Hasil Wawancara. Awal perkawinan

Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 Hampir sama dengan wawancara sebelumnya, P.S masih bersikap santai dan ramah terhadap peneliti. P.S semakin terbuka setiap menjawab pertanyaan dan banyak tertawa setiap membicarakan mengenai masa pensiun yang tenang dan menyenangkan. P.S merasakan masa pensiun yang bahagia meskipun terkadang ia tidak dapat berkumpul bersama anak-anak setelah pensiun. Terkadang kaki kanan P.S digoyang- goyangkan dengan santai seperti wawancara pertama. P.S dapat bekerja sama selama wawancara hingga berakhir. Setelah wawancara berakhir, pasangan bertanya mengapa wawancara lebih cepat selesai dari sebelumnya dan menanyakan apakah semua yang dibutuhkan sudah diketahui. Setelah peneliti mengatakan bahwa keperluan peneliti telah didapat dan mengatakan terima kasih atas bantuan dan kerja samanya, P.S menepuk punggung peneliti dan mengatakan semoga penelitian dapat berjalan lancar. P.S masih tetap mengantar peneliti hingga depan pintu rumah dan melambaikan tangan penuh senyum.

3. Hasil Wawancara. Awal perkawinan

Sebelum akhirnya memutuskan untuk menikahi pasangan, P.S dan pasangan telah berkenalan di Rumah Sakit di daerah Tanjung Selamat tempat P.S bekerja. Orang tua pasangan juga berasal dari keluarga perkebunan dimana hingga masa pensiun P.S juga bekerja di perkebunan. Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 Awal pertemuan dengan pasangan, P.S harus bermalam di Rumah Sakit tempat pasangan bekerja, pada saat itu pasangan menjadi perawat dan berkenalanlah mereka. Setelah melewati tahap perkenalan selama 3 tahun dan P.S sudah bekerja selama 4 tahun, adanya peraturan dari atasan P.S apabila ingin naik jabatan menjadi karyawan perusahaan, maka P.S harus sudah memiliki keluarga. “Karena kata atasan saya, kalo saya mau naik jabatan harus sudah berkeluarga dulu.” R I, W I, 024-025 Atas pertimbangan tersebut P.S menikahi pasangan dengan restu kedua orang tua pasangan dan orang tua P.S. Setelah menikah P.S beserta pasangan harus pindah tugas di daerah perkebunan lain, sehingga pasangan harus berhenti dari pekerjaannya dan P.S pun menginginkan istri yang mejadi ibu rumah tangga agar dapat mengurus rumah tangga dengan baik dan membesarkan anak-anak. Pasanganpun setuju atas permintaan P.S Pada tahun pertama menikah, P.S dan pasangan sudah memiliki putri pertamanya. Kesibukan pasangan dalam merawat dan menjaga anak mereka sedangkan P.S sibuk dengan tugas dan tanggung jawab pekerjaan sehingga awal perkawinan menjadi mudah untuk menyesuaikannya. “Karena kami itu pas baru-baru menikah sama-sama sibuk gak ada Nampak perselisihan perbedaan ini itu gak gitu Nampak ya. Gak ada lah pas pertama-tama dulu. Ibu pun udah sibuk yakan, dia ngurus anak langsung. Kan ibu langsung melahirkan tahun pertama nikah. Lagian waktu itu kan baru menikah itu saya diangkat jadi staff gitu. Jadi sibuk lah kami sama-sama.” R I, W I,036-045 “Iya, pindah saya jadi staf, udah sibuk sendiri penyesuaian lagi kan, ibu udah ngurus anak ajalah jadinya. Lagian kan kalo dikebun itu ada rapat dharma wanitalah inilah. Jadi gitulah kami dulu itu.” R I, W I,050-054 Perkawinan semasa Bekerja Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 Topik-topik yang sering dibicarakan dengan pasangan mengenai anak-anak yang berada terpisah dari orang tua, meskipun terpisah jarak, pasangan selalu melakukan komunikasi dengan anak-anak dan membicarakannya dengan pasangan. Namun terkadang P.S tidak terlalu mempercayai seluruh yang dikatakan pasangan mengenai anak-anak. P.S merupakan orang tua yang keras terhadap anak sedangkan pasangan sering kali membela anak-anak. Hal-hal yang tidak terlalu diperyakan P.S terhadap pasangan ialah mengenai jam malam anak-anak. Pernah suatu kali pasangan kembali dahulu ke Medan, dan P.S menelpon pasangan menanyakan keberadaan anak-anak, pasangan mengatakan anak-anak sudah tidur pukul 21.00 namun P.S merasa anak-anak belum pulang dan masih diluar. Tapi sampai saat ini belum ada bukti bahwa pasangan Komunikasi Pada masa bekerja, hubungan komunikasi dengan pasangan terbilang intens dan memiliki kualitas yang baik. Istri selalu mendampingi pasangan yang bertugas di perkebunan dan tinggal bersama meskipun anak-anak tinggal di Medan bersama adik pasangan. Setiap harinya pasangan dan P.S memiliki waktu yang cukup untuk berkomunikasi, baik di pagi hari maupun setelah P.S kembali pulang dari bekerja. Bagi P.S ia dan pasangan memiliki hubungan komunikasi yang menyenangkan karena baginya, pasangan merupakan istri dan temannya. “Ya cemana ya. Ya enaklah. Orang teman ngomong saya kan cuman ibu kalo masih tugas gitu. Ama anak-anak ya sekali-sekali aja.” R I, W I,0102-0105 “Kalo pas kerja dulu kan, ibu emang selalu ama saya dikebun, jadi cukuplah waktu kami pasti. “R I, W I,0555-0556 Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 maupun anak-anak berbohong sehingga P.S tidak dapat marah. Meskipun tanpa bukti, P.S tetap tidak terlalu mempercayai pasangan mengenai jam malam anak-anak. “Misalnya kan kadan ibu pulang duluan tu dari kebun kemedan. Kadang saya telpon gitukan jam 9 malam, karena kan jam 9 anak-anak udah harus pulang. Di bilangnya lah si kakak udah tidur, tapi saya rasa belum pulang itu.” R I, W I,0378-0383 Selain mengenai hubungan dengan anak-anak, P.S dan pasangan sering juga membicarakan mengenai keluarga besar, permasalahan apa saja yang sedang dirasakan oleh keluarga besar. Hampir sama hal nya dengan anak-anak, pasangan sering tidak terbuka mengenai adik-adiknya. Adik-adik pasangan sering meminta bantuan, namun pasangan sering tidak menceritakan dengan P.S atau tidak menceritakan dengan benar. Terkadang hal ini menimbulkan perselisihan. P.S berharap untuk menceritakan saja yang sebenarnya karena sedapat mungkin Ia akan membantu. “Selain anak ama keluarga saya percaya.Kadang ibu ni suka nutup-nutupin tentang keluarga besarnya yang kek saya bilang itulah. Kalo ada butuh bantuan keluarga, gak dibilangnya semua ma saya. R I, W I, 0422-0427 Selain mengenai permasalahan yang berhubungan dengan anak-anak P.S dan keluarga besar, P.S mempercayai pasangan dalam berkomunikasi, seperti permasalahan kantor, P.S menceritakannya dengan pasangan. Namun apabila ada hal-hal yang P.S inginkan pasangan tidak mengetahui seperti permasalahan kantor yang rumit, Ia memilih untuk tidak bercerita kepada pasangan dari pada harus berbohong. “Kadang saya gak suka cerita ama ibu kalo kena marah atasan atau kadang masalah orang kalo cuman cemana ya bilangnya. Namanya kerja pasti ada aja itu kelakuan yang aneh-aneh teman saya. Gak akan saya ceritakan itu.” R I, W I, 0199-0204 Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 Ketika pasangan mengalami kesusahan dan pasangan belum ingin berbagi cerita dengan P.S, P.S mengetahui bahwa ada sesuatu yang disembunyikan pasangan darinya. Maka P.S berusaha menanyakan pasangan yang cukup tertutup agar mau berbagi cerita, karena P.S bersedia membantu pasangan. Disela-sela waktu, P.S sering mencoba untuk bertanya sehingga pasangan mau bercerita. “Iya tau saya. Kadang agak-agak diem gitu dia, tapi taunya saya. Jadi kalo dia mau terbuka. Mau cerita gitukan ada masalah apa gitu. Kalo dia bilang saya bantuin lah dia gimana. Tapi kalo dia diem-diem aja kan terasa juga ma saya. Ditanya ada masalah apa? Gak ada katanya. Kayak gitu dia. Nah kalo itu bisa dirasanya dipecahkan sendiri ato gak mau dia tau saya masalahnya.” R I, W I,0483-0491 Aktivias Waktu Luang Kesibukan pekerjaan yang berada di daerah perkebunan hanya bersama pasangan sementara anak-anak berada di Medan bersama adik pasangan untuk bersekolah. Hal ini membuat intensitas bertemu dengan keluarga menjadi terbatas. Dalam satu bulan empat kali yaitu satu kali dalam seminggu, membuat P.S hanya dapat menemui keluarga yang berada di Medan. Ketika menghabiskan waktunya di Medan bersama anak-anak dan pasangan, P.S menyukai waktunya luangnya bersama dengan keluarga. waktu bersama ini dihabiskan dengan makan bersama di luar, pergi ke mall atau berekreasi ke luar kota. “Biasanya kami tu makan samalah. Pas anak-anak masih kecil kumpul semua malem kita makan sama. Tapi pas udah keluar semua bedua ajalah ma ibu tinggal. Tapi kalo lagi balik ke medan itu lah kami ngumpul biasanya. Sabtu-minggu. Kami ma