yang berupa pembayaran pokok ataupun bunga pinjaman dari kredit-kredit yang macet. Sehingga bila hal ini dibiarkan maka akan berpengaruh terhadap hilangnya
kepercayaan masyarakat. Adapun metode perhitungan NPL sebagai berikut Pandia, 2012:119
: NPL=
Jumlah Kredit Bermasalah Total Kredit
X 100 Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio NPL dapat dilihat pada Tabel 2.2
berikut ini:
Tabel 2.2 Kriteria Penilaian Tingkat Kesehatan Rasio NPL
Sumber : SE BI No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004
Berdasarkan Tabel 2.2, Bank Indonesia menetapkan nilai NPL maksimum adalah sebesar 5, apabila bank melebihi batas yang diberikan maka bank
tersebut dikatakan tidak sehat.
2.1.6.3 Capital Adequacy Ratio CAR
Modal adalah hal yang paling penting bagi bank karena merupakan dasar untuk mengembangkan bisnisnya. Menurut Teguh Pudjo Muljono 1992:87
Capital Adequacy Ratio adalah kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan permodalan untuk menutup kemungkinan kerugian atas kredit yang diberikan
beserta kerugian pada investasi surat-surat berharga. Dengan kata lain, Capital Adequacy Ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang
dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut
Pandia 2012:72
: Rasio
Predikat NPL
Sehat 5
NPL 5 Tidak Sehat
CAR
=
Modal Bank Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
x 100
Bank yang termasuk bank sehat, apabila memiliki CAR paling sedikit sebesar 8 sesuai dengan standar Bank for International Settlements BIS.
Sesuai dengan penilaian rasio CAR berdasarkan Surat Keputusan DIR BI No. 3012KEPDIR tanggal 30 April 1997 CAR minimal 8.
Modal yang dimaksud adalah modal inti dan modal pelengkap. Modal inti bank terdiri dari modal disetor, agio saham, cadangan umum, laba yang ditahan,
dan yang termaksud modal pelengkap adalah cadangan revaluasi aktiva tetap, cadangan umum PPAP, modal agunanpinjaman subordinasi.
2.1.6.4. Loan to Deposit Ratio LDR
LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit
yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi LDR memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank bersangkutan. Hal ini
disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit semakin besar Dendawijaya, 2005.
LDR adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total dana pihak ketiga DPK yang dapat dihimpun oleh bank. LDR akan
menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga DPK yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan. Maksimal LDR yang
diperkenankan oleh Bank Indonesia adalah sebesar 110. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut
Pandia, 2012:119
:
LDR =
Jumlah Kredit yang Diberikan Jumlah Dana Pihak Ketiga
X 100
Tata cara penilaian tingkat kesehatan bank, sesuai dengan ketetapan Bank Indonesia Nomor 265BPPP tanggal 29 Mei 1993 sebagai berikut:
1. Untuk rasio LDR sebesar 110 atau lebih diberi nilai kredit 0, artinya
likuiditas bank tersebut dinilai tidak sehat. 2.
Untuk rasio LDR dibawah 110 atau diberi nilai kredit 100, artinya likuiditas bank tersebut dinilai sehat.
2.1.6.5. Net Interest Margin NIM