Tabulasi Kesesuaian Konsep dan Implementasi Mudharabah Muqayyadah Pada Bank Muamalat Indonesia

5.3 Tabulasi Kesesuaian Konsep dan Implementasi Mudharabah Muqayyadah Pada Bank Muamalat Indonesia

No Item dalam Mudharabah Muqayyadah Konsep Implemetasi Kesesuaian 1 Jenis Usaha Mudharib boleh melakukan berbagaimacam usaha yang telah disepakati bersama dan sesuai dengan syariah. Shahibul maal tidak ikut serta dalam manajemen perusahaan atau proyek tetapi mempunyai hak untuk melakukan pembinaan dan pengawasan. Usaha sesuai dengan syariah dan disepakati bersama Sesuai 2 Modal Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tunai dan bukan piutang Modal dalam bentuk tunai Sesuai 3 Kerugian Shahibul maal sebagai penyedia danamenanggung semua kerugian akibat dari mudharabah kecuali jika mudharib nasabah melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian. Ditanggung oleh shahibul maal Sesuai 4 Jaminan Pada prinsipnya, dalam pembiayaanmudharabah tidak ada jaminan, namun agar mudharib tidak melakukanpenyimpangan, shahibul maal dapat meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapatdicairkan apabila mudharib terbuktimelakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad. Minimal jaminan sebesar 120 dari pembiayaan Tidak sesuai Universitas Sumatera Utara 5 Bagi hasil Bagi hasil harus dalam bentuk persentase, yaitu bagian keuntungan proposional bagi setiap pihak harus diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk persentase nisbah dari keuntungan sesuai kesepakatan. Perubahan nisbah harus sesuai kesepakatan. Bagi hasil ditentukan di awal akad dalam bentuk nominal Tidak sesuai 6 Biaya Biaya operasional dibebankan kepada mudharib. Biaya operasional ditanggung mudharib Sesuai Dari tabulasi kesesuaian di atas, maka hipotesis dari penelitian ini sudah terjawab, dimana terdapat ketimpangan antara konsep baku dan pelaksanaan pembiayaan mudharabah muqayyadah pada Bank Muamalat Indonesia. Ketimpangan tersebut terdapat pada bagi hasil usaha dimana bagi hasil harus dalam bentuk persentase, tetapi dalam prakteknya bagi hasil sudah ditentukan diawal akad dan dalam bentuk nominal sedangkan jaminan yang seharusnya tidak ada, dibebankan terlalu tinggi kepada nasabah yaitu sebesar 120 dari pembiayaan. 5.4 Hasil Wawancara Penulis wawancara dengan karyawan Bank Muamalat Indonesia bagian marketing dan produk. Dari hasil wawancara dengan bapak Dani Rahman, STP, dapat penulis laporkan sebagai berikut : 1. Prosedur pembiayaan mudharabah muqayyadah pada Bank Muamalat Indonesia diperuntukan bagi nasabah yang memenuhi persyaratan dan dengan Universitas Sumatera Utara tujuan untuk mengembangkan usaha. Sebelum memperoleh pembiayaan nasabah harus memenuhi syarat sebagai berikut : a Mengisi formulir pengajuan pembiayaan b Menyerahkan KTP dan kartu tanda penduduk c Melampirkan proposal yang memuat gambaran umum usaha, rencanaprospek usaha, rincian dan rencana penggunaan dana, jumlah kebutuhan dana dan jangka waktu penggunaan dana d Legalitas usaha meliputi akta pendirian usaha, surat ijin perusahaan dan tanda daftar perusahaan e Laporan keuangan seperti neraca dan laporan laba rugi data persediaan terakhir data penjualan dan foto copy rekening bank 2. Pokok-pokok yang diperjanjinkan dalam akad : a Seluruh biaya-biaya yang timbul dengan adanya pembiayaan ini menjadi beban mudharib. b Pengikatan jaminan dilakukan dengan sempurna. c Jaminan minimal 120 dari plafond d Jaminan diasuransikan oleh bankiers Clause. e Seluruh aktifitas rekening harus melalui Bank Muamalat Indonesia f Seluruh aktifitas pembayaran hasil penjualan harus diketahui oleh shahibul maal dan melalui Bank Muamalat Indonesia g Dari setiap pembayaran oleh hasil penjualan dan setelah dikurangi angsuran, mudharib wajib mengendapkan dananya sebesar 10 Universitas Sumatera Utara 3. Produk mudharabah muqayadah yang ada di Bank Muamalat Indonesia ada 2 yaitu mudharabah muqayadah on balance sheet dan mudharabah muqayadah off balance sheet. 4. Bank meminta jaminan sebesar 120 dari batas pembiayaan. 5. Sistem bagi hasil dalam bentuk persentase sesuai dengan kesepakatan antara shahibul maal dengan mudharib. 6. Apabila dalam usaha terjadi kerugian dengan faktor secara tidak sengaja semua kerugian di tanggung oleh shahibul maal. 7. Kriteria usaha ditentukan nasabah, namun prosedur pembiayaan mudharabah muqayadah yang menentukan bank. 8. Biaya operasional dibebankan mudharib. 9. Dalam pembiayaan mudharabah muqayadah jangka waktu yang ditentukan 1 sampai dengan 2 tahun atau sesuai dengan kesepakatan. Selain dengan pihak bank penulis juga wawancara dengan nasabah hasil dari wawancara tersebut adalah sebagai berikut : 1. Menurut nasabah prosedur pembiayaan mudharabah muqayadah mudah, tidak dipersulit. 2. Menurut nasabah akadnya tidak memberatkan tapi jaminan yang diminta oleh bank terlalu besar di atas jumlah pembiayaan. 3. Fee 2 dari plafon yang dibayarkan pada 10 bulan pertama itu terlalu tinggi karena dihitung sebelum laba bersih. 4. Apabila terjadi kerugian karena faktor tidak sengaja semua ditanggung pemilik dana. Universitas Sumatera Utara 5. Sistem bagi hasil menurut nasabah masih sama dengan bank konvensional karena bagi hasil sudah ditentukan dalam bentuk nominal itu juga di awal perjanjian bukan setelah mudharib mendapatkan laba bersih. Universitas Sumatera Utara BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Implementasi Kredit Usaha Rakyat dalam Mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Stabat

9 138 130

Bank Perkreditan Rakyat Sebagai Sumber Pembiayaan Usaha Menengah Kecil Di PT BPR Tridana Percut Medan

0 32 88

Analisis Prosedur Pembiayaan Mudharabah pada PT. Bank Negara Indonesia Syariah (Persero), Tbk Cabang Medan

3 60 44

Pelaksanaan Pemberian Pembiayaan Mudharabah Kepada Koperasi Studi Pada Bank Muamalat Cabang Medan

0 43 128

Peran Hukum Perbankan Dalam Pemberdayaan Kredit Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Pt Bank Rakyat Indonesia Cabang Lubuk Pakam)

1 62 141

Pengaruh penyaluran pembiayaan sektor UMKM ( Usaha mikro, kecil,dan menengah ) terhadap tingkat rasio non performing financing ( NPF) Bank Syariah: Studi kasus pada bank muamalat indonesia

0 3 164

Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) BMT El-Syifa Ciganjur

14 101 151

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.).

0 3 15

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.).

0 2 15

ANALISIS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN PERLAKUAN AKUNTANSINYA PADA BANK SYARIAH (STUDI KASUS PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA TBK. CABANG SURABAYA) - Perbanas Institutional Repository

0 0 22