manajemen bank tersebut karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan. Jika rasio BOPO semakin meningkat berarti biaya operasi
semakin besar, sehingga pada akhirnya Return on Assets bank menurun. Hasil pengujian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mitasari 2013 dan
Dewi 2015 yang menyatakan bahwa Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap Return on Asset.
4.6.2. Pengaruh Non Performing Loan NPL terhadap Return on Asset ROA
Hasil pengujian parsial uji t antara variabel NPL dengan variabel ROA menunjukkan nilai
t
hitung
-1,454, koefisien regresi -0,151 dan probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi, hal ini berarti bahwa NPL berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap ROA Bank Badan Usaha Milik Negara Persero. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa rasio NPL berpengaruh signifikan
terhadap ROA dapat ditolak. Penelitian ini tidak konsiten dengan penelitian Mitasari 2013, hasil
penelitian tersebut menunjukkan NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Hal ini sesuai dengan penelitian Rizkita 2012, hasil penelitian tersebut
menunjukkan NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Hasibuan 2008:115 menyatakan bahwa semakin rendah NPL maka angka kedit
macet juga akan semakin kecil, sehingga laba atau profitabilitas bank ROA tersebut akan semakin meningkat.
Berpengaruh negatifnya variabel NPL terhadap ROA menandakan bahwa semakin besar bank publik melakukan operasionalnya terutama dalam pencairan
kredit berarti bertambahnya resiko yang muncul yaitu non performing loan NPL yang semakin besar. Artinya, jika jumlah piutang ragu-ragu semakin besar, maka
kinerja bank publik akan semakin menurun.
4.6.3. Pengaruh Capital Adequacy Ratio CAR terhadap Return on Asset ROA
Variabel CAR memiliki nilai thitung sebesar 0,986, artinya adalah jika CAR mengalami peningkatan naik, maka ROA juga akan mengalami
peningkatan naik. Nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan ttabel pada alpha 5, yaitu sebesar 2.017. Nilai signifikan yang dimiliki CAR sebesar 0.334, nilai
ini lebih besar dari tingkat signifikansi 0.05. Dengan demikian, secara parsial CAR mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA. Dengan
demikian, hipotesis ditolak.
Hasil pengujian ini tidak mendukung hipotesis yang telah ditetapkan yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh signifikan terhadap ROA. Jika nilai CAR
tinggi berarti bank tersebut mampu membiayai operasi bank dan menyerap kerugian yang timbul dari kegiatan usahanya Dendawijaya, 2005:122. Dengan
meningkatnya rasio ini, maka akan berpengaruh pada meningkatnya laba atau profitabilitas ROA suatu bank, karena kerugian-kerugian yang ditanggung bank
dapat diserap oleh modal yang dimiliki oleh bank tersebut. Namun, hasil pengujian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pamularsih 2013
yang menyatakan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap ROA.
4.6.4. Pengaruh Loan to Deposit Ratio LDR terhadap Return on Asset ROA