Produksi bungkus Nilai Produksi rata-ratatahun Rp Biaya Sarana Produksi a. Bahan Baku Tenaga Kerja Dalam Keluarga - Jumlah Tenaga Kerja Luar Keluarga - Jumlah 15.1 76000

Tabel 25. Analisis Usaha Pengolahan Ubi Kayu Rengginang No Keterangan Satuan Jumlah Rata-rata 1 Pendapatan

1.1 Produksi bungkus

48 1.2 Harga Produksi Rpbgks 4000

1.3 Nilai Produksi rata-ratatahun Rp

23040000 Total Nilai Produksi rata-ratatahun Rp. 23040000 Biaya Produksi 2.1 Biaya Penyusutan Rp. 1651728

2.2 Biaya Sarana Produksi a. Bahan Baku

- Kebutuhan Kg 30 - Harga RpKg 850 - Nilai rata-ratatahun Rp. 22500 b. Bahan Tambahan 14800 Total Biaya bahan rata-ratatahun 15180000 2.3 Biaya Tenaga Kerja

a. Tenaga Kerja Dalam Keluarga - Jumlah

Orang 1 - Upah Harian Rphari

b. Tenaga Kerja Luar Keluarga - Jumlah

Orang 2 - Upah Harian Rphari 20000 Total Biaya Tenaga Kerja tahun Rp. 2400000

2.4 Biaya PBB dan Listrik Rp.

38000 Total Biaya Produksi Rp. 19231728 Pendapatan Bersih Rp 3808272 Universitas Sumatera Utara Dari tabel diatas terlihat bahwa diperoleh penerimaan sebesar Rp. 23040000 belum dikurangi dengan biaya produksi. Pada total biaya produksi diperhitungkan berbagai jenis pengeluaran yang mencakup seluruh biaya, mulai dari biaya input bahan,dan biaya-biaya yang terkait dalam proses produksi sebesar Rp. 19231728 Setelah diperoleh besarnya penerimaan dan total biaya produksi, maka dapat diperhitungkan besarnya keuntungan pendapatan bersih yang diperoleh petani ubi kayu dengan mengurangi penerimaan sebesar Rp. 23040000 dengan total biaya produksi sebesar Rp. 19231728 sehingga diperoleh keuntungan pendapatan bersih sebesar Rp. 3808272 yang berarti usaha pengolahan menguntungkan untuk diusahakan. a. BC ratio Benefit : Cost Merupakan perbandingan antara jumlah benefit dengan jumlah cost secara keseluruhan . Dengan formulasi sebagai berikut : BC ratio= ∑ ∑ = = n t n t Ct Bt BC ratio= 5790023.2 14976000 = 2.58 Universitas Sumatera Utara Dari formulasi diatas dapat dilihat bahwa nilai BC Ratio adalah sebesar = 2.58 atau sama artinya BC Ratio 1 dari hasil tersebut maka diketahui bahwa usaha pengolahan ubi kayu layak untuk diusahakan. b. PI Profitability Indekx Merupakan jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya arus penerimaan Cash In Flow secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value . Dengan formulasi sebagai berikut : PI = = = 2.55 2 tahun 6 bulan 18 hari Dari formulasi diatas dapat dilihat bahwa pengembalian modal investasi untuk usaha pengolahan ubi kayu adalah selama 2 tahun 6 bulan 18 hari. Universitas Sumatera Utara

5.2.3 Strategi Pengembangan Usahatani Dan Pengolahan Ubi Kayu

Dalam menjalankan usahatani dan pengolahan sebagai petani dan pengusaha harus dapat melihat potensi pemasaranya, petani dan pengusaha harus dapat memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang dengan melihat apa yang terjadi saat ini dan masa lalu. Dengan prediksi tersebut diharapkan petani dan pengusaha dapat menyiapkan berbagai alternatif strategi yang ada setiap mengatasi permasalahan yang ada pada sistem pemasaran ubi kayu agar dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem pemasaran. Kinerja pemasaran ubi kayu dapat di tentukan oleh kombinasi faktor internal dan ekternal petani dan pengusaha yang mempengaruhi sistem pemasaran hasil produksi. Kedua faktor tersebut harus di pertimbangkan dalam SWOT sehingga petani dan pengusaha dapat meningkatkan suatu perencanaan strategi dalam upaya perbaikan sistem pemasaran hasil produksi. 5.2.3.1. Strategi Pengembangan Usahatani Ubi Kayu Proses penyusunan perencanaan strategi dilakukan melalui tiga tahapan yaitu:

1. Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal yang diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan dan data internal yang diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data berikut ini : Faktor Internal dalam usahatani a. Strength Kekuatan - Bibit mudah diperoleh. Untuk membudidayakan ubi kayu petani dapat memanfaatkan batang hasil panen sebelumnya sebagai bibit tanaman musim berikutnya, hanya saja produksi yang dihasilkan tentu akan mengalami penurunan. Untuk mengantisipasi hal tersebut petani dapat melakukan barter dengan petani lainnya, dimaksudkan agar dapat meningkatkan hasil produksi. - Pembudidayaan tidak rumit. Pembudidayaan ubi kayu tidak begitu rumit karena perbanyakan tanaman ubi kayu hanya dengan memotong batangan ubi kayu dan menanamnya. - Perawatan tidak perlu terlalu intensif. Ubi kayu bukan merupakan tanaman yang membutuhkan perawatan intensif, ubi kayu tidak rentan akan kekeringan. Tetapi jika ingin hasil produksi yang tinggi perawatan yang intensif perlu dilakukan. b. Weakness Kelemahan - Banyak biaya penyewaan dalam proses pembudidayaan. Banyaknya biaya dalam proses pembudidayaan dikarenakan petani cenderung mengupahkan setiap kegiatan budidaya yang pada dasarnya dapat dilakukan petani itu sendiri untuk menekan biaya produksi. Universitas Sumatera Utara - Kurangnya peralatan milik pribadi. Petani lebih banyak menyewa peralatan pertanian seperti traktor untuk kegiatan pengolahan lahan. Hal ini karena petani kurang modal. Harga traktor yang mahal tidak memungkinkan petani untuk membelinya. - Penjualan hasil panen segar tanpa diolah terlebih dahulu. Kurangnya modal dan keterampilan petani dalam mengolah hasil panen sehingga penjualan hanya berupa hasil panen segar tanpa diolah terlebih dahulu. Faktor Eksternal dalam usahatani a. Opportunity Peluang - Harga jual tinggi. Bagi petani harga yang telah ditetapkan oleh agen sudah cukup tinggi karena dengan harga tersebut petani tidak perlu mengeluarkan biaya pemanenan dan biaya transportasi untuk pemasaran hasil. - Pemasaran mudah. Ketika masa panen tiba ,petani tidak perlu bingung untuk memasarkan hasil panen, karena agen yang langsung datang untuk mengambil hasil panen yang nantinya akan dipasarkan keberbagai daerah. - Lokasi strategis. Lokasi usahatani berdekatan dengan pabrik-pabrik pengolahan hasil seperti pabrik tapioka, industri makanan ringan berbahan baku ubi kayu. - Tidak terlalu beresiko tidak laku. Hal ini dikarenakan semua hasil panen pasti akan dibeli oleh agen, petani tidak perlu memasarkan sendiri. Universitas Sumatera Utara - Luasan usaha besar. Lokasi usatani ubi kayu ini masih berada didaerah yang belum banyak pembangunan, masih banyak lahan yang kosong. Selain itu ubi kayu juga bisa ditanam dimana saja seperti halaman rumah, b. Threat Ancaman - Bergantung cuaca. Ubi kayu tidak rentan terhadap kekeringan, tetapi tanaman ubi kayu juga tidak begitu menyukai lahan yang basah dan tergenang. Oleh karenanya cuaca buruk seperti musim hujan yang tinggi menjadi ancaman petani untuk berusahatani - Jalur Pemasaran Hanya Melalui Agen. Karena penjualan hanya melalui agen petani harus mengikuti kebijakan harga yang ditentukan agen. Dalam hal ini kekuatan petani dalam menentukan harga jual tidak ada. Universitas Sumatera Utara

