Uji Autokorelasi Uji Multikolinearitas

Tabel 4.3 Hasi Uji Heteroskedastisitas Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 2.075 2.636 .787 .439 BOPO -.008 .008 -.536 -1.082 .290 NPL .043 .051 .328 .836 .411 CAR .011 .015 .178 .743 .465 LDR -.003 .002 -.305 -1.303 .204 NIM -.029 .017 -.374 -1.711 .099 BANKSIZE -.041 .072 -.243 -.565 .577 a. Dependent Variable: Absut Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Berdasarkan hasil uji glejser, dapat dilihat bahwa pada Tabel 4.3 menunjukkan tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5 0,05, sehingga dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah pada heteroskedastisitas.

4.3.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi ini digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi berkaitan dengan adanya autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model yang tidak mengandung autokorelasi. Pengujian ini menggunakan Runs Test untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi. Hasil pengujian Runs Test dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Hasil Uji Runs Unstandardized Residual Test Value a -.02713 Cases Test Value 16 Cases = Test Value 16 Total Cases 32 Number of Runs 15 Z -.539 Asymp. Sig. 2-tailed .590 a. Median Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Hasil uji autokorelasi pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig 2-tailed sebesar 0,590 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa residual random artinya tidak terjadi autokorelasi antar residual. Dalam hal ini berarti model penelitian ini sudah memenuhi kriteria Best Linear Unbiased Estimator BLUE yang disyaratkan sebelum melakukan pengujian hipotesis. Berikut ini adalah cara lain untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, yaitu dengan menggunakan Uji Durbin-Watson DW test: Tabel 4.5 Hasil Uji Durbin-Watson Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .982 a .964 .955 .26386 2.171 a. Predictors: Constant, BANKSIZE, CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO b. Dependent Variable: ROA Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Hasil output SPSS menunjukkan nilai DW sebesar 2.171, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan derajat kepercayaan 5, jumlah sampel n = 32 dan jumlah variabel bebas k = 6, maka di tabel Durbin- Watson didapatkan nilai dL durbin-watson lowerbatas bawah = 0.972, nilai dU durbin-watson upperbatas atas = 2.171 dan 4 ̶ dU = 2.238. Pengambilan keputusannya adalah dU 0.972 ˂ d 2.171 ˂ 4 ̶ dU 2.238, artinya tidak ada autokorelasi positif atau negatif. Dengan demikian, tidak terdapat adanya autokorelasi pada model regresi.

4.3.4. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji yang dilakukan untuk menguji multikolinearitas adalah dengan menghitung nilai VIF untuk masing-masing variabel independen. Suatu variabel menunjukkan gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF yang tinggi pada variabel-variabel bebas suatu model regresi. Jika dalam penelitian nilai VIF 10 maka ini menunjukkan adanya gajala multikolinearitas dalam model regresi. Hasil dari uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini : Sumber: Hasil Pengujian, 2015 Data Diolah Hasil uji multikolinearitas pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa keseluruhan variabel mempunyai nilai VIF 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut tidak terjadi multikolinearitas. Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1Constant 3.086 3.906 .790 .437 BOPO -.076 .016 -.548 -4.835 .000 .113 8.879 NPL -.151 .104 -.130 -1.454 .158 .180 5.553 CAR .026 .026 .047 .986 .334 .628 1.591 LDR .008 .004 .101 2.070 .049 .608 1.643 NIM .302 .032 .446 9.316 .000 .633 1.580 BANKSIZE .105 .099 .084 1.064 .298 .231 4.336 a. Dependent Variable: ROA Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1Tolerance. Hasil penelitian ini mengidikasikan bahwa tidak terjadi multikolinearitas di antara variabel independen dalam penelitian.

4.4. Analisis Regresi Berganda

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Beban Operasi Terhadap Pendapatan Operasi, Net Interest Margin, Dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Pada Bank Pembangunan Daerah

1 85 110

Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, dan Net Interest Margin terhadap Return on Asset pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

0 62 107

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional dan Loan to Deposit Ratio yang Berimplikasi pada Profitabilitas Bank Mutiara

1 5 140

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR) (Studi Empiris pada Bank BUMN Persero di Indonesia Periode 2008-2014)

0 5 118

Pengaruh Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 - 2015

0 3 96

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, BIAYA OPERASIONAL/PENDAPATAN OPERASIONAL, NET INTEREST MARGIN, LOAN DEPOSIT RATIO TERHADAP PERUBAHAN LABA.

0 3 20

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan To Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Return On Asset (ROA)

0 6 107

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan Loan to Deposito Ratio terhadap Rentabilitas Bank Devisa Terbuka yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 9 135

Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, dan Net Interest Margin terhadap Return on Asset pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

0 14 107