2. Menghitung nilai Toleransi atau VIF Variance Inflation Factor, jika nilai
Toleransi kurang dari 0,1 atau nilai VIF melebihi 10 maka hal tersebut menunjukkan bahwa multikolinearitas adalah masalah yang pasti terjadi
antar variabel bebas. 3.
Lakukan regresi antar variabel bebas dan menghitung masing-masing R2 , kemudian melakukan uji – F dan bandingkan dengan Ftabel a;k-2,n-k+1.
Jika nilai Fhit melebihi nilai Ftabel berarti dapat dinyatakan bahwa Xi kolinier dengan X yang lain. Apabila dalam penelitian terjadi
multikolineritan, maka dapat diatasi dengan beberapa alternatif cara untuk mengatasi masalah multikolinearitas adalah sebagai berikut:
1. Mengganti atau mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi yang
tinggi. 2.
Menambah jumlah observasi. 3.
Mentransformasikan data ke dalam bentuk lain, misalnya logaritma natural, akar kuadrat atau bentuk first difference delta.
4. Dalam tingkat lanjut dapat digunakan metode regresi bayessian yang
masih jarang sekali digunakan.
3.11. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan koefisiean determinasi, secara serempak Uji F dan secara parsial Uji t.
3.11.1. Uji F Uji Serempak Uji F Uji Serempak
Uji statistik F bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel bebas yang terdapat di dalam model secara serempak terhadap variabel terikat. Hipotesis
ini dirumuskan sebagai berikut: 1.
H :
b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= b
5
= b
6
= 0, Artinya secara serempak Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO, Non Performing Loan
NPL, Capital Adequacy Ratio CAR, Loan to Deposit Ratio LDR, Net Interest Margin NIM, dan Bank Size berpengaruh tidak signifikan terhadap
Return on Asset ROA pada Bank Badan Usaha Milik Negara Persero di Indonesia.
2. H
1
: b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ b
4
≠ b
5
≠ b
6
≠ 0, Artinya secara serempak Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO, Non Performing Loan
NPL, Capital Adequacy Ratio CAR, Loan to Deposit Ratio LDR, Net Interest Margin NIM, dan Bank Size berpengaruh signifikan terhadap Return
on Asset ROA pada Bank Badan Usaha Milik Negara Persero di Indonesia. Pada uji ini dilakukan uji satu sisi dengan ting
kat signifikan α = 5 untuk mendapatkan nilai F tabel. Kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut:
a. Jika F
hitung
≤ F
tabel
atau nila i signifikan α ≥ 0.05, maka H
O
diterima. b. Jika
F
hitung
≥ F
tabel
atau nil ai signifikan α ≤ 0.05, maka H
1
diterima.
3.11.2. Uji t Uji Persial
Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan pengujian sebagai berikut:
1. H
: b
i
= 0, Artinya secara parsial Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO, Non Performing Loan NPL, Capital Adequacy
Ratio CAR, Loan to Deposit Ratio LDR, Net Interest Margin NIM dan Bank Size berpengaruh tidak signifikan terhadap Return on Asset
ROA pada Bank Badan Usaha Milik Negara persero di Indonesia. 2.
H ₁ : b
i
≠ 0, Artinya secara parsial, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO, Non Performing Loan NPL, Capital Adequacy
Ratio CAR, Loan to Deposit Ratio LDR, Net Interest Margin NIM dan Bank Size berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset ROA
pada Bank Badan Usaha Milik Negara persero di Indonesia. Selanjutnya pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan
ttabel pada tingkat signifikan α= 5. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini adalah sebagai berikut:
a. Bila
t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
, maka H
diterima dan H
1
ditolak b.
Bila t
tabel
t
hitung
t
tabel
, maka H
1
diterima dan H
ditolak.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1. PT. Bank Rakyat Indonesia BBRI
Bank Rakyat Indonesia adalah salah satu bank milik pemerintah di Indonesia. Bank Rakyat Indonesia BRI didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah
oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank Der Inlandsche Hoofden atau “Bank Bantuan dan Simpanan Milik
Kaum Priyayi Purwokerto”, suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia Pribumi. Lembaga tersebut berdiri tanggal 16
Desember 1895, dan kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI Setelah kemerdekaan RI, berdasarkan peraturan pemerintah No.1 Tahun
1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai bank pemerintah pertama di Republik Indonesia. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang
Perbankan No.7 Tahun 1992 dan peraturan Pemerintah RI No.21 Tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih
100 di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30 saham bank, sehingga menjadi
perusahaan publik dengan nama resmi PT.Bank Rakyat Indonesia Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini. Sampai sekarang Bank Rakyat Indonesia
Persero yang didirikan sejak tahun 1895 tetap konsisten memfokuskan pada