2. Tahap Analisis

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategi. Model yang dapat dipergunakan adalah Matriks TOWS atau SWOT. Alat yang dipakai untuk menyusun faktor- faktor strategis perusahaan adalah Matriks SWOT. Matrik Ini dapat mengambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dalam menghasilkan empat set kemungkinan. Universitas Sumatera Utara Tabel 25. Strategi Pengembangan Usaha Tani Kondisi Internal Kondisi Ekternal Strength Kekuatan − Bibit Mudah Diperoleh − Pembudidayaan tidak rumit − Perawatan tidak perlu terlalu Intensif Weakness Kelemahan − Banyak biaya penyewaan dalam proses pembadidayaan − Kurangnya peralatan milik pribadi − Penjualan hasil panen segar tanpa diolah terlebih dahulu Opportunity Peluang − Harga jual tinggi − Pemasaran Mudah − Lokasi Strategis − Tidak Terlalu Beresiko tidak laku − Luasan Lahan Besar Ada peluang eksternal dan ada peluang internal − Dalam pembudidayan ubi kayu tidak terlalu rumit. Ubi kayu tidak memerlukan perawatan yang terlalu intensif. Perolehan bibitnya juga mudah, hanya dengan mengambil batangan hasil panen sebelumnya yang kemudian di potong menjadi beberapa bagian lalu ditanam. − Karena letaknya yang strategis dekat dengan pabrik tapioka dan beberapa daerah industry rumah tangga ubi kayu maka pemasaran menjadi lebih mudah dan tidak perlu kuatir tidak laku. − Karena harga jualnya yang cukup tinggi serta dengan luasan lahan yang besar yang dapat memberikan hasil panen yang banyak nantingya akan ditampung oleh industri-industri yang hasil produknya berbahan baku ubi kayu. Peluang eksternal terbuka tetapi ada kelemahan − Harga jual tinggitidak seiring dengan keuntungan yang diperoleh, Karena petani banyak melakukan penyewaan peralatan dan tenaga kerja sehingga biaya produksi menjadi lebih besar, Namun dilaun sisi hal ini menjadi kesempatan bagi orang lain memiliki pekerjaan dan penghasilan − Selain itu, penjualan juga hanya berbentu hasil panen segar. Seandainya merka bias mengolah terlebih dahulu tentu mereka bias memperoleh penghasilan yang lebih besar. Threat Ancama − Bergantung Cuaca − Penjualan hanya melalui agen Bahaya ada, ancaman jangan dirisaukan, secara internal ada kekuatan − Bibit ubi kayu mudah diperoleh dan pembudidayaannya tidak begitu rumit serta tidak begitu memerlykan perawatan yang intensif. Ubi Kayu juga merupakan tanaman yang toleransi terhadap kekeringan. Tapi untuk mendapatkan hasil panen yang bagus, faktor cuaca tentu harus senantiasa diperhasian. Jika musim kemarau tanah terlalu kering sampai retak-retak tentu perkembangan umbi ubi kayu menjadi terhambat karena tidak memperoleh unsure hara dari tanah, sebaliknya jika musim penghujan, tanah menjadi tergenang , maka umbi ubi kayu juga menjadi terhambat pertumbuhannya dan menjadi tidak kokoh. Gawat, ancaman besar secara internal ada kelemahan − Penjualan hasil hanya melalui agen dan hasil yang dijual juga hanya hasil panen segar tanpa olahan sehingga sedikit keuntungan yang diperoleh, belum lagi untuk menutupi biaya penyewaan peralatan dan tenaga kerja. Walaupun petani merasa harga yang ditawarkan cukup tinggi teteai jika hanya berpangku tangan dengan agen, petani harus menerima harga yang ditetapkan agen. Universitas Sumatera Utara