anak-anaklah. Sering kalo lagi di medan kami makan diluar. Ntah kemana kami gitu misalnya. Waktu kecil-kecil rekreasi lah kami tu kan biasanya. Udah besar pun gitu juga. Misalnya ke brastagi, ke parapat, ntah ke mall” R I, W I,0578-0589 “Malah senanglah kumpul ma anak-anak. Tau cerita anak-anak itu apa. Ketawa- ketawa kami kan. Jarang ketemu sekali ketemu gitulah.” R I, W I, 0603-0606 Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 Selain menghabiskan waktu bersama keluarga di setiap akhir pekan, P.S melakukan olah-raga tenis bersama dengan teman-teman kantornya. Setiap sabtu sore dan minggu pagi adalaha jadwal P.S bermain tenis. “Jadi sabtu minggu pun umumnya saya keluar juga tu. Olahraga. Sabtu sore saya tenis. Minggu pagi pun tenis, siangnya baru pergi.” R I, W I, 0599-0602 Orientasi Agama P.S dan pasangan beserta keluarga merupakan pasangan yang taat beribadah. P.S dan pasangan berbagi tugas dalam mendidik anak-anaknya untuk ibadah agama. Pasangan mendidik dan mengajarkan anak-anak mengenai ibadah-ibadah dalam agama islam. Bagaimana cara solat yang benar, mengajarkan mengaji membaca al-quran, berpuasa dan ibadah lain dalam islam. P.S memberikan contoh keseharian mengenai hal- hal yang dibenarkan dan diharamkan dalam agama islam. Misalkan, ketika menonton TV bersama, ada pemberitaan di TV mengenai aliran sesat yang sedang terjadi, maka P.S akan mengatakan kepada anak-anak bahwa dalam agama hal tersebut diharamkan. Dengan adanya pembagian tugas tersebut, maka memudahkan bagi anak-anak untuk mengerti dan dapat menjadi umat islam yang baik. “Ibu itu lah yang ngajarin solat, ngaji. Itu ibu semua. Tapi kalo saya itu lebih, cemana ya bilangnya. Lebih ginilah misalnya ada aliran sesat tu di TV terus saya yang bilang ma anak-anak itu gak boleh ya dalam agama kita. 0679-0684 Sesuai dengan pengajaran agama kepada anak, maka P.S juga berusaha meluangkan waktu untuk memiliki aktivitas ibadah bersama dengan keluarga. waktu yang terbatas ketika masih bekerja bersama keluarga, P.S hanya dapat melakukan ibadah puasa bersama dengan keluarga dan solat Idul bersama keluarga. Hanya disela-sela kesempatan P.S dapat solat berjamaah bersama pasangan dan keluarga. Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 “Dulu pas kerja, pas anak-anak masih dikebun ya magrib sama kami. tapi yang pasti solat Idul samalah kami. Umumnya kami itu yang kumpul kalo puasa, jadi buka sama terus magrib sama terus ke mesjid samalah kami berlima teraweh.” R I, W I,0666-0671 Resolusi terhadap Konflik Pasangan ini, sering mengalami permasalahan mengenai kebutuhan ekonomi keluarga besar dari pihak pasangan. Keluarga besar sering mengalami kekurangan dalam pemasukan ekonomi sehingga sering kali meminta bantuan dari P.S dan pasangan. Hal ini yang berakibat pula pada pengaturan keuangan keluarga P.S Pengaturan keuangan Pemasukan keluarga hanya berasal dari gaji bulanan tempat perusahaan P.S bekerja. Setiap pemasukan bulanan keluarga ini, diserahkan seluruhnya oleh P.S kepada pasangan agar pasangan dapat mengatur kebutuhan bulanan rumah tangga dan untuk kebutuhan ank-anak. Selama masa bekerja tidak ada permasalahan yang berarti dalam ekonomi keluarga. tidak mengalami kekurangan dan P.S dan keluarga masih dapat menabung untuk berlibur pada waktu-waktu tertentu bersama keluarga. ” Itu semua pendapatan saya, saya kasih aja ma ibu, ibu yang urus ibu yang ngelola buat rumah. ada juga untuk saya tapi ibu taulah seluruh pendapatan saya. Terus saya bilang ma ibu itu yang ada, jadi jangan harapkan dari yang lain-lain.” R I, W I,0862-0867 ”Alhamdulillah egak lah. Semuanya udah diatur, untuk hidup, untuk pendidikan anak-anak, untuk kalo ada kebutuhan lain kayak misalnya liburan gitu, masih cukuplah untuk kami jalan-jalan. Untuk pendidikan anak, alhamdulillah pun masih bisa nabung juga kami.” R I, W I,0878-0884. Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 Namun ada beberapa permasalahan mengenai keuangan rumah tangga keluarga, meskipun permasalahan bukan dari dalam rumah tangga, namun P.S dan pasangan harus menyisihkan biaya kebutuhan lain untuk membantu keluarga besar yang terkadang biaya tersebut harus dipenuhi untuk biaya pendidikan anak. Karena sebab itu, pengaturan ekonomi keluarga menjadi lebih ketat. ”Apalagi dulu, anak-anak kan perlu biaya pendidikan yang besar juga. Buat saya itu dululah diduluankan baru yang lain.” R I, W I,0753-0755 Keluarga Sebagai anak yang dituakan dan paling mampu diantara keluarga lain, pasangan P.S sering kali diminta bantuan berupa dana dari adik-adiknya. P.S pribadi tidak terlalu mempermasalahkan adik-adik yang butuh bantuan, baginya sebagai yang dituakan dalam keluarga dan adanya uang lebih untuk membantu, P.S akan membantu yang ia mampu. P.S tidak ingin memberikan hutang kepada adik-adik pasangan, sehingga P.S lebih memilih untuk tidak memberikan keseluruhan dana yang dibutuhkan namun hanya memberikan semampunya namun tidak berupa hutang. Agar nantinya tidak ada beban bagi keduanya. Untuk beberapa kesempatan, pihak keluarga tidak melihat keadaan kebutuhan rumah tangga P.S yang terkadang membutuhkan biaya lain. ”kadang iya jugalah, kalo orang tu ada masalah kan kami jadi ikut mikir, ikut kerepotan jugalah. Terus mereka itu kadang suka minta bantuan uang gitulah. kalo misalnya adik-adik minta bantu, itu wajar, karena kami dituakan dan dianggap mampu, jadi kalo ada yang minta bantu tu wajar aja. Jadi kita pun membantu nya seberapa mampu kita. Seringnya gitu. Mereka kan harusnya tau kami juga ada kebutuhan lain.” R I, W I,0743-0752 Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 Yang menjadi permasalahan, pasangan sering kali tidak memberitahukan mengenai permasalahan adik-adiknya atau kebutuhan apa saja bagi adik-adiknya sehingga sering kali menyebabkan salah paham diantar mereka dan keluarga besar. Sering pula pasangan mengatakan bahwa P.S sedang tidak memiliki uang lebih dan tidak dapat membantunya untuk saat ini dimana dilain pihak, P.S tidak mengetahui permasalahan yang sering terjadi. Karena adanya salah pemahaman atau kominikasi yang tidak sampai menyebabkan keluarga mengganggap bahwa P.S tidak mau membantu mereka. ”Masalahnya kalo ibu ini, kalo adalah adek-adek tu masalah, gak mau langsung dibilangnya ma saya. Dibilang nya aja kalo lagi ada kebutuhan lain, dibilangnya gini. Udahlah abang lagi gak duit. Gitu. Sayalah yang dikira pelit, itu yang bikin kami sering berantam itu.” R I, W I,0757-0763 Pasangan lebih memilih untuk menceritakan permasalahannya kepada anak tertua mereka. P.S sering kali mengetahui kejadian-kejadian dari anak sulungnya setelah selang beberapa lama hal itu terjadi. P.S sangat menginginkan agar pasangan mau bersikap jujur dan terbuka kepadanya tanpa melalui orang lain sehingga Ia dapat membantu dan permasalahan cepat terselesaikan. “Iya, karena dia paling besar, dia sering diceratain ibu, tapi ibu jaranglah mau cerita dengan saya. Jadinya kan suka salah pengertian. Kadang ada satu kejadian yang saya udah lama baru tau, malas saya kalo kayak gitu. Itu yang sering saya bilang ma ibu, bilang ajalah kesaya semuanya. Biar bisa juga diatasin.” R I, W I,0788-0795 Akibat dari pasangan yang sering kali menutup-nutupi permasalahan mengenai keluarganya, menyebabkan terjadinya kesalah-pahaman antara P.S dan ipar-iparnya. Pasangan sering kali menyembunyikan kesulitan yang dialami oleh adik-adiknya dimana P.S tidak mengetahui bahwa adik-adiknya membutuhkan bantuan sehingga P.S tidak Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 memberikan bantuan apapun namun bagi adik-adik iparnya sering kali karena P.S tidak memberikan bantuannya, adik-adik sering kali menyangkan P.S pelit dan tidak ingin membantu. “Sedikit banyak ya mempengaruhi lah ya. Tapi saya bilang ma ibu, janganlah saya diburuk-burukkan ma adek-adek itu. Kadang ibu ni suka jual nama saya ke orang itu, padahal saya gak tau apa-apa. Jadinya orang tu anggap saya yang pelitlah, gak kasih inilah, gak kasih itulah. Jadinya saya selalu bilang, kalo ada apa-apa ma adek-adek itu bilang dulu ke saya, ntar kalo bisa bantu ya dibantu, kalo egak ya tunggu dulu.” R I, W I,1063-1062 Pada saat-saat pasangan menceritakan permasalahan yang sedang dihadapi oleh keluarga besar, P.S bersedia untuk membantu keluarga semampunya. Sebagai contoh, ketika keluarga