BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
5.1.1 Budidaya Usahatani Ubi Kayu
Ubi kayu termasuk kelas Dicotyledoneae. Ubi kayu masuk dalam family Euphorbiaceae yang mempunyai 7200 spesies, beberapa diantaranya mempunyai
nilai komersil seperti Karet Hevea brasiliensis, Jarak Ricinius comunis dan Jatropha curcas, Umbi-umbian Manihot spp, dan Tanaman Hias Euphorbia
spp.
Klasifikasi tanaman ubi kayu sebagai berikut : Kelas
: Dicotyledoneae Subkelas
: Arhichlamydeae Ordo
: Euphorbiales Family
: Euphorbiaceaea Subfamily
: Manihotae Genus
: Manihot Spesies
: Manihot esculenta Crantz
Universitas Sumatera Utara
Manihot esculenta Crantz mempunyai nama lain M.utilisima dan M. alpi. Semua
genus Manihot berasal dari Amerika Selatan. Brasil merupakan pusat asal dan sekaligus sebagai pusat keragaman ubi kayu. Manihot merupakan 100 spesies
yang jelas diklasifikasikan dan mayoritas ditemukan didaerah yang relatif kering. Tanaman ubi kayu tumbuh didaerah antara 30
lintang selatan dan 30 lintang
utara, yakni daerah dengan suhu rata-rata lebih dari 18 C dengan curah hujan
diatas 500 mmtahun. Namun demikian, tanaman ubi kayu dapat tumbuh pada ketinggian 2000m dpl atau didaerah subtropika dengan suhu rata rata 16
C. Diketinggian tempat sampai 300 m dpl tanaman ubi kayu dapat menghasilkan
umbi dengan baik tetapi tidak dapat berbunga. Namun, ketinggian tempat 800 m dpl tanaman ubi kayu dapat menghasilkan bunga dan biji.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa usahatani ubi kayu yang di usahakan sebagian besar penduduk desa kota tengah adalah ubi kayu. Letak ladang mereka
berdekatan dengan perkebunan sawit milik pemerintah. Bahkan ada beberapa penduduk yang bertanam ubi kayu di pinggiran tanaman sawit dalam jumlah yang
kecil dan ada juga yang memiliki sekian Ha Luasan lahan di belakang atau disamping rumah. Hampir sebagian besar lahan ubi kayu terapit oleh ber Ha
luasan tanaman sawit pemerintah. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan petani dalam melakukan usahatani,
diantaranya : 1.
Pengolahan Tanah Pengemburan tanah di lakukan setelah lahan bersih dari gulma.
Pengemburan tanah ini dilakukan untuk membalik tanah dan mengubah
Universitas Sumatera Utara
struktur tanaman agar menjadi gembur sehingga tanaman ubi kayu dapat tumbuh subur. Pengolahan lahan dilakukan dengan menggunakan traktor
yang di sewa.
Gambar 8. Pengolahan Tanah
2. Penanaman
Pada kegiatan penanaman kebanyakkan penduduk yang berusahatani ubi kayu mengupahkan setiap tahapan pertanaman kepada pemborong
sehingga penduduk tidak banyak membeli alat pertanian. Bagi pemilik lahan hanya menyediakan bibit yang terkadang di beli setiap kali mau
bertani, ada yang memanfaatkan batangan hasil penen sebelumnya, ada yang memanfaatkan batang hasil panen milik tetangga dan melakukan
barter batang hasil panen di lahannya. Hal seperti ini di percaya petani agar hasil panen di musim berikutnya lebih baik.
Benih tanaman berupa setek batang berukuran 20-30 cm setek yang terbaik berasal dari bagian tengah batang tanaman yang telah berumur
lebih dari 8 bulan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 9. Penanaman
3. Penyiangan
Pada kegiatan penyiangan petani dibantu oleh anggota keluarganya. Penyiangan tidak terlalu sering dilakukan. Penyiraman dilakukan saat bibit
ubi kayu baru ditanam. Pada saat tanah mulai terlalu kering dan keras. Hal ini dapat dilakukan waktu tanaman ubi kayu masih tidak terlalu tinggi,
selebihnya hanya bergantung dari air hujan.
Gambar 10. Penyiangan
Universitas Sumatera Utara
4. Pemupukan
Pada kegiatan pemupukan petani di bantu oleh tenaga kerja luar keluarga, artinya petani pemilik lahan mengupah tenaga kerja. Pada daerah
penelitian ini rata-rata petani pemilik lahan memberi upah berkisar Rp. 20.000 untuk 1 orang pekerja. Pemberian upah ini berdasarkan hitungan
rante, pekerja di beri upah Rp.20.000 rante yang di kelolanya. Pemupukan dilakukan 2xsekali musim tanam, biasanya dilakukan pada saat tanaman
berumur 1-3 bulan dan 6-7 bulan.
