stimulus yang diterima oleh indera. Persepsi terhadap suatu objek dapat dijelaskan melalui teori pemrosesan dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah bottom-up-
top-down processing. Dalam memproses suatu stimulus, seseorang akan mencatat stimulus dalam resptor sensoris. Hadirnya stimulus akan menggerakkan
proses pengenalan objek. Informasi yang diterima oleh reseptor akan “bergerak” dari tingkat pengenalan yang paling rendah sampai ke tingkat yang lebih tinggi
dalam korteks sehingga objek dapat dikenali. Bersamaan dengan terjadinya proses bottom-up terjadi juga proses top down. Proses ini menekankan bagaimana konsep
yang sudah dimiliki seseorang dan proses mental tingkat tinggi mempengaruhi pengenalan objek. Dapat dikatakan bahwa konsep yang sudah dimiliki, harapan,
dan ingatan akan membantu seseorang dalam mengidentifikasi suatu objek. Harapan ini terbentuk berdasarkan pengalaman di masa lalu.
Persepsi terhadap stimulus akan berdampak terhadap beberapa hal. Dalam kaitannya dengan iklim kelas, guru merupakan objek yang sangat penting yang
akan dipersepsi, yang pada akhirnya akan mempengaruhi perilaku siswa.
2.2.2 Definisi iklim kelas
Banyak faktor yang berperan dalam keberhasilan seseorang di berbagai bidang. Khususnya di bidang akademis, Winkel dalam Ramelan, 1989
berpendapat bahwa faktor-faktor yang berperan dalam proses belajar individu adalah faktor yang ada dalam diri individu dan faktor yang ada di luar diri
individu. Faktor dalam diri individu adalah faktor fisik antara lain adalah kondisi fisik individu yang memungkinkan untuk belajar seperti misalnya penglihatan,
pendengaran, dan sebagainya. Sedangkan faktor psikisnya adalah inteligensi dan non inteligensi seperti misalnya motivasi, cara belajar, minat, ataupun tingkat
aspirasi. Adapun faktor di luar individu antara lain adalah pengaturan proses belajar di sekolah, faktor sosial maupun iklim belajar mengajar.
Tahun 1970 di Amerika Serikat dilakukan serangkaian studi observasi terhadap lingkungan kelas. Dari studi ini disimpulkan bahwa prinsip pengajaran,
praktek pengajaran dan profil tingkah laku berhubungan dan mempengaruhi prestasi siswa Anderson, 1987, dalam Ramelan, 1989. Dengan demikian,
peristiwa yang terjadi di dalamnya dan iklim psikologis yang tercermin di dalamnya berkaitan erat dengan tingkah laku individu yang berada dalam
lingkungan tersebut. Reilly dan Lewis 1983 memberikan batasan mengenai iklim kelas yaitu yang
mengarah pada dimensi psikologis dan sosial seperti tingkat kedisiplinan, fleksibilitas, kecemasan, kontrol guru, aktivitas dan stimulasi.
Sedangkan Engel dan Tannenbaum 1973 dalam Ramelan, 1989 memberikan batasan mengenai iklim kelas yaitu iklim psikologis yang dapat dijelaskan dalam
istilah harapan, sangsi, dan kode yang terdapat dalam pertukaran individu-sosial, seperti kegiatan belajar yang spesifik, metode pengajaran oleh guru, perlengkapan
dan penilaian evaluasi. Dari dua pendapat tersebut dapat diambil definisi mengenai iklim kelas yaitu
kondisi psikologis yang tercermin dari suatu lingkungan kelas sebagai tempat belajar mengajar sebagaimana yang dipersepsikan oleh individu yang ada
didalamnya. Kondisi psikologis tersebut terbentuk karena adanya faktor-faktor
yang ada dalam lingkungan kelas itu seperti faktor administratif, disiplin, formalitas, emosi, sosial, di mana kesemuanya tidak terpisahkan dan saling
berinteraksi sehingga mempengaruhi individu di dalamnya. Disini terlibat juga proses persepsi yaitu bagaimana seseorang melihat, mendengar atau merasakan
lingkungan di sekitarnya, atau apa saja yang dialami oleh orang tersebut Morgan, King Robinson, 1979, dalam Ramelan, 1989. Dengan demikian bagaimana
iklim kelas dalam suatu lingkungan kelas adalah sebagaimana yang dipersepsi individu.
2.2.3 Karakteristik lingkungan kelas