membutuhkan kendaraan bermotor untuk transportasinya dan meminjam kepada P.S, dengan senang hati P.S meminjamkannya selama kendaraan tersebut sedang tidak dibutuhkan. Namun untuk beberapa permasalahan keluarga P.S dan pasangan sulit menemukan jalan keluar sehingga tidak jarang juga menyebabkan perselisihan meskipun sudah dibicarakan. “Biasanya itu ditanya. Kita rembukkan bersama. Misalnya ni adek mau pinjem kereta. Cemana ni kita kan mau pake juga, kan kadang butuh juga. Tapi yaudahlah mungkin si adek ini lagi butuh. Yaudah dibicarakan yodah kami pinjamkan lah. Seringnya kami ngomonglah. Dibicarakanlah. Yang penting orang tu tanggung jawablah. Ya gitu ajalah, tapi sering juga kami selisih hanya karena itu.” R I, W I,0765-0774 P.S mengharapkan agar pasangan lebih terbuka dalam komunikasi mengenai keluarga besar agar tidak sering terjadi perselisihan. Meskipun terkadang keluarga besar menyebabkan perselisihan diantara pasangan ini, namun hubungan P.S dan keluarga besar masih terbilang baik ketika bertemu. Pada saat-saat hari raya islam, P.S beserta Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 keluarga akan berkunjung ke rumah-rumah keluarga besar. Penyambutan dari keluarga besar pun masih baik dengan permasalahan yang ada. Ketika bekerja, P.S tidak memiliki waktu luang untuk berkumpul bersama keluarga, baik dari keluarga P.S maupun dari pihak keluarga pasangan. Meskipun dari pihak keluarga P.S mengadakan arisan keluarga setiap bulannya, namun P.S sering tidak mempunyai waktu untuk hadir. “Gak ada, kalo dari ibu gak ada, tapi kalo dari saya ada. Cuman saya gak bisa ikut, sering gak cocok waktunya. Jadi saya bilang ma adek-adek kalo bisa kami datang kalo egak ya egak jadinya gak ikut saya dalam arisan itu. Datang ajalah kalo ada waktu.” R I, W I,0982-0987 Keluarga besar terkadang sering memberi pendapat terhadap keluarga P.S mengenai kehidupan keluarganya. Namun P.S dan pasangan hanya mendengarkan dan memilah mana yang terbaik bagi keluarga mereka. Yang memiliki keputusan terakhir mengenai keputusan yang diambil adalah P.S dan pasangan. Maka sedikit banyak, keluarga besar member pengaruh bagi keluarga. “Pengaruh itu, kadang-kadang kalo saya ya, orang tu keluarkan pendapat ajalah. Adek-adek itu cuman ngomong lah, tapi semuanya tetap kami yang mau gimananya. Istilah nya orang tu kasih saran lah ma kami, tapi kami juga yang mau gimananya ntar.” R I, W I,1000-1005 Orientasi Seksual Semasa bekerja, pasangan selalu mendampingi P.S di perkebunan untuk dinas. Sehingga hubungan seksual juga memiliki intensitas yang sering dan hubungan tersebut menyenangkan bagi P.S dan pasangan. Bagi P.S hubungan seksual merupakan kebutuhan. Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 “Namanya emang kebutuhan biologis kami juga, ya bagus-bagus ajalah. Yang seneng-seneng ajalah.” R I, W I,0696-098 Teman P.S memiliki hubungan yang baik dengan teman-teman. Karena kesibukan P.S dan menuntut P.S untuk berada di perkebunan, maka selama bekerja yang menjadi teman-teman P.S ialah teman-teman kantor. P.S menjaga hubungannya dengan tidak membuat permasalahan. Untuk menjaga hubungan baik dengan teman-teman kantor, P.S sering membantu menjadi bagian kepanitiaan bagi yang anaknya akan menikah. Dan untuk hobinya, P.S bermain tenis bersama dengan teman-teman kantor. “Kami sering main tenis sama, oh terus kadang kalo ada teman kantor yang anaknya menikah, itu pasti kan kami jadi panitianya, jadi bantu-bantulah. Itulah kami sering sama.” R I, W I,1310-1314 “Jadi yang sering kali jadi masalah itu dulu karena disiplin ma keras saya. Mungkin pas pacaran dulu gak tau kali ibu, tapi pas udah nikah ginikan baru Kepribadian Pasangan merupakan pribadi yang suka terlambat dan lelet. Pasangan sering kali telat dalam melakukan suatu hal. Baik dalam urusan rumah tangga ataupun dalam acara- acara yang membutuhkan waktu tepat. P.S merupakan orang yang sangat keras dan disiplin. P.S sangat tidak menyukai orang yang tidak tepat waktu dan selalu terlambat. Bagi P.S segala sesuatu harus tepat dan sesuai. Hal ini yang sering kali menjadi pertengkaran-pertengkaran kecil dengan pasangan. P.S sangat ingin segala sesuatunya disiplin sedangkan pasangan sering kali tidak dapat menyesuaikan jam-jam atau aturan yang ada dari P.S Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 keliatan. Ibu ni orangnya lelet kali. Suka kali telat-telat. Gak macem saya, harus tepat waktu disiplin, itulah yang bikin kami berantem aja. Tapi kalo sekarang gini lama-lama saya terima jugalah.” R I, W I,1113-1120. Sering kali pada acara-acara tertentu yang membutuhkan ketepatan kedatangan, pasangan selalu terlambat. P.S sudah menunggu selesai berbenah dan bersiap-siap 30 menit sebelum undangan dan harus menanti pasangan dalam waktu yang cukup lama. Bagi P.S, ia tidak habis pikir mengapa pasangan terlalu lambat dan terlalu banyak hal yang harus disiapkan sebelum acara dimulai. P.S sering kali mengatakan kepada pasangan, apabila membutuhkan waktu lama untuk mempersiapkan segala sesuatu maka mempersiapkan lebih cepat dari waktu biasa, namun pasangan sangat sulit berubah bagi P.S. Hal-hal kecil seperti ini membuat pertengkaran tidak dapat dihindarkan. “Iyalah, memang itu yang bikin kami sering berantem. Kalo ada acara apa gitu misalnya jam 10, saya setengah 10 udah siap semuanya. Udah depan rumah saya, kalo ibu masih inilah-itulah banyak kalilah dia tu, akhirnya jam 10 juga kami pergi, telatlah kami kan. Dimobil tu biasanya sering marah-marah saya. Selain itu kadang yang bikin saya agak marah ma ibu, karena dia itu sering telat, saya pengen kali solat subuh itu jama’ah, tapi karena ibu telat sering kali dia gak ikut. Terus solat subuhnya ntah jam berapa gitu dia. Itu yang selalu saya bilang ma anak-anak biar gak ikut-ikutan ibunya.” R I, W I, 1133-1147 Dari P.S ialah mendidik dan membesarkan anak-anak bersama dengan pasangan. Pada waktu-waktu luang, P.S akan membantu pasangan dalam menjaga anak-anak. Tidak jarang P.S menyuapi anak-anak sewaktu kecil, ataupun bersama-sama anak-anak membeli kebutuhan mereka. Yang paling penting bagi P.S dalam mendidik anak-anak Peran P.S berperan mencari nafkah untuk menunjang ekonomi keluarga. Dalam menjalankan tugasnya untuk menghidupi keluarga, P.S dapat memenuhi kebutuhan keluarga. tugas lain yang Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 ialah memberikan contoh yang baik mengenai ibadah agama agar anak-anak dapat menjadi anak yang baik ketika tumbuh dewasa. “Ya itu cari nafkah untuk keluarga pasti yakan. Ngajar anak-anak agama, saya rasa itu juga udah jadi tugas saya juga. Jaga keluarga itulah. Dan saya harus kasih contoh untuk keluarga. Sebisa mungkin saya jadi bapak dan suami yang baik.” R I, W I,1199-2004 Tugas pasangan dalam keluarga ialah mendidik dan membesarkan anak-anak. Meskipun setelah anak-anak tumbuh dewasa dan tinggal terpisah dari P.S dan pasangan, namun pasangan tetap mengetahui perkembangan anak-anak dan menjadi ibu yang baik dengan mengurusi segala keperluan anak-anak. Aturan yang ketat ini diberlakukan P.S agar anak-anak tetap disiplin dan tidak salah pergaulan. Namun hal ini sering kali berbeda dengan pendapat pasangan bahwa P.S Anak dan Orang Tua Pekerjaan P.S yang menuntutnya untuk berada jauh dari keluarga dan pasangan mendampinginya di perkebunan. Untuk mendapatkan pendidikan yang baik untuk anak- anak, P.S menyekolahkan anak-anak dari tingkat SMP hingga bangku kuliah di kota Medan bersama tantenya. Meskipun anak-anak jauh dari P.S, namun P.S tetap memantau perkembangan anak-anaknya. P.S memberikan batasan-batasan khusus untuk anak-anak. Seperti jam malam hingga jam 21.00 anak-anak harus kembali pulang ke rumah terkecuali ada keperluan mendadak. Pergaulan anak-anak juga dibatasi, anak-anak tidak boleh sembarangan dalam pergaulan dan teman laki-laki harus selesai bertamu dibawah jam 21.00 di akhir minggu. Untuk urusan kuliah, teman-teman boleh belajar bersama dirumah tanpa waktu yang dibatasi hingga tugas-tugas selesai dikerjakan. Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 terlalu ketat dan disiplin bagi anak-anaknya. Terkadang perbedaan pendapat akan aturan anak-anak ini menyebabkan perselisihan kecil dengan pasangan. “Iya juga. Itu paling sering. Dulu pas kerja kan anak-anak masih remaja. Saya paling ketat dia beteman ma sapa aja yang boleh, mana yang egak. Karena anak perempuan 2 kalo gak dijaga kan susah jaman sekarang ini. Jadi saya suka keras, orang tu suka marah-marah karena saya suka ngelarang. Tapi kan bener yang dilarang. Kata ibu macam gak pernah muda, tapi karena saya pernah mudalah saya harus ketat ma mereka.” R I, W I,0246-0255 P.S semasa bertugas lebih dekat dengan anak perempuannya. Meskipun lebih disiplin kepada anak-anak perempuannya disbanding anak laki-lakinya. Namun W.Y dan S.A lebih sering berkomunikasi dan bersama dengan ayahnya. Seperti ingi berbelanja bersama, terkadang P.S hanya pergi bersama kedua putrinya tanpa pasangan. W.Y dan S.A merasa lebih menyenangkan pergi bersama ayahnya disbanding dengan ibunya. Hampir sama dengan W.Y dan S.A, D.W pun lebih dekat dengan ibunya. Untuk beberapa hal D.W sering berbelanja dengan ibunya tanpa diketahui P.S. Perbedaan seperti ini terkadang membuat anak-anak sering bercanda mengenai anak kesayangan orang tuanya. “Tapi kan kadang anak saya yang perempuan itu kalo apa-apa itu mintanya ke saya. Tapi kalo yang cowok itu ma ibu, sering kali saya gak tau, tiba-tiba udah ganti HP dia. Saya tanya dari mana ni? Mama yang beli katanya. Jadi itu dia emang ama mamanya kali. Ampe sekarang pun gitu dia. Tapi kalo yang perempuan ini. Ke saya kali, ampe udah nikah pun tetep gitu. Walopun dia juga sayang ama mamanya tapi apa-apa dia lebih ke saya.” R I, W I,1233-1243 Perbedaan-perbedaan kedekatan orang tua dan anak tidak sampai menghasilkan pertengkaran besar. Meskipun anak perempuan lebih dekat kepada P.S dan sebaliknya anak laki-laki lebih sering bersama ibu, namun kasih sayang P.S dan pasangan tetap sama Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 kepada ketiga anaknya. P.S mengatakan kasih sayang kami tetap sama untuk ketiganya masalah kedekatan lebih dengan ayah atau ibu tidak mempengaruhi rasa sayang terhadap anak-anak. “Tapi gak pernah bikin pertengkaran jadi besar ampe kek mana gitu. Masih dalam batas kok. Lagian saya tetap sayang jugalah ama anak saya yang laki-laki, gitu juga ama ibu. Tetap sama kalo kasih sayang yang kami kasih. Tapi dala kedekatan, mungkin gitu ya. Bapak ama anak perempuan. Ibu ama anak laki-laki. “ R I, W I,1252-1259 Perkawinan setelah Pensiun Komunikasi Setelah pensiun, banyak beban pekerjaan yang lepas sehingga berpengaruh dalam komunikasinya dengan pasangan. Perasaan yang bebas dan tenang ini dirasakan pula oleh pasangan yang mengatakan bahwa setelah masa pensiun, P.S menjadi orang yang lebih tenang, tidak stress seperti saat bekerja dan menjadi lebih menyenangkan. Menjadi lebih santai dan tidak selelah saat bekerja ini membuat P.S dan pasangan lebih nyaman dalam berkomunikasi dan semakin dekat dengan pasangan. P.S pun lebih sering bercanda dalam komunikasi. “Dulukan kadang suka stress kerja, kadang kalo lagi capek ya kadang ngaruh juga kalo lagi cerita ma ibu. Tapi ibu sendiri bilang, katanya sekarang saya makin lepas gitu. Lebih sering becanda-becanda, gitu katanya.” R I, W I,0145-0149 “Dulu kan sering kayak anak-anak, kantor yang berat lah. Sekarang itu udah lepas, cuman ketawa-ketawa ajalah. R I, W I,0563-0565 Selain pribadi P.S yang terbuka kepada pasangan, setelah pensiun, pasangan semakin mengetahui setiap aktivitas P.S, P.S merasakan semakin tua bahwa tidak ada lagi yang harus disembunyikan dari pasangan. Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 “Saya ini orangnya terbuka, jadi sekarang udahlah. Ibu udah tau semuanya. Udah tua-tua gini, apalagilah yang saya sembunyikan. Udah lama kami hidup sama yakan.” R I, W I,0342-0345 Setelah pensiun, dengan tidak adanya lagi aktivitas P.S dilingkungan pekerjaan, membuat topic pekerjaan tidak sering lagi dibicarakan dengan pasangan. Setelah pensiun, pasangan dan P.S sering membicarakan ladang yang saat ini menjadi kesibukan P.S setelah pensiun. Pada masa awal P.S mempunyai banyak kesibukan di ladang, pasangan tidak terlalu mendukung kesibukan P.S dan sering kali berargumen mengenai kesibukannya di ladang. P.S tetap dengan kesibukannya namun P.S berusaha agar pasangan menyukai aktivitas yang menjadi kesenangannya saat ini dengan sering mengajak pasangan pergi ke ladang bersama. Pada awalnya, pasangan sering kali keberatan dan tidak menyetujui ajakan P.S, lama-kelamaan pasanganpun merasakan kesenangan setiap berada di ladang. “Ntah itu ibu. Katanya buat apa ke ladang-ladang. Tapi karena suka saya ajak juga. Akhirnya dibilangnya. Enak juga ya keladang. Sekarang dia juga ikut juga kadang.” R I, W I,0129-0133 “Tapi kalo sekarang udah jarang ngomonging kantor. Palingan kami suka ngomongin ladang. Kan sekarang saya juga ada ngurus ladang dikit-dikitlah untuk pensiun ini. Suka saya diladang ini. Gak capek kerjaannya. Sekarang pun ibu udah suka ngomongin ladang. Gak kayak dulu. Suka marah dia kalo saya ke ladang.” R I, W I,0120-0127 Pada masa sebelum pensiun, P.S sering kali tidak mempercayai pasangan dalam membicarakan mengenai anak-anak. Namun dengan bertambahnya umur anak-anak dan P.S semakin mengurangi kerasnya dalam mendidik anak-anak, Ia pun lebih tenang dan mempercayai pasangan dalam membicarakan anak-anak. Baginya anak-anak sudah dapat Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 bertanggung jawab sehingga Ia pun sudah mulai melepaskan dan mempercayai anak- anaknya. “Gak ada. Biasa aja, sama aja kayak dulu. Oh kecuali anak lah ya, sekarang anakpun udah terbuka ma saya, jadi gak kayak dulu sering tutup-tutupin mereka. Sekarang malah anak-anak cerita ke saya dulu baru ke ibu. Lainnya biasa aja.” R I, W I,0465-0470 Hampir sama hal nya mengenai anak-anak, permasalahan keluarga besar yang sering meminta bantuan ekonomi dari P.S tidak seperti masa bekerja. Pasangan lama- kelamaan mulai dapat berkata jujur dan terbuka dengan P.S. selain itu P.S dan pasangan pun sudah dapat menemukan jalan keluar bagi permasalahan keluarga besar agar tidak menyebabkan perselisihan diantara mereka. “Kan saya bilang sama ibu, kita sudah pensiun dan orang tu udah tau nya kita udah pensiun, jadi ya kita membantu semampu kita aja. Kan itu merupakan kewajiban kita juga nya. Jadi kalo masalah keluarga besar itu saya serahkan sama ibu aja. Karena masalah itu lah yang sering jadi pertengkaran sama ibu, jadi unutk menghindari pertengkaran saya serahkan sama ibu aja.” R I, W I 0818-0827 Permasalahan dan beban keluarga yang semakin berkurang setelah pensiun, membuat P.S merasa bahwa tidak ada hal-hal penting ataupun berat pula yang menjadi beban pasangan, tidak seperti masa bekerja, ketika pasangan dirasakan oleh P.S mulai berubah karena adanya permasalahan yang menjadi beban dan berusaha untuk mengetahuinya meskipun pasangan belum ingin berbagi, setelah pensiun P.S lebih tenang. Apabila pasangan ingin berbagi atau bercerita, Ia akan mendengarkan dan berusaha member bantuan, namun apabila dirasakan pasangan mulai berubah P.S tetap tenang dan tidak berusaha untuk mengetahuinya. “Sekarang ini. Ah, saya udahlah, gak ada masalah yang terlalu berat, kalo saya tau dia agak-agak berubah agak-agak diem tapi gak mau cerita. Saya diem ajalah. Lama-lama juga maunya dia cerita. Kalo egak yaudah. Udah tua gini udah jarang juga bujuk-bujuk ya mungkin.” R I, W I,0521-0527 Aktivias Waktu Luang Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 Anak-anak yang sudah memiliki aktivitas dan kesibukan sendiri yang berada di Jakarta untuk pekerjaan, maka P.S dan pasangan harus terpisah dengan anak-anaknya setelah pensiun. Masa-masa pensiun ini, P.S sering menghabiskan waktu luangnya bersama pasangan dengan berjalan sama atau ke ladang. Setelah pensiun, ladang menjadi kesibukan P.S, maka bersama pasangan P.S sering melihat ladang dan bermalam di ladang. ”Kalo dulu seminggu sekalikan, masih sering jalan ketemu cerita-cerita. Tapi sekarang paling ma ibu ajalah kami bedua keladang. Bedua jalan-jalan.” R I, W I,0657-0661 “Itu pas baru-baru pensiun kan saya sering keladang. Sebenernya sekarang pun masih sering tapi dulu pas abis pensiun kayaknya ibu gak gitu suka. Merepet- repet aja dia kalo saya lama di ladang, mungkin diharapkannya saya abis pensiun sering dirumah. Tapi saya nikmat kali diladang itu. Tapi sekarang ibu udah gak seprotes dulu kok. Malah gak lagi sekarang.” R I, W I,1167-1175 Disaat-saat P.S dan pasangan memiliki waktu lebih untuk ke Jakarta mengunjungi anak-anak yang bekerja di Jakarta, maka P.S dan pasangan akan melepas rindu mengunjungi anak-anak selama beberapa hari “Iya, paling kalo lebaran gitu kan pulang, atau kadang kalo ada waktu saya ama ibu barulah kejakarta. Itu ajalah waktu kami. itu pun saya bentar ajakan. Palingan beberapa hari, gak sampe pun seminggu kadang.” R I, W I,0622-0626 Orientasi Agama Waktu luang semasa pensiun dipergunakan P.S sebaik mungkin untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki ibadah-ibadahnya yang kurang sempurna semasa bekerja. Semasa bekerja, solat yang dikerjakan sering terlambat, namun setelah pensiun P.S merasa sangat bersukur mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki ibadahnya. Sebagai contoh intestas P.S untuk solat berjamaah di mesjib semakin banyak. Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 “Iyalah, istilahnya sekarang ini saya banyak waktu dengan tuhan. Yang dulu mungkin agak-agak telat kalo solat, sekarang lebih tepat waktu. Bersukur saya masih dikasih kesempatan oleh allah memperbaiki ibadah saya.” R I, W I,0719- 0724 Aktivitas agama yang sering dilakukan bersama keluarga terutama pasangan setelah pensiun adalah pengajian bersama. Adanya beberapa kelompok pengajian P.S bersama pasangan, seperti pengajian kelompok haji dan pengajian pensiunan. Sedangkan bersama anak-anak, setelah pensiun ini semakin jarang. Karena ank-anak berada di Jakarta. Maka P.S dan keluarga dapat beribadah sama hanya ketika bulan akhir Ramadhan disaat anak-anak sudah kembali pulang dari Jakarta dan solat Idul bersama. “Tapi kalo ama ibu aja, pengajian ajalah kami bedua. Kan masih banyak tu pengajian kelompok haji dulu. Pengajian pensiunan. Itu ajalah. Kalo pulang taraweh lah sama, kalo anak-anak belum pulang, ama ibu aja kami berdua ke mesjid.” R I, W I,0693-0698 “Terasalah. Kaya buka sama itu udah sepi rumah, kalo mo solat taraweh akhir- akhir bulan aja, pas mereka udah balik lagi kemedan. Jadi gak sesering dulu kan.” R I, W I,0726-0729 Pendidikan agam terhadap anak-anak pun tidak seintens saat masih bekerja, dengan bertambahnya umur, P.S telah melepaskan dan membiarkan anak-anak untuk bertanggung jawab sendiri untuk ibadah agamanya. Dalam urusan memberikan contoh yang baik dan nasihat mengenai agama kepada anak-anak, P.S masih tetap melakukannya terutama pada anak perempuan yang sedang bekerja di Jakarta agar lebih dapat menjaga diri di lingkungannya. “Sekarang kan udah besar-besar gini, paling nasehatin ajalah ya yang tinggal. Yang perempuan yang dijakarta itu, selalu saya ingatin jaga diri, jaga nama keluarga, ingat Allah, yang laki-laki sama jugalah. Jangan sampelah bikin malu keluarga. Cuman dalam cerita-cerita aja saya selipin.” R I, W I,0701-0707 Resolusi terhadap Konflik Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 Setelah pensiun, permasalahan dalam keluarga mengenai keluarga besar seperti ketika masih bekerja perlahan mulai dapat diatasi. Sebelumnya perselisihan sering terjadi karena kebutuhan keluarga besar akan dana dan meminta bantuan P.S dan pasangan. Setelah pensiun, P.S dan pasangan mulai menemukan jalan keluar dan berkurangnya perselisihan. Setelah pensiun, pemasukan P.S untuk kebutuhan keluarga berdasarkan tunjangan hari tua dan bila ada keuntungan dari ladang maka dapat menambah pemasukan keluarga. Setelah masa pensiun P.S dan pasangan tidak memiliki masalah kekurangan dalam kebutuhan keluarganya. Anak-anak P.S sudah mandiri secara keuangan sehingga beban Pengaturan keuangan Satu tahun sebelum memasuki masa pensiun, P.S sudah menyiapkan tabungan pendidikan untuk anak bungsunya. Keputusan ini sudah P.S persiapkan ketika D.W sudah memasuki tahun terakhir masa kuliah S1-nya. P.S sangat berkeinginan agar anaknya dapat menyelesaikan pendidikan hingga tingkat S2 dan sudah disetujui oleh ketiga anak- anaknya hingga tabunganpun dipersiapkan untuk D.W agar ketika D.W siap untuk melanjutkan pendidikannya, Ia dapat menggunakan tabungan tersebut untuk kebutuhan pendidikannya. Tabungan tersebut sudah dipersiapkan untuk tidak dipergunakan untuk kebutuhan lain terkecuali untuk kebutuhan pendidikan D.W ” Karena dari awal saya pengen adalah anak yang ampe jenjang s2, terus sepakat ama kakak-kakaknya juga karena dia laki-laki satu-satu jadi dialah yang ambil s2. Ini rencananya tahun ini dia baru masuk. Jadi pas setahun sebelum pensiun itu kan dia lagi tugas akhir, dari dianya sendiri juga pengen ngelanjut, jadinya kami siapkan. Tabungan untuk dia itu gak kami ganggu gugat lagi.” R I, W I,0902- 0910 Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 keuangan P.S sudah banyak berkurang dan hanya pasangan yang menjadi tanggungan P.S. Sama halnya seperti masa bekerja, pasanganlah yang mengatur keuangan keluarga dan pasangan tidak mengalami kesulitan dalam mengaturnya karena pengeluaran tidak melebihi pemasukan P.S ”Tetap ibu yang megang, jadi kalo tunjangan pensiun itu saya kasih ma ibu. Ntar ibu jugalah yang atur, trus kalo ada untung dari ladanglah dikit-dikit. Saya tambahin jugalah. Lagian saya juga ada tabungan gitu sebelum pensiun dulukan. Trus untuk anak yang paling kecil, untuk lanjutan s2nya udah kami siapain dari sebelum pensiun dulu.” R I, W I, 0892-0899 Dengan berakhirnya masa bekerja P.S maka pemasukan keluarga pun berkurang. Meskipun tidak mengalami kekurangan yang berarti karena tanggungan P.S pun menjadi berkurang, namun pihak keluarga besar belum juga mengerti akan keadaan keluarga yang sudah sangat pas. Terkadang keluarga masih meminta bantuan berupa dana kepada P.S. Setelah pensiun, P.S tidak mau lagi mempunyai permasalahan dengan keluarga besar ataupun beban pikiran tambahan. Maka dari hal tersebut, P.S memutuskan agar menyerahkan seluruh pemasukan kepada pasangan dan pasangan yang mengatur juga membagi-bagikan untuk pengeluaaran masing-masing. Pembagian tersebut ialah untuk kebutuhan bulanan dan sisanya dapat digunakan untuk membantu keluarga besar. Dengan pengaturan yang menjadi tanggung jawab pasangan, maka tidak menjadi beban pikiran lagi P.S dan tidak membuat salah pengertian kepada pihak keluarga. “Egak alhamdulillah, karena kami kan juga udah nyiapinnya. Nabung. Tapi itu dia kadang adek-adek ini masih suka minta, masalahnya sekarang kan semuanya udah pas-pasan itulah dia. Harus sering-sering juga dikasih pengertian. R I, W I,0913- 0918 Keluarga Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 Seiring dengan berjalannya umur yang semakin tua, membuat pasangan tidak ingin lagi berselisih sama halnya dengan P.S. karena hal tersebut maka pasangan lebih mau terbuka membicarakan mengenai keluarga besar agar pasangan dan P.S dapat membantu memecahkan permasalahan keluarga bersama dimana sebelumnya pasangan bersikap sangat tertutup mengenai permasalahan keluarga besar. “Iya, sekarang mungkin pun ibu udah capek berantam tentang itu. Jadi lebih mau cerita. Saya pun sekarang ini, kalo gak maulah diceritakan ma saya, udah gak saya Tanya-tanya lagi.” R I, W I,0800-0804 Pasanganpun sudah mulai mengerti pemasukan P.S yang sudah terbatas, sehingga pasangan mulai dapat mengatur keuangan agar tetap membantu keluarga tanpa membuat keadaan ekonomi keluarga menjadi bermasalah. ”Kan saya bilang sama ibu, kita sudah pensiun dan orang tu udah tau nya kita udah pensiun, jadi ya kita membantu semampu kita aja. Kan itu merupakan kewajiban kita juga nya. Jadi kalo masalah keluarga besar itu saya serahkan sama ibu aja. Karena masalah itu lah yang sering jadi pertengkaran sama ibu, jadi unutk menghindari pertengkaran saya serahkan sama ibu aja. Jadi saya kasi dana, ibu yang kelola. Biar ibu ajalah yang megang.” R I, W I,0818-0828 Setelah pensiun perlahan-lahan P.S dan pasangan menemukan jalan keluar mengenai permasalahan keluarga selama bertahun-tahun yang sangat sering berimbas akan hubungannya dengan pasangan. Terkadang keluarga besar masih meminta bantuan mereka, dengan pengaturan keuangan keluarga yang sepenuhnya diatur oleh pasangan, maka pertengkaran dengan pasanganpun dapat dihindari setelah masa pensiun. Setelah pensiun, adik pasangan yang telah bercerai dengan satu orang anaknya tinggal bersama P.S dan pasangan di rumah. P.S tidak merasakan keberatan dengan adik Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 iparnya beserta keponakannya