2.7 Aplikasi Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah muqayyadah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana, mudharabah
diterapkan pada : 1. Tabungan berjangka yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan
khusus,seperti tabungan haji,tabungan qurban,dan sebagainya. 2. Deposito biasa
3. Deposito Spesial Special Investment, dimana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabahah saja atau ijarah
saja. Sedangkan pada sisi pembiayaan, mudharabah muqayyadah ditetapkan untuk :
1. Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa 2. Investasi khusus;disebut juga mudharabah muqayyadah,dimana sumber
dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh shahibul maal.
2.8 Prosedur Pembiayaan
Salah satu aspek penting dalam perbankan syariah adalah proses
pembiayaan yang sehat. Yang dimaksud dengan proses pembiayaan yang sehat adalah proses pembiayaan yang berimplikasi kepada investasi halal dan baik serta
menghasilkan return sebagaimana yang diharapkan atau bahkan lebih. Pada bank syariah, proses pembiayaan yang sehat tidak hanya berimplikasi pada kondisi baik
Universitas Sumatera Utara
yang sehat tetapi juga berimplikasi pada peningkatan kinerja sektor riil yang dibiayai Zulkifli, S, 2004.
Pembiayaan selalu berhubungan dengan aspek kepercayaan dan menyangkut juga dengan karakter. Untuk itu, objektivitas penilaian kredit harus
didasarkan pada profesionalisme usaha, bukan didasarkan subjektivitas. Maka, demi terlaksananya sebuah prudential banking diperlukan prinsip kehati-hatian
dan azas konservatif dalam pemilihan lini bisnis dan nasabahnya Santoso, 1996. Seperti juga dalam perbankan konvensional, perbankan syariah juga
menetapkan beberapa syarat dan proses yang harus dipenuhi. Adapun skema proses pembiayaan dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Analisis Pembiayaan
Committee Persetujuan
Pengumpulan Data Tambahan
Monitoring Permohonan Pembiayaan
Pencairan Pengikatan
Pengumpulan Data dan Investasi
Universitas Sumatera Utara
Tahap awal proses pembiayaan adalah permohonan pembiayaan yang dilakukan secara tertulis dari nasabah kepada officer bank. Namun dalam
implementasinya, dapat dilakukan secara lisan terlebih dahulu, untuk ditindaklanjuti dengan permohonan tertulis jika menurut officer layak dibiayai.
Inisiatif pengajuan pembiayaan tidak mesti datang dari nasabah, tetapi juga dapat muncul dari officer bank. Data yang diperlukan oleh officer bank didasari pada
kebutuhan tujuan pembiayaan. Untuk pembiayaan produktif data yang diperlukan adalah data yang dapat menggambarkan kemampuan usaha nasabah untuk
melunasi pembiayaan Zulkifli, S, 2004. Analisis pembiayaan dapat dilakukan dengan dilakukan dengan metode 5C
meliputi Character Karakter, Capacity KapasitasKemampuan, Capital Modal, Condition Kondisi dan Collateral Jaminan. Selain formula 5C di atas,
terdapat 6 aspek yang perlu diperhatikan antara lain : aspek ekonomikomersil, aspek teknis, aspek yuridis, aspek kemanfaatan dan kesempatan kerja dan aspek
keuangan Zulkifli, S, 2004. Untuk menjaga ojektifitas sebuah data maka biasanya analisis dilakukan
oleh beberapa orang ataupun unit kerja antara lain : unit marketing, unit legal dan unit loan review. Dengan beberapa sudut pandang analisis ini diharapkan terjadi
deviasi hasil analisis yang jika dikolaborasikan lebih lanjut dapat menghasilkan sebuah hasil analisis yang realistis dan objektif Zulkifli, S, 2004.
Proses persetujuan adalah proses penentuan disetujui atau tidaknya sebuah pembiayaan usaha. Proses persetujuan ini juga tergantung pada kebijakan bank,
yang biasanya disebut sebagai komite pembiayaan. Tindakan selanjutnya setelah semua persyaratan dipenuhi adalah proses pengikatan, baik pengikatan
Universitas Sumatera Utara
pembiayaan ataupun pengikatan jaminan. Secara garis besar, pengikatan terdiri dari dua macam, yakni pengikatan di bawah tangan dan pengikatan notaris
Zulkifli, S, 2004 Proses selanjutnya adalah pencairan fasilitas pembiayaan kepada nasabah,
sebelum melakukan proses pencairan, maka harus dilakukan pemeriksaan kembali semua kelengkapan yang harus dipenuhi sesuai disposisi Komite Peningkatan ada
proposal pembiayaan Zulkifli, S, 2004. Untuk kesemuanya itu, bank yang sehat harus mempunyai sistem
pengendalian intern yang mengontrol seluruh volume usaha bank pada umumnya dan bidang perkreditan pada khususnya Santoso, 1996
2.9 Kerangka Pemikiran