3. Tahap Pengambilan Keputusan

Merupakan tahap penentuan rekomendasi strategi pengembangan seperti apa yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Penentuan rekomendasi ini didasarkan pada analisis dengan mengunakan Matrik space, dimana pengambilan keputusan akan terlihat pada posisi kuadran. Matriks ini bertujuan untuk melihat posisi dan arah pengembangan selanjutnya . Berdaarkan matriks space, analisis dapat memperlihatkan dengan jelas garis vector yang bersifat positif baik untuk kekuatan keuangan maupun kekuatan industri. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan itu secara finansial relatif cukup kuat sehingga dapat mendayagunakan keuntungan kompetitifnya secara optimal melalui tindakan yang agresif untuk merebut pasar. Universitas Sumatera Utara Tabel 28. Analisis Dengan Menggunakan Matriks Space Untuk Usahatani Usahatani Faktor Internal Strength Kekuatan bobot skor nilai 1. Bibit mudah diperoleh 0.2 4 0.8 2. Pemudidayaan tidak rumit 0.2 4 0.8 3. Perawatan tidak perlu terlalu intensif 0.2 4 0.8 Weakness Kelemahan 1. Banyak biaya penyewaan dalam proses pembudidayaaan 0.2 1 0.2 2.Penjualan hasil panen segar tanpa diolah terlebih dahulu 0.2 1 0.2 Total 1 14 2.8 Faktor Eksternal Opportunity Peluang 1. Harga jual tinggi 0.2 4 0.8 2. Pemasaran mudah 0.2 4 0.8 3. Lokasi strategis 0.2 4 0.8 4. Tidak terlalu beresiko tidak laku 0.1 3 0.3 5. Luasan usaha besar 0.1 3 0.3 Threat Ancaman 1. Bergantung cuaca 0.1 1 0.1 2. Penjualan hanya melalui agen 0.1 2 0.2 Total 1 14 3.3 Universitas Sumatera Utara Analisis : Sumbu Vertikal Sumbu Y = Opportunity Peluang + Threat Ancaman =3,3 Sumbu Horizontal Sumbu X= Strength Kekuatan+ WeaknessKelemahan = 2,8 Opportunitiy kuadran II +,- kuadran I +,+ ubah strategi 3,3 progresif Weakness 2,8 Strength kuadran IV -,- kuadran III +,- strategi bertahan diversifikasi strategi Threath Kesimpulan : Kuadran I positif, positif Posisi ini menandakan sebuah usahatani yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya usahatani dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. Universitas Sumatera Utara 5.2.3.2. Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Ubi Kayu Proses penyusunan perencanaan strategi dilakukan melalui tiga tahapan yaitu:

1. Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal yang diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan dan data internal yang diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data berikut ini : Faktor Internal dalam usaha pengolahan a. Strength Kekuatan - Bahan baku mudah diperoleh. Pengolah memperoleh bahan baku melalui agen-agen dan nantinya agen tersebut yang kembali mengambil hasil olahan. - Keuntungan yang diperoleh tidak terlalu banyak tetapi berlangsung terus menerus. Pengolah tidak dapat menetapkan harga yang terlalu tinggi karena penjualan melalui agen, para pengolah harus menerima harga yang telah disepakati terlebih dahulu oleh agen. b. Weakness Kelemahan - Banyak peralatan yang dipergunakan. Banyaknya peralatan yang di pergunakan tentunya akan menambah cost karena ada biaya penyusutan setiap tahunnya untuk setiap peralatan yang digunakan. - Diversifikasi produk monoton. Pengolah hampir tidak pernah menginovasikan produk olahan lainnya, pengolah hanya terus Universitas Sumatera Utara mengolah satu jenis produk saja, disamping kurangnya modal, pengolah juga kurang terampil. Faktor Eksternal dalam usaha pengolahan a. Opportunity Peluang - Harga jual tinggi. Bagi pengolah harga yang telah ditetapkan oleh agen sudah cukup tinggi karena dengan harga tersebut pengolah tidak perlu bingung untuk memasarkan produk dan biaya transportasi untuk pemasaran. - Pemasaran mudah. Ketika produksi selesai pengolah tidak perlu bingung untuk memasarkan hasil panen, karena agen yang langsung datang untuk mengambil produk olahan yang nantinya akan dipasarkan keberbagai daerah. - Lokasi strategis. Lokasi pengolahan berdekatan dengan daerah pusat penjualan makanan ringan. - Tidak terlalu beresiko tidak laku. Hal ini dikarenakan semua hasil olahan pasti akan dibeli oleh agen, pengolah tidak perlu memasarkan sendiri. - Luasan usaha besar. Lokasi usaha pengolah dapat dilakukan dirumah. b. Threat Ancaman - Bergantung cuaca. Proses penjemuran produk olahan yang masih sangat bergantung sinar matahari. Oleh karenanya ketika musim hujan tiba menjadi ancaman bagi pengolah karena terhambat berproduksi. - Jalur Pemasaran Hanya Melalui Agen. Karena penjualan hanya melalui agen pengolah harus mengikuti kebijakan harga yang Universitas Sumatera Utara ditentukan agen. Dalam hal ini kekuatan pengolah dalam menentukan harga jual tidak ada. Universitas Sumatera Utara