tinggal bersama, karena merekapun selalu membantu pasangan untuk urusan rumah tangganya di rumah. ”Tapi anak-anak yang dirumah medan, tinggal ama tantenya. Kebetulan adek ibu yang paling kecil belum menikah. Jadi sekalian jugalah dia yang jaga-jaga anak- anak.” R I, W I,1025-1029 Orientasi Seksual Setelah pensiun, intensitas hubungan seksual sedikit berkurang. Sebelumnya P.S dan pasangan jarang berpisah karena pasangan selalu mendampingi setiap P.S bertugas, namun setelah pensiun, P.S mempunyai kesibukan di ladang. Terkadang pasangan mendampingin P.S ke ladang namun sering pula pasangan tinggal di Medan dan tidak mendampingi P.S. hal inilah yang membuat intensitas hubungan seksual menjadi berkurang. Meskipun intensitas hubungan seksual menjadi berkurang dengan pasangan, namun hubungan seksual tetap menyenangkan seperti masa bekerja. ”Kan saya kadang sering diladang juga, jadi mungkin agak berkurangnya dari biasanya. Mungkin pas masih tugas dulu, jarang pisah, sekarang kadang saya 3 hari diladang sisanya baru di medan, ya itu ajalah. Agak bekurang mungkin karena kami kadang pisah.” R I, W I,0962-0968 Teman P.S merupakan pribadi yang suka menjaga hubungan baik dengan teman-teman dari masa bekerja hingga setelah pensiun. Hubungan baik yang dibangun P.S ini membuat setelah masa pensiun P.S dan teman-teman semasa bekerja dahulu masih baik. “Egaklah. Lagian mungkin saya juga dulu menghargai orang apa adanya, jadi saya rasa orang-orang pun juga gitu ama saya ya.” R I, W I,1376-1378 Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 Hubungan yang baik dengan teman-teman semasa bekerja masih diteruskan dan dibina dengan bermain tenis bersama. Kelompok tenis P.S terdiri dari karyawan- karyawan yang masih bekerja dan teman-teman yang sudah pensiun. Meskipun terdiri dari berbeda-beda status pekerjaan namun tidak menimbulkan masalah besar. “Egak ya. Dari dulu pun dari saya masih bertugas, pas misalnya kumpul pas tenis, udah biasa kumpul ama pensiunan jadi gak apa aja kami semua.” 1370-1373 Hubungan dengan teman-teman satu kelompok haji pun masih dibina bersama, selain dengan pengajian yang dilakukan satu bulan sekali, P.S dan teman-temannya masih bermain tenis bersama dengan jadwal yang telah ditentukan. “Tenis masih. Dengan teman-teman yang udah pensiun ama yang masih tugas pun ada. Terus itulah pengajian yang haji itu aja.” R I, W I,1353-1355 Kepribadian Perkawinan yang sudah cukup lama, membuat P.S akhirnya lebih mengerti dan memaklumi pasangan yang sering terlambat dan lelet. Pada masa bekerja, sangat sulit bagi P.S untuk mengerti atas keterlambatan pasangan dan pasanganpun cukup mengalami kesulitan untuk mengimbangi kedisiplinan P.S Akhirnya seiring dengan berjalannya waktu, P.S mulai mengerti keadaan pasangan dan P.S mengakui cukup sulit untuk mengubah orang menjadi lebih disiplin. Pengertian dan memaklumi pasangan inilah yang akhirnya dapat mengurangi perselisihan dengan pasangan. “Iya barulah pas saya pensiun ini. Dulu sempat sering marah saya ma dia, cemana susah kali berubahnya. Tapi akhirnya saya sadarlah kenapa kami jodoh, jadi biar seimbang mungkin ya sama tuhan, yang satu disiplin yang satu lelet. Oh ya, ibu tu juga kurang sigap kalo ada apa. Lambat gitu ibu ni. Sedangkan saya sigap gini. Tapi akhirnya gitulah kami ni.” R I, W I,1122-1130 Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 “Ibu jadi yang agak-agak disiplin, gak lelet-lelet kali kayak dulu dia. Tapi dia juga udah lama kali prosesnya.” R I, W I,1155-1157 Semakin bertambahnya usia P.S sudah tidak ingin lagi mempermasalahkan mengenai keterlambatan pasangan yang selalu menjadi pertengkaran sehari-hari. P.S cukup merasakan kesulitan mengingatkan pasangan agar menjadi lebih tepat waktu dan disiplin. Hingga akhirnya P.S tidak lagi menegurnya dan mencoba lebih mengerti, lama- kelamaan pasangan pun mulai berubah dan mengalami peningkatan akan kedisiplinan waktu. “Sayakan bosan marah-marah aja tiap ada telat-telat gitu, terus saya liat ibuni dibilangin pun susah kali, jadinya saya rasa kayaknya emang udah bawaan tu, susah berubah. Kalo berubahpun dikit ajalah. Akhirnya yaudahlah.” R I, W I,1159-1164 Peran Setelah pensiun, pemasukan yang menjadi terbatas untuk kepentingan keluarga. Anak-anak sudah dapat mandiri secara ekonomi dari P.S dan pasangan maka setelah pensiun, yang menjadi tanggungan P.S adalah dirinya dan pasangan. Dengan berkurangnya tanggung jawab P.S maka pengeluaran pun menjadi berkurang dan tugas- tugas dalam rumah tangga menjadi lebih ringan. Tugas sebagai pencari nafkah dan menjadi ayah yang baik tetap dijalankan oleh P.S dengan tetap menjadi ayah dan suami yang baik bagi keluarga, karena 2 anak lagi belum menikah dan masih menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang ayah Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 “Nafkah tetaplah ya, dari tunjangan pensiun itu. Tapikan anak-anak gak tanggungan kami lagi. Paling tinggal saya dan istri. Selain itu ya biasa aja ya. Tetap jadi suami yang baik ajalah saya rasa. Oh tapi saya tetap masih kontrol anak-anak jugalah. Gimanapun yang 2 lagi kan belum menikah, masih tanggungan kami juga.” R I, W I,1284-1291 Anak-anak yang sudah mandiri dan meninggalkan rumah pun membuat tugas dan tanggung jawab pasangan menjadi lebih ringan. Pasangan tidak lagi bertanggung jawab atas anak-anak seperti saat P.S masih bekerja dengan mengurus segala sesuatu untuk kebutuhan anak-anak. Saat ini pasangan hanya bertanggung jawab mengurus kebutuhan rumah tangga dan mengontrol anak-anak yang telah dewasa. “Sekarang anak-anak kan udah gak ama kami. paling urus rumah ajalah.itu aja. Udah kurang sebenarnya beban kami sekarang. Yang penting anak masih tetap kami kontrol walopun jauh sekarang. Yang lain santai aja ibu kok.” R I, W I,1300-1305 Anak dan Orang Tua Setelah anak-anak dewasa dan dapat bertanggung jawab akan diri masing-masing, pertengkaran antar P.S dan pasangan dalam perbedaan mendidik anak menjadi sangat berkurang. P.S sudah memberikan kepercayaan anak-anaknya. Hal ini menjadikan permasalahan dengan pasangan mengenai anak-anak menjadi sangat jarang. P.S pun akhirnya merasakan anak-anak sudah menunjukkan tanggung jawab dan kepercayaan kepada orang tua. ”iya, biasanya kalo masalah anak-anak biasanya jarang timbul perbedaan sekarang ini. Karena anak-anak udah mandiri juga ya. Ibu ma saya juga yang penting anak terbaek ajalah. Jadi jarang kali ada permasalah tentang anak.” R I, W I,0837-0842 Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 Setelah pensiun, anak-anak sudah hidup terpisah dari P.S dan pasangan, 2 orang sudah bekerja di Jakarta hingga P.S dan pasangan memiliki waktu yang terbatas untuk berkumpul bersama dengan anak-anak. Terkadang sedikitnya waktu bersama anak-anak menjadi penyesalan bagi P.S, ketika P.S bertugas di perkebunan anak-anak berada di Medan dan terpisah darinya. Harapan P.S ketika pensiun untuk berkumpul dengan anak-anak di kota yang sama tidak dapat tercapai karena dihari tuanya P.S harus terpisah lagi dari anak-anak, karena anak- anak memiliki kesibukan sendiri. Waktu yang sangat sedikit bersama anak-anak membuat ketika lebaran datang P.S dan pasangan sangat senang karena dapat berkumpul bersama anak-anak. Setiap berkumpul dengan anak-anak, P.S dapat berbagi cerita dan berbuka sama diluar dengan anak-anak. ”Senang kalilah pasti. Apalagi kalo lebaran pasti pulang kan anak-anak yang dijakarta. Lepas rindu lah kami. Makin pensiun ini kami makin jarang kumpul. Mungkin kalo masih kerja dulu seminggu sekali kan pulang, sekarang makanya begitu kumpul lagi rame satu rumah. Senang kali rasanya. Cerita-cerita kami. Makanya kalo akhir-akhir bulan puasa itu kan mereka baru pulang. Seringnya malah kami itu buka diluar.” R I, W I, 0643-0653 P.S menjadi pribadi yang lebih tenang setelah masa pensiun tanpa beban pekerjaan seperti masa bekerja, membuat hubungan dengan anak-anak semakin baik. Anak-anak merasakan P.S setelah pensiun menjadi semakin lepas dan tenang, hingga membuat komunikasi dengan anak-anak semakin baik. Setelah pensiun, karena perubahan P.S yang menjadi lebih tenang dan tidak sekeras masa bekerja, membuat anak-anak yang sebelumnya lebih sering berkomunikasi dengan pasangan, menjadi lebih sering dan dekat kepada P.S Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 “Kalo dengan anak-anak, Makin enak kami. makin banyak waktu saya untuk mereka. Walaupun kami udah pisah-pisah gini, tapi makin sering saya ngomong ma mereka. Terus kadang kalo ada waktu kesana saya ma ibu liat mereka. Terus anak-anak pun bilang makin enak ma saya. Dibilangnya saya gak se-stres dulu kali. Sayapun rasain itu.” R I, W II, 1784-1782 Setelah pensiun, P.S banyak menghabiskan waktunya diladang. Sekitar 3 sampai 4 hari P.S berada diladang. Selain menanam dan memeriksan keadaan tanamannya, P.S juga mengisi waktu luangnya dengan orang-orang sekitar yang hidup diladang. P.S Kehidupan Setelah Pensiun Kehidupan pensiun yang tanpa beban membuat P.S merasakan lepas dari beban- beban pekerjaan. Semasa bekerja yang penuh dengan tekanan, membuat emosi P.S tidak stabil dan terkadang berpengaruh pada kehidupan perkawinan yang terkadang membuat perselisihan dengan pasangan. Seiring dengan selesainya tugas dan tanggung jawab dan pekerjaan, P.S menjadi lebih tenang dalam kehidupan pensiun. ”Yang pasti saya ngerasa bebas. Lepas semua dari beban-beban ama tekanan tugas dulu. Dulu itu kan sempat akhir-akhir saya sebelum pensiun, perusahaan saya bermasalah. Bikin stres, suka bikin emosi kadang. Dan sekarang ini setelah pensiun, otomatis pikiran saya itu tenang lah. Beban saya banyak hilang. Bebas kalilah rasanya.” R I, W II, 1490-1497 Untuk mengisi aktivitas setelah pensiun dan mencari pemasukan tambahan, P.S membeli tanah untuk dijadikan ladang dan ditanam tumbuh-tumbuhan untuk menghasilkan tambahan bagi pemasukan keluarga. Selain menjadi tambahan bagi keluarga, ladang ini menjadi hobi bagi P.S. berlatar belakang pekerjaan perkebunan, hobi P.S adalah berkebun, menanam tanam-tanaman hingga tanaman tersebut menghasilkan. Setiap berada di ladang dan memeriksa keadaan tanamannya P.S merasakan kebahagiaan tersendiri. Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 membuat perkumpulan di sebuah lapangan kecil dekat dengan ladangnya untuk bermain voli bersama dengan orang-orang sekitar. Setiap pagi, P.S menyempatkan bangun pagi untuk jogging disekeliling ladang untuk mempertahankan kesehatannya. ”Jadi kalo dalam seminggu itu pastinya saya 3-4 hari ada di ladang. Disana saya sering istirahat, ngurus ladang, liat-liat tanaman, sekalian sayakan hobi ama tanamnya, jadi disana saya sekalian nyalurkan hobi.”R I, W II, 1504-1508 ”Jadi periksa-periksa ladang lah, yang hasilnya tumbuh, pupuk-pupuknya. Yang gak berhasil, gitulah. Sekalian ama orang sekitar sana, suka duduk-duduk juga kan cerita-cerita, kadang main voli. Kalo pagi bangun saya jogging, tapi udah gak terlalu kuat. Lebih sering jalan aja saya.” R I, W II,1514-1520 Ketika P.S kembali ke Medan bersama istrinya, P.S tetap menyalurkan hobinya di taman rumah untuk melihat tanamannya yang ditanam di taman rumah. Ketika masih bekerja, P.S tidak mempunyai banyak waktu untuk mengurus tanaman kesayangannya. Waktu yang luang setelah pensiun dimanfaatkan oleh P.S untuk mengurus dan merawat kembali tanamannya yang pernah terlupakan. ” Biasa saya ada tanaman juga dirumah, ibu gak gitu suka ngerawat tanaman, tapi karena saya suka itu jadi tiap dimedan itu aja yang saya urus. Beres-beresin lagi. Terus dulu kan pas bertugas gak terlalu saya urus, jadi sekarang saya bikin di taman depan rumah itu tanaman saya. Sekarang banyak waktu saya untuk tanaman saya.” R I, W II,1527-1534 Beban pekerjaan yang berkurang merupakan hal yang menyenangkan namun tidak dapat sepenuhnya P.S lepas dari beban akan anak-anak. Meskipun anak sulungnya sudah menikah dan dua anak bungsunya sudah mendapatkan pekerjaan yang baik, namun anak perempuan bungsunya belum juga mendapatkan pendamping hidup. Umur yang terus bertambah dan saat ini anaknya sudah memasuki umur yang layak untuk berumah tangga, namun belum juga menemukan pasangan hidupnya. Hal ini menjadi beban tersendiri bagi P.S dan pasangan yang terus berharap akan pendamping hidup putrinya. Beberapa cara telah ditempuh P.S untuk Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 memperkenalkannya dengan beberapa kenalan, namun P.S beranggapan mungkin belum menjadi jodoh anaknya hingga saat ini belum juga ada yang berkenan di hati anaknya. Akhirnya saat ini P.S lebih pasrah akan pendamping putrinya dan lebih banyak berdoa menyerahkan diri kepada Allah agar putri tersayang mendapatkan pendamping hidup yang terbaik baginya. ”Terus sekarang ini yang jadi beban saya kadang, anak saya yang kedua belum menikah juga, tapi kan umurnya juga harusnya dia udah berkelurga. Tapi sekarang saya lebih pasrah aja lah tentang dia, banyak berdoa aja.” R I, W II,1554-1559 Terlepas akan harapan untuk pendamping hidup untuk putrinya, hubungan P.S dan pasangan dengan anak-anak semakin akrab dan tenang. P.S yang dikenal anak- anaknya sebagai ayah yang keras dan disiplin, setelah memasuki pensiun menjadi lebih santai dan terbuka. Bahkan P.S juga merasakan tekanan kerja juga berpengaruh pada hubungan dengan anak-anaknya. Seiring dengan lepasnya tekanan kerja, setiap berbicara dan berbincang dengan anak-anak pun menjadi lepas. Komunikasi yang semakin baik setelah pensiun akhirnya membawa dampak baik dengan anak-anak membuat hubungan yang jadi lebih dekat dan membahagiakan dengan anak-anak. “Gini karena anak-anak tu lebih santai, jadi orang tu lebih banyak mau cerita ma saya. Lagian kalo dulu kadang ada tekanan kerjaan. Itu yang beban jadi ngomong ma anak pun kadang gak lepas lah gitu.“R I, W II,1796-1800. Masa-masa awal pensiun yang penuh dengan perubahan membutuhkan penyesuaian. Baik akan pemasukan keluarga ataupun aktivitas kehidupan. Persiapan untuk ekonomi keluarga yang sudah dipersiapkan P.S sebelum pensiun. Aktivitas yang berubah setelah pensiun dapat disesuaikan dengan baik oleh P.S. Sehingga masa pensiun bukanlah sesuatu yang berat baginya. Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 “Egak, karena saya kan udah siapin ladang sekitar setahun sebelum pensiun, terus saya juga udah ada perhitungan untuk pensiun nanti. Jadi gak terlalu terkejut.“R I, W II,1621-1624 P.S sendiri sudah mempersiapkan diri dan mempersiapkan ekonomi keluarga setelah pensiun, namun pemasukan yang menjadi menurun setelah pensiun, membuat pasangan sebagai orang yang mengatur keuangan rumah tangga dalam keluarga menjadi stress. Pada awal masa pensiun, pasangan sering kali marah-marah kepada P.S dan merasa bahwa pemasukan sangat sedikit dan bingung dengan apa akan menutupi kebutuhan biaya hidup yang tinggi. Pasangan perlu beberapa waktu untuk menjadi lebih tenang dan terbiasa mengatur keuangan dengan pendapatan yang menurun. Saat awal pensiun, anak bungsu P.S juga sedang menyelesaikan tugas akhir sehingga membutuhkan dana yang besar. Pasangan sempat bingung dan mempertanyakan bagaimana mencukupi kebutuhan pendidikan anak untuk tugas akhirnya. Setelah beberapa bulan pasangan dapat menyesuaikan dan mengatur keuangan rumah tangga dengan pemasukan yang baru. Akhirnya pasangan mulai dapat menerima keadaan suaminya yang telah pensiun. P.S sendiri, tanpa diketahui oleh pasangan, sudah menabung selama satu tahun sebelum pensiun untuk kebutuhan rumah tangganya yang diberikan kepada pasangan setelah 2 bulan pensiun. Dengan tabungan ini pulalah pasangan menjadi lebih tenang dan percaya bahwa suaminya telah mempersiapkan kebutuhan mereka setelah pensiun. ” Jadi waktu terima uang pensiun pertama kali tu, bulan-bulan pertama, tekejut juga dia. Katanya kok sikit kali, cemana ini ntar bayar ini bayar itu. Listrik, air, telpon. Uang kuliah. Karena waktu pensiun itukan anak saya yang paling kecil masih kuliah. Lagi akhir-akhirlah. Itu lagi banyak-banyaknya kebutuhan. Sempet stress juga dia waktu itu.” R I, W II,1575-1582 Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 “6 bulanan lebih adalah. Sebelum itu dia sering stress sendiri. Bingung-bingung sendiri diakan. Tapi akhirnya dia sadar juga. Itulah saya setahun sebelum pensiun saya udah nabung nyiapin untuk biaya hidup setelah pensiun. Saya kasih itu ama dia. Tapi gak langsung saya kasihnya. Udah 2 bulan pensiun baru saya kasih. Agak tenang sikit dia rasa.” R I, W II,1990-1998 “Lama-lama dia udah enak sekarang ni. Udah terima keadaan, mungkin pun dia udah mulai bisa ngatur keuangan rumah ya. Jadi sekarang udah gak seperti dulu lagi. Udah kayak biasa lagi ibu. Dan sekarang ini kan anak-anak udah gak tanggungan kami lagi. Jadi tenanglah udah kami.” R I, W II,1612-1618 Bagi P.S semasa bekerja adalah masa yang menyenangkan dengan aktivitas, pekerjaan dan tanggung jawab tersendiri. Namun kehidupan pensiun yang lebih bebas dan menyenangkan karena sesuai dengan usianya yang tidak sesehat dahulu lagi. “ Tapi semasa kerja itu laen lagi yang saya rasakan. Sebenarnya aktivitas, rutinitas kerja itu lain juga nikmatnya. Mungkin pun dulu saya juga masih muda ya, jadi masih cukup kuat untuk kerja, fisik pun masih kuat kalo ada masalah dalam kerjaan. Tapi sekarangpun umur saya juga gak terlalu mendukung untuk hal-hal yang bikin stress. Jadi sesuailah ma umur, dulupun kan anak-anak banyak kebutuhan, harus kerja jugalah saya. Tapi mungkin itu semua pas ya waktunya.