2.1.1 Definisi self-regulated learning
Santrock 2008 mendefinisikan self-regulatory learning sebagai self- generation and self-monitoring of thoughts, feelings, and behaviors in order to
reach a goal mengatur dan memonitor pikiran, perasaan, dan perilaku guna meraih suatu tujuan.
Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan Zimmerman dalam Schunk, dalam Zaenah, 2007 self-regulation self-regulated learning adalah suatu proses
dimana siswa secara aktif dan menopang pikiran, perilaku dan pengaruh yang diarahkan secara sistematis untuk mencapai tujuan.
Jadi, self-regulated learning merupakan sebuah cara yang digunakan siswa dalam mencapai tujuan belajar. Zimmerman 1989 juga menyebutkan bahwa
siswa yang memiliki self-regulated adalah siswa yang secara metakognitif, motivasi, dan perilakunya aktif dalam proses belajarnya.
Zimmerman 1989 menyatakan ada tiga hal mendasar dalam self-regulated learning yaitu strategi self-regulated learning, keyakinan terhadap kemampuan
diri sendiri, dan komitmen terhadap tujuan akademik. Siswa perlu melakukan serangkaian strategi sebagai langkah nyata bahwa
dirinya memang mengatur secara mandiri apa yang harus dilakukannya demi mencapai tujuan belajar dan memiliki self-efficacy atau rasa kesanggupan yang
tinggi. Hal inilah yang dimaksud dengan pengaturan metakognitif, dimana dalam proses metakognitif ini siswa melakukan serangkaian strategi seperti
merencanakan, menetapkan tujuan, mengelola, memonitor diri sendiri, dan
melakukan evaluasi diri selama proses mencapai kemahiran berlangsung Zimmerman, 1989.
Menurut Schunk 1998, dalam Zaenah, 2007, self-regulated learning bukan kemampuan mental seperti inteligensi atau kemampuan akademik, tetapi lebih
kepada proses mengarahkan diri untuk mengubah kemampuan mental menjadi kemampuan akademik. Woolfolk 2004 mendefinisikan self-regulated learner
adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam belajar dan disiplin diri yang membuat mereka lebih mudah dalam belajar dan motivasinya selalu terpelihara.
Siswa yang memiliki pengaturan diri dalam belajar self-regulated learners melihat kemampuan atau kemahiran sebagai proses yang terkontrol dan
terstruktur, dan mereka menerima tanggung jawab yang lebih demi pencapaian tujuan akademiknya Zimmerman Martinez-Pons, 1990. Dapat dikatakan
bahwa kemahiran itu merupakan tujuan belajar seseorang, sehingga dari pernyataan tersebut dapat diperkuat lagi dengan pernyataan bahwa seseorang yang
self-regulated memiliki karakteristik yang salah satunya memiliki tujuan. Maka, self-regulated learning merupakan suatu aktivitas terstruktur dalam
belajar yang dilakukan oleh siswa guna mencapai tujuan belajar dengan melakukan serangkaian strategi.
2.1.2 Strategi-strategi self-regulated learning