginisiasi siklus reproduksi perempuan yang baru Murray dan McKinney, 2006. b Siklus endometrium Siklus endometrium dibagi menjadi empat fase, yaitu: 1 Fase menstruasi Fase ini menunjukkan adanya peluruhan endometrium akibat vasokonstriksi periodik pada lapisan atas dari endometrium sehingga menimbulkan perdarahan menstruasi. Lapisan basal endometrium selalu dipertahankan dan regenerasi dimulai menjelang akhir siklus Bobak dkk, 2004. Durasi fase menstruasi ini sekitar 5 hari dan selama periode menstruasi, perempuan akan kehilangan darah sekitar 40 ml. Karena proses kehilangan darah terjadi berulang-ulang recurrent, banyak perempuan yang mengalami anemia ringan saat masa reproduksi mereka, terutama jika diet mereka rendah asupan zat gizinya Murray dan McKinney, 2006. 2 Fase proliferatif Permukaan endometrium pada fase ini secara lengkap kembali normal dalam waktu sekitar empat hari atau menjelang perdarahan berhenti. Fase ini berakhir dengan pematangan folikel ovarium de graaf dan ovulasi sekitar hari ke-14 Brooker, 2008. 3 Fase sekretori Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum periode menstruasi berikutnya Bobak dkk, 2004. Folikel de graaf berubah menjadi korpus rubrum setelah terjadi ovulasi dan dalam waktu singkat diikuti terbentuknya korpus luteum yang akan mengeluarkan dua hormon steroid, yaitu estrogen dan progesteron. Kedua hormon inilah yang mengubah fase proliferasi endometrium menjadi fase sekresi Manuaba dkk, 2007. Endometrium akan mengalami penebalan dinding akibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron, dengan pencapaian maksimum ketebalannya sekitar 5-6 mm. Uterus pun dipersiapkan untuk menerima ovum yang matang pada fase ini Murray dan McKinney, 2006. 4 Fase Iskemik Korpus luteum akan menyusut dan sekresi estrogen dan progesteron ikut menurun jika tidak terjadi pembuahan dan implantasi. Seiring penurunan kadar progesteron dan estrogen yang cepat, arteri spiral menjadi spasme. Suplai darah ke endometrium fungsional pun berhenti dan terjadi nekrosis selama fase ini. Lapisan fungsional berpisah dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi dimulai, menandai hari pertama siklus menstruasi berikutnya Bobak dkk, 2004.

D. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori Dimodifikasi dari Hurlock 2010; Santrock 2003; Kusmiran 2011; Yusuf 2010; Chang, Hayter, dan Wu 2010 Pengalaman menarche pada remaja perempuan Perkembangan sosial Perkembangan kepribadian Perkembangan moral Perkembangan emosi Remaja perempuan Perkembangan kognitif Perkembangan biologis Perkembangan heteroseksual Masa berkembangnya jati diri Sensitif dan reaktif terhadap peristiwa, perubahan mood, gelisah, sedih, cepat marah Banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya Nilai moral atau konsep moralitas sudah dikenal oleh remaja Berpikir abstrak dan logis, egosentris, imagery audience personal fables Minat dan keinginan mendapatkan dukungan lawan jenis semakin kuat - Perubahan ukuran tubuh TB dan BB - Pinggul dan bahu mulai melebar - Pembesaran payudara, rambut pubis mulai tumbuh - Menarche Faktor yang mempengaruhi kesiapan menarche: dukungan keluarga, teman sekelas laki- laki, dan latar belakang sosial budaya 32 BAB III KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Definisi kerangka konsep menurut Hidayat 2008, yaitu kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah. Berdasarkan tinjauan pustaka sebelumnya, menarche merupakan peristiwa penting bagi kehidupan perempuan Chang, Chen, Hayter, dan Lin, 2008; Gunarsa dan Gunarsa, 2008. Remaja perempuan yang mengalami menarche akan mengalami berbagai perubahan, baik fisik, psikologis, maupun sosial budaya Chang, Hayter, dan Wu, 2010. Respon psikologis remaja perempuan dalam menghadapi menarche pun bermacam-macam. Remaja perempuan umumnya berespon negatif yang ditandai dengan rasa malu dan menyangkal saat menarche. Penelitian ini meneliti tentang pengalaman menarche pada remaja perempun yang dilihat baik dari segi persepsi, respon, perilaku, ataupun tindakan mereka saat menarche. Penelitian tentang pengalaman menarche pada remaja perempuan belum banyak dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu, peneliti ingin mengekplorasi secara mendalam tentang pengalaman menarche pada remaja perempuan.