Gambar 11. Pemupukan
5. Pengendalian hama dan penyakit
Pada kegiatan pengendalian Hama dan Penyakit dilakukan oleh petani dengan melakukan penyemprotan herbisida 1x sekali musim tanam. Sama
halnya pada kegiatan pemupukkan, pada kegiatan ini petani memiliki lahan juga mengupahkan kegiatan ini.
Pemilik lahan juga menyediakan pupuk serta herbisisa yang perolehan herbisidanya juga tidak sulit. Khusus di desa Kota Tengah ini telah
tersedia sebuah toko yang menjual segala kebutuhan untuk bertani dan
Universitas Sumatera Utara
letak toko tersebut berada disekitar peladangan ubi kayu. Hal ini menjadikan petani lebih mudah untuk memperoleh bahan-bahan pertanian
Untuk pemeliharan tanaman ubi kayu ini tidak terlalu sulit dan intensif seperti komoditi lain,sehingga tidak terlalu banyak pengawasan. Ubi kayu
merupakan tanaman yang tidak rentan terhadap penyakit tanaman sehingga, banyak juga petani di desa lainnya yang bertanamam padi sawah
mengganti ke komodti ubi kayu. Petani merasa bertani padi sawah kurang menguntungkan karena pada saat ini banyak serangan hama dan sulitnya
irigasi juga menjadi satu alasan. Oleh karenanya petani banyak beralih ke komoditi ubi kayu.
Gambar 12. Pengendalian Hama dan Penyakit
6. Panen
Pada kegiatan pemanenan , para pemilik lahan juga menyerahkan kepada pemborong untuk memanen. Segala macam peralatan dan tenaga kerja
serta pemasaran hasil panennya semua menjadi tanggung jawab agen. Pemilik lahan hanya menerima hasil bersih dari penjualan. Hasil penjualan
ini berkisar Rp. 600 kg. Pemanenan dilakukan ketika ubi kayu berumur 6- 7 bulan, sehingga dalam setahun bisa dilakukan 2x musim tanam.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 13. Panen
Para pemborong yang memanen hasil usahatani ini merupakan agen yang nantinya akan memasarkan hasil panen ubi kayu tersebut. Hasil panen
tersebut di kirim ke daerah lain seperti Sei Rampah, Tebing Tinggi, Pegajahan, dan daerah lainnya untuk nantinya di olah.
Penyebaran pemasaran hasil ini juga berdasarkan pertimbangan bahwa komoditi ubi kayu terdiri dari 2 jenis yang di sebut sebagai ubi kayu untuk
konsumsi langsung dan ubi kayu racun. Ubi kayu untuk konsumsi memiliki batang yang tumbuh tunggal dan lurus
ke atas, sedangkan ubi racun merupakan ubi yang pertumbuhannya memiliki cabangan. Ubi kayu racun merpakan bahan baku industri tepung
tapioka, yang keberadaan nya di Sei-Rampah dan Tebing Tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Untuk ubi kayu konsumsi sebagian kedaerah pegajahan yang merupakan kecamatan pengolahan ubi kayu menjadi makanan ringan.
Karena lahan yang luas dan hasil panen yang banyak serta tempat pemasaran hasil panen yang sudah jelas, maka penduduk tetap mempertahankan ubi kayu sebagai
mata pencaharian utama. Dan tidak sedikit dari petani mencari mata pendapatan tambahan dari mendodos sawit. Banyaknya tanaman sawit yang akan di panen
menjadi peluang bagi petani menperoleh pendapatan tambahan dari upah lepas harian mendodos sawit.
Untuk limbah hasil panen ada yang langsung di bakar ada juga dari petani yang memanfaatkan sebagian batangan sebagai bibit untuk musim tanam berikutnya,
dan ada juga yang menjual daun daun hasil panen sebagai bahan pakan ternak.