2. Tahap Analisis

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategi. Model yang dapat dipergunakan adalah Matriks TOWS atau SWOT. Alat yang dipakai untuk menyusun faktor- faktor strategis perusahaan adalah Matriks SWOT. Matrik Ini dapat mengambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dalam menghasilkan empat set kemungkinan. Universitas Sumatera Utara Tabel 27 .Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Kondisi Internal Kondisi Eksternal Strength Kekuatan − Bahan baku mudah diperoleh − Keuntungan yang diperoleh tidak terlalu banya tetapi berlangsung terus menerus Weakness Kelemahan − Banyak peralatan yang dipergunakan − Diversifikasi produk monoton Opportunity Peluang − Harga jual tinggi − Pemasaran Mudah − Lokasi Strategis − Tidak Terlalu Beresiko tidak laku − Luasan usaha Besar Ada peluang eksternal dan ada peluang internal − Harga jual hasil pengolahan cukup tinggi, pemasaran mudah karena lokasinya yang strategis dekat dengan pusat penjualan oleh-oleh didaerah perbaungan dan ‘bengkel’ yang hampir sebagian besar berbahan baku ubi kayu, sehingga petani tidak terlalu beresika tidak laku karena permintaan akan produk berlangsung terus. − Dengan luasan usaha yang besar dan kemudahan dalam perolehan bahan baku akan memberikan keuntungan tersendiri bagi pengusaha. Walaupun keuntungan yang diperoleh untuk awal-awal usaha sedikit tetapi jika berlangsung terus menerus , pengusaha tetap bias menjadikan ussahanya agar mencapai keuntungan yang optimal Peluang eksternal terbuka tetapi ada kelemahan − Walupun harga jual yang ditawarkan cukup tinggi dengan pemasarna yang mudah, tetapi diversivikasi produk cenderung monoton di khawatirkan ada saatnya permintaan akan produk menjadi jenuh, apalagi mulai muncul produk – produk yang lebih menarik. Threat Ancama − Bergantung Cuaca − Penjualan hanya melalui agen Bahaya ada, ancaman jangan dirisaukan, secara internal ada kekuatan − Denagn diversifikasi produk yang cenderung monoton dan sangat bergantung pada kondisi yang dengan terikk matahari yang tinggi untuk menghindari terjadi keterlambatan produksi. − Bahan baku mudah diperoleh, tetapi jika dalam pengolahan terjadi hambatan produksi seperti cuaca yang buruk musim penghujan tentunya hal ini akan menjadi ancaman bagi pengusaha karena produk yang diteliti banyak memanfaatkan terik matahari Gawat, ancaman besar secara internal ada kelemahan − Peralatan yang digunakan cukup banya, sehingga pada awal usaha dimulai tentu biaya penyusutan akan begitu tinggi dan butuh peraawatan. Hal ini tentu akan memberatkan pengusaha jika penerimaan dari hasil produksi tidak dapat menutupi biaya produksi, tentu pengusaha mengalami kebangkrutan. Universitas Sumatera Utara 3 . Tahap Pengambilan Keputusan Merupakan tahap penentuan rekomendasi strategi pengembangan seperti apa yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Penentuan rekomendasi ini didasarkan pada analisis dengan mengunakan Matrik space, dimana pengambilan keputusan akan terlihat pada posisi kuadran. Matriks ini bertujuan untuk melihat posisi dan arah pengembangan selanjutnya . Berdaarkan matriks space, analisis dapat memperlihatkan dengan jelas garis vector yang bersifat positif baik untuk kekuatan keuangan maupun kekuatan industri. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan itu secara finansial relatif cukup kuat sehingga dapat mendayagunakan keuntungan kompetitifnya secara optimal melalui tindakan yang agresif untuk merebut pasar. Universitas Sumatera Utara Tabel 30. Analisis Dengan Menggunakan Matriks Space Untuk Usaha Pengolahan Usahatani Faktor Eksternal Strength Kekuatan bobot skor Nilai 1. Bibit mudah diperoleh 0.2 4 0.8 2. Pemudidayaan tidak rumit 0.2 4 0.8 3. Perawatan tidak perlu terlalu intensif 0.2 4 0.8 Weakness Kelemahan 4. Banyak biaya penyewaan dalam proses pembudidayaaan 0.2 1 0.2 5.Penjualan hasil panen segar tanpa diolah terlebih dahulu 0.2 1 0.2 Total 1 14 2.8 Faktor Internal Opportunity Peluang 1. Harga jual tinggi 0.2 4 0.8 2. Pemasaran mudah 0.2 4 0.8 3. Lokasi strategis 0.2 4 0.8 4. Tidak terlalu beresiko tidak laku 0.1 3 0.3 5. Luasan usaha besar 0.1 3 0.3 Threat Ancaman 6. Bergantung cuaca 0.1 1 0.1 7. Penjualan hanya melalui agen 0.1 2 0.1 Total 1 21 3.2 Universitas Sumatera Utara Analisis : Sumbu Vertikal Sumbu Y = Opportunity Peluang + Threat Ancaman =3,2 Sumbu Horizontal Sumbu X= Strength Kekuatan+ WeaknessKelemahan = 2,8 Opportunitiy kuadran II +,- kuadran I +,+ ubah strategi 2.8 progresif Weakness 3.2 Strength kuadran IV -,- kuadran III +,- strategi bertahan diversifikasi strategi Threath Kuadran I positif, positif Posisi ini menandakan sebuah usaha pengolahan yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya usaha pengolahan dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut ini: 1. Usahatani ubi kayu layak diusahakan karena RC ratio = 7.35 RC 1 dengan pendapatan bersih sebesar Rp. 18816357hamusim tanam 8 bulan 2. Rekomendasi strategi pengembangan yang diberikan untuk usahatani ubi kayu adalah Progresif dengan nilai kuadran +3,3 ,+2,8 3. Usaha Pengolahan ubi kayu yang menghasilkan empat jenis produk , layak untuk diusahakan karena Nilai NPV lebih besar dari O, Nilai IRR lebih besar dari nilai suku bunga berlaku 15 dan nilai BC lebih besar dari 1. 4. Rekomendasi strategi pengembangan yang diberikan untuk pengolahani ubi kayu adalah Progresif dengan nilai kuadran +3,2 ,+2,8 Universitas Sumatera Utara 6.2 Saran Proporsi biaya produksi yang mencakup biaya tenaga kerja mencapai 50,77 dari keseluruhan biaya produksi. Oleh karenanya, petani perlu menekan biaya produksi khususnya biaya tenaga kerja dengan tidak mengupahkan setiap kegiatan usahatani, namun berusaha untuk lebih memanfaatkan tenaga kerja dalam keluarga. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 2009. Ubi Kayu. Produksi Ubi Kayu Skala Pedesaan. http:usahaku- semuausaha.blogspot.com201001produksi-gula-ubikayu-skala- pedesaan.html. Anonimous. 2009. Ubi Kayu. Peluang Ekspor Pasar Ubi Kayu Indonesia . http:agribisnis.netindex.php?files=Berita_Detailid=276 Anonimous. 2009. Ubi Kayu. Profil Komoditi Ubi Kayu. http:www.bi.go.idwebidDIBIInfo_EksportirProfil_komoditiProfil_Ko moditiubi_kayu.htm Anonimous. 