5.1.2 Tahapan Kegiatan Usaha Pengolahan Ubi Kayu
Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga
menjadi barang jadi atau barang setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat
kepada pemakai akhir.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 14. Ubi Kayu Sebagai bahan baku
Desa Pegajahan merupakan salah satu desa pengolah ubi kayu di kecamatan Pegajahan. Hampir sebagian besar penduduknya bertani dan pengusaha makanan
ringan yang berbahan baku ubi kayu . Hanya saja untuk perolehan bahan baku pengusaha pengolah tidak banyak memanfaatkan bahan baku yang di peroleh dari
hasil bertani sendiri. Hal ini dikarenakan sulit nantinya untuk memasarkan hasil olahannya. Pengusaha pengolah lebih banyak memanfaatkan jasa agen dimana
agen berperan sebagai penyedia bahan baku dan nantinya agen tersebut juga yang memasarkannya baik di dalam daerah maupun pengiriman keluar daerah. Dalam
hal ini, pengusaha atau pelaku produksi diberi kemudahan karena langsung memperoleh bahan baku dan langsung bisa menjual hasil olahannya tanpa harus
mengeluarkan biaya transportasi untuk memasarkan hasil olahan karena agen tersebut yang kembali mengambil hasil olahan dari bahan baku yang pengusaha
pengolah beri kepada pengusaha atau pelaku produksi. Para pelaku produksi memperoleh penerimaan sesuai harga yang telah di tetapkan sebelumnya.
Berdasarkan hasil survei kelapangan, pengusaha pengolah ubi kayu lebih banyak
Universitas Sumatera Utara
memproduksi Mie Rajang yang nantinya banyak dipasarkan ke Pekan Baru dan beberapa daerah lainnya.
Sama halnya dengan desa Kota Tengah kecamatan Dolok Masihul, desa Pegajahan kecamatan Pegajahan ini juga merupakan desa yang potensial di lihat
dari segi ketersediaan lahan. Desa Pegajahan ini berada di sekitaran perkebunan sawit milik pemerintah. Banyak masyarakat yang bertani ubi kayu hanya saja
luasannya lebih kecil bila di bandingkan dengan desa Kota Tengah hal ini di karena di desa Pegajahan banyak masyarakat yang lebih senang untuk mengolah
ubi kayu dari pada bertani ubi kayu. Sebagian besar masyarakat desa Pegajahan adalah petani padi sawah yang memiliki sedikit lahan ubi kayu di sekitar
perladangan sawahnya. Pengusaha pengolah menjadikan usaha pengolahan ubi kayu sebagai tambahan pendapat selama masa menunggu panen padi sawah.
Selain itu, karena letak keberadaan desa Pegajahan kecamatan Pegajahan ini dekat dengan daerah Perbaungan hingga daerah “Bengkel” yang terkenal sebagai pusat
penjualan makanan ringan baik yang berbahan baku ubi kayu maupun berbahan baku lainnya menjadikan peluang pemasaran yang baik bagi pengusaha atau
pelaku produksi makanan ringan berbahan baku ubi kayu.
Universitas Sumatera Utara
Adapun beberapa jenis produk olahan dan tahapan kegiatan pengolahan ubi kayu tersebut, antara lain:
1. Mie Rajang
Untuk lebih jelasnya mengenai tahapan pengolahan Mie Rajang dapat dilihat pada Gambar 15.
2. Opak Lidah
Untuk lebih jelasnya mengenai tahapan pengolahan Opak Lidah dapat dilihat pada Gambar 16.
3. Mie yeye
Untuk lebih jelasnya mengenai tahapan pengolahan Mie Yeye dapat dilihat pada Gambar 17.
4. Rengginang
Untuk lebih jelasnya mengenai tahapan pengolahan Rengginang dapat dilihat pada Gambar 18
Universitas Sumatera Utara
Gambar 15. Pengolahan Mie Rajang
Ubi kayu Di kupas
Di cuci bersih
Di parut Di tos Memisahkan ubi dan pati, serta memisahkan pati dan air
Di campur ubi + pati tanpa air Di letrek
Di plastik Di rebus
Di tiriskan Di kupas dari plastik
Di potongdi Rajang Di ampia
Di jemur Di Kemas
Universitas Sumatera Utara
Gambar 16.Pengolahan Opak Lidah
Di kupas Di cuci bersih
Di parut Di bumbui Ketumbar, bawang putih, garam
Di Bungkus dengan plastik Di kukus 3 jam
Di tiriskan Di dinginkan
Di buka plastik pembungkus Di potong memanjang
Di ampia Dipress
Di jemur
Di Kemas Ubi kayu
Universitas Sumatera Utara
Gambar 17.Pengolahan Mie Yeye
Di kupas Di cuci bersih
Di parut Di kukus 1 jam
Digiling Di bumbui garam,bawang putih dan penyedap
Di cetak dengan mesin getuk Di press
Di potong-potong Di jemur
Dirigen Di Kemas
Ubi kayu
Universitas Sumatera Utara
Gambar 18. Pengolahan Rengginang
Ubi kayu Di kupas
Di cuci bersih Di parut
Di press menggunakan karung goni Di campur bumbu kanji, ketumbar, bawang putih,garam
Di Cetak
Di rebus Di jemur
Di Kemas
Universitas Sumatera Utara
5.2 Pembahasan