2009. Agribisnis. Program Pengembangan Agribisnis. http:www.deptan.go.iddaerah_newnttdistan_nttkeg.apbn_filesPROGR AM20PENGEMBANGAN20AGRIBISNIS.htm Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. 2008. Serdang Bedagai Dalam Angka 2008. Medan Dinas Pertanian Dan Peternakan Serdang Bedagai. 2009. Perkembangan Produksi Komoditas Pertanian dan Peternakan Tahun 2006-2008. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.Serang Bedagai 2009. Produk Berbahan Ubi kayu di Kabupaten Serdang Bedagai 2008. Hanani, N. 2003. Strategi Pembangunan Pertanian. Percetakan Pustaka Jogja Mandiri. Bantul. Yogyakarta. Hasan, M.I.2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasi. Ghalia Indonesia. Jakarta. Husodo, S. 2004. Pertanian Mandiri. Penebar Swadaya. Jakarta. Universitas Sumatera Utara Ibrahim, J. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Kadariah,L. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. FE UI. Jakarta. Krisnamurthi, B. 2009. Langkah Sukses Menuju Agribisnis. Penebar Swadaya. Jakarta. Kantor Kecamatan Dolok Masihul. 2010. Data Produktivitas Ubi Kayu kematan Dolok Masihul. Rahim, ABD .2008. Pengantar Teori dan Kasus Ekonomika Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta. Rangkuti,F. 2003. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia. Jakarta Rubatzky, V.1998. Sayuran Dunia Prinsip Produksi, dan Gizi. Penerbit ITB. Bandung. Rismayani,. 2007. Analisis Usahatani DAN Pemasaran Hasil. USU Press. Medan. Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia UI-Press. Jakarta. Soekartawi, 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. Penerbit Raja Grafindo. Jakarta. Soetriono. 2006. Daya Saing Pertanian Dalam Tinjauan Analisis. Bayumedia Publishing. Malang. Singarimbun M dan Sofian E. 1985. Metode Penelitian Survei. LP3ES.Jakarta. Sukirno,S. 2005. Ekonomi Mikro Teori Pengantar. Penerbit Raja Grafindo Persada. Jakarta. Supranto.2003. Metode Penelitian. PT Rineka Cipta. Jakarta Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Karakteristik Petani Ubi Kayu No Umur Pendidikan Umum Tempat Tinggal Mata Pencaharian Lama Berusaha jumlah Tanggungan Luas Usaha Sampel Tahun Tahun Orang Rante 1 40 SMP Dusun II desa Kota Tengah Bertani 11 5 16 2 29 SMP Dusun II desa Kota Tengah Bertani 10 3 10 3 49 SMP Dusun II desa Kota Tengah Bertani 15 3 10 4 55 SMP Dusun II desa Kota Tengah Bertani 30 6 50 5 39 SMA Dusun II desa Kota Tengah Bertani 15 5 35 6 38 SMA Dusun II desa Kota Tengah Bertani 15 6 10 7 38 SMA Dusun II desa Kota Tengah Bertani 15 5 25 8 40 SMP Dusun I desa Kota Tengah Bertani 9 6 10 9 50 SMP Dusun I desa Kota Tengah Bertani 15 5 20 10 49 SD Dusun I desa Kota Tengah Bertani 12 4 15 11 35 SMP Dusun I desa Kota Tengah Bertani 10 5 16 12 49 SMA Dusun I desa Kota Tengah Bertani 10 6 15 13 40 SD Dusun IV desa Kota Tengah Bertani 20 4 20 14 50 SD Dusun IV desa Kota Tengah Bertani 20 7 40 15 40 SMA Dusun IV desa Kota Tengah Bertani 10 3 50 16 39 SMP Dusun III desa Kota Tengah Bertani 10 2 15 17 60 SD Dusun III desa Kota Tengah Bertani 25 3 20 18 54 SMP Dusun III desa Kota Tengah Bertani 15 4 20 19 35 SMA Dusun III desa Kota Tengah Bertani 15 6 10 20 49 SMA Dusun III desa Kota Tengah Bertani 20 5 35 Total 878 302 93 442 Rata- rata

43.9 15.1

5 22.1 Universitas Sumatera Utara Lampiran 2 . Sarana Produksi Usahatani Ubi Kayu No Bibit Herbisida Pupuk Sampel Kebutuhan Hargabtg Jumlah Gromosom Round up Jumlah Urea Harga Tsp Harga KCl Harga Jumlah Btg Rp Rp Liter Liter Rp shaq Rp shaq Rp shaq Rp Rp 1 6400 35 224000 2 1 180000 8 800000 6 1500000 2 220000 2520000 2 4000 35 140000 - 1 55000 3 300000 2 420000 - - 720000 3 4000 35 140000 - - - 2 160000 2 220000 - - 380000 4 20000 35 700000 2 3 250000 4 320000 - - 4 480000 800000 5 14000 35 490000 - - - 5 400000 4 440000 - - 840000 6 4000 35 140000 - 1 55000 2 160000 - - 2 200000 360000 7 10000 35 350000 2 3 325000 4 320000 - - 4 480000 800000 8 4000 35 140000 - - - 2 160000 - - 2 220000 380000 9 8000 35 280000 1 2 180000 3 240000 - - 3 330000 570000 10 6000 35 210000 - - - 2 160000 - - 2 220000 380000 11 6400 35 224000 - - - 3 240000 - - 3 330000 570000 12 6000 35 210000 - - - 2 160000 - - 3 330000 490000 13 4000 35 140000 1 - 60000 5 425000 5 550000 - - 975000 14 16000 35 560000 - - - 3 170000 2 180000 - - 350000 15 20000 35 700000 - 3 165000 16 1280000 16 1760000 - - 3040000 16 6000 35 210000 - - - 2 240000 2 220000 - - 460000 17 8000 35 280000 - - - 2 240000 2 220000 - - 460000 18 8000 35 280000 - - - 3 240000 3 330000 - - 570000 19 4000 35 140000 - - - 2 160000 - - 2 220000 380000 20 14000 35 490000 2 3 250000 5 400000 5 550000 950000 Total 172800 700 6048000 10 17 1520000 78 6575000 49 6390000 27 3030000 15995000 Rata-rata 8640 35 302400 0.5

2.85 76000

3.9 328750

Dokumen yang terkait

Analisis Viabilitas Finansial Petani Ubi Kayu Di Kabupaten Serdang Bedagai (Studi Kasus: Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Sergei)

4 90 63

Analisis Perbandingan Nilai Tambah Pengolahan Ubi Kayu Menjadi Tepung Mocaf Dan Tepung Tapioka Di Kabupaten Serdang Bedagai (Kasus: Desa Bajaronggi, Kecamatan Dolok Masihul Dan Kecamatan Sei Rampah).

7 51 92

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Ubi Kayu (Manihot esculenta Crant) di Desa Petuaran Hilir Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai

5 67 57

Analisis Pengaruh Input Produksi Terhadap Produksi Usahatani Ubi Kayu Di Desa Sukasari Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai

2 52 76

Analisis Usahatani Dan Usaha Pengolahan Sukun (Artocarpus Altilis P.) Di Kabupaten Serdang Bedagai (Studi Kasus : Desa Bantan, Kecamatan Dolok Masihul Dan Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

8 96 92

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 10 96

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 11

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 2

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 1 7

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 2 18