“R I, W II,1670-1681 P.S adalah orang yang menjaga hubungan baik dengan teman-teman sekantornya. Ketika sudah masa pensiun, teman-teman dan lingkungan P.S masih bersikap sama dan menerimanya sebagaimana ketika P.S masih bekerja. Aktivitas bersama teman-teman juga masih sama seperti masa bekerja, yaitu bermain tenis. Di lapangan tenis P.S masih sering bercerita dan bertemu dengan teman- teman kantornya, baik yang sudah pensiun layaknya dirinya maupun yang masih dinas di kantor tempat ia bekerja. “Gak ada ah, malah mereka tu senang kali kalo saya datang. Disana pun bukan orang pensiunan aja. Yang masih tugas pun ada. Baek-baek aja, dari merekalah saya banyak tau dikantor cemana sekarang.“R I, W II,1706-1711 Olahraga tenis adalah salah satu hobinya, namun kesehatannya tidak lagi sebaik dulu, ketahanan fisiknya pun semakin menurun. Kesehatan P.S yang dijaga dengan tetap Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 berolah raga pun menjadi tidak teratur lagi seperti masa bekerja. Intensitas menjadi menurun begitu juga dengan kemampuan fisik P.S. Meskipun tidak ada permaslahan yang cukup berarti pada kesehatan P.S, namun P.S tetap menjaga kesehatannya dengan check-up teratur. “Abis pensiun ini agak menurun saya rasa. Soalnya olahraga saya jadi gak teratur, kalo kayak dulu kan seminggu bisa 3 kali kalo sempat 4 kali saya olahraga. Tapi abis pensiun ini gak seteratur dulu lagi. Bisa seminggu 2 kali aja udah bagus tu. Tapi yang pasti seminggu adalah sekali. Karena kurang itulah saya ngerasa gak se-fit dulu. Gak enak lah kadang badan. Menurun lah rasanya.“R I, W II,1731- 1740 Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 4. Interpretasi Intra Subjek. Tabel 5. Kepuasan Perkawinan P.S Aspek Kesimpulan Konfirmasi Teoritis Sebelum Perkawinan Alasan menikah untuk mendukung pekerjaan. Awal Perkawinan P.S naik jabatan dan langsung memiliki anak. Awal perkawinan pasangan memiliki kesibukan masing-masing Hubungan komunikasi bersifat intens setiap harinya. Permasalahan- permasalahan kecil terkadang timbul, namun tidak mengakibatkan permasalahan besar. P.S terbuka terhadap pasangan. Namun pasangan sering tidak menceritakan mengenai permasalahan keluarga besarnya. Masa Bekerja Kepuasan perkawinan Komunikasi P.S memilih untuk tidak menceritakan dari pada harus Komunikasi cukup baik meski pasangan tidak terlalu terbuka dalam hal anak dan masalah keluarga pasangan. Namun rasa percaya, empati dan saling mendengarkan serta mendukung menyebabkan adanya kepuasan perkawinan. Laswell, Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 berbohong kepada pasangan. Pasangan sering tidak mengatakan yang sebenarnya mengenai perkembangan anak-anak. Selain mengenai anak-anak dan keluarga besar, P.S mempercayai pasangan. P.S mengetahui ketika pasangan sedang bermasalah dan berusaha membantu. Pasangan dan P.S saling mendengarkan setiap komunikasi 1999 Aktivitas waktu luang Sebagian aktivitas dilakukan personal dan kebanyakan waktu luang atas keputusan bersama. Menurut Skolnick dalam Lefrancois, 1984 salah satu hal yang mempengaruhi kepuasan perkawinan ialah saling menikmati waktu bersama Orientasi Agama Pasangan peduli terhadap hal-hal keagamaan dan pendidikan agama kepada anak-anak. Menurut Skolnick dalam Lefrancois, 1984 umumnya setelah menikah Orangtua akan mengajarkan dasar-dasar dan nilai-nilai agama yang dianut kepada anaknya dan membiasakan diri beribadah dan melaksanakan ajaran Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 agama. Resolusi terhadap Konflik Pasangan tidak terbuka terhadap beberapa konflik sehingga sulit mencari solusi terbaik. Kurang puas terhadap perkawinan saat menghadapi konflik. Menurut Skolnick dalam Lefrancois, 1984 diperlukan adanya keterbukaan pasangan untuk memecahkan masalah untuk mendapatkan solusi terbaik. Pengaturan Keuangan Pemasukan sesuai dengan pengeluaran keluarga. Pasangan mampu mengelola keuangan dengan baik. Olson Fowers dalam Fournier, 1983 kepuasan perkawinan dipengaruhi bagaimana menilai sikap dan cara pasangan mengatur keuangan. Orientasi Seksual Hubungan seksual bersifat intens dan menyenangkan. Menurut Olson Fowers dalam Fournier, 1983, pasangan mencapai kepuasan perkawinan ketika pasangan dapat mencapai kepuasan seksual. Keluarga dan Teman Intensitas bertemu dengan keluarga besar sangat sedikit karena kesibukan P.S. permasalahan keluarga besar pasangan terkadang berakibat pada Perkawinan akan cenderung lebih sulit jika salah satu pasangan mudah dipengaruhi oleh Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 hubungan P.S dengan pasangan. P.S menghabiskan waktu bersama teman dengan berolah raga dan pada acara-acara tertentu seperti undangan pernikahan keluarganya Hurlock, 1999 Kepribadian P.S ialah orang yang keras dan disiplin sedangkan pasangan orang yang lambat dan suka telat sehingga sering membuat pertengkaran. Pada dasarnya sebuah perkawinan terdiri dari dua orang yang mempunyai kepribadian, sifat dan karakter yang berbeda Rini, 2001. Peran Selain mencari nafkah untuk keluarga, P.S juga mendidik dan membesarkan anak-anak. Pasangan juga bekerja sama dengan P.S dalam mendidik anak-anak serta mengurus kebutuhan rumah tangga. Menurut Sadli Anggraini, 1995 perkawinan merupakan perpaduan dan interaksi antara dua orang atau lebih yang masing- masing mempunyai peranan sendiri-sendiri sebagai suami istri. Anak Kurang puas hubungan dengan anak disebabkan intensitas pertemuan yang jarang satu kali dalam seminggu. P.S lebih memberikan aturan-aturan disiplin kepada anak sedangkan pasangan lebih memberikan kebebasan terhadap anak yang terkadang menyebabkan perselisihan Menurut Hoyer 1999 perbedaan pengasuhan dalam membesarkan anak berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan. Tipe Perkawinan semasa bekerja Pasangan jarang bertengkar, perkawinan berlangsung aman dan Passive-Congenials menurut, Cuber dan Harrof Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 tertib, berbagi minat bersama dan mengasuh anak bersama. dalam Lafrancois, 1984 Beban pekerjaan yang tidak ada lagi, membuat P.S lebih tenang dan lepas dalam berkomunikasi dengan pasangan. P.S menjadi lebih terbuka terhadap pasangan dan pasangan juga menjadi lebih terbuka mengenai permasalahan keluarga. P.S menjadi lebih jujur dalam berkomunikasi dan sama halnya dengan pasangan. P.S menjadi lebih mempercayai pasangan karena pasangan lebih terbuka dan jujur mengenai permasalahannya. Meskipun P.S mengetahui pasangan sedang mengalami masalah, namun apabila pasangan tidak ingin menceritakan, P.S percaya pasangan dapat memecahkan permasalahannya sendiri. Komunikasi yang baik, membuat P.S dan pasangan menjadi saling mendengarkan. Setelah Pensiun Kepuasan Perkawinan Komunikasi Komunikasi yang baik dilihat dari saling terbuka pasangan, rasa percaya, empati dan saling mendengarkan serta mendukung menyebabkan adanya kepuasan perkawinan. Laswell, 1999 Aktivitas waktu luang Aktivitas mengurus ladang menjadi sangat menyenangkan bagi P.S dan Menurut Skolnick dalam Lefrancois, 1984 salah Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 merawat tanaman di taman rumah. P.S masih bermain tenis dan voli bersama teman-teman satu hal yang mempengaruhi kepuasan perkawinan ialah Individu dan pasangan saling menikmati waktu bersama Orientasi Agama P.S semakin mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah yang menjadi lebih baik. Aktivitas agama bersama anak-anak Menurut Hoyer, 1999 setelah pensiun individu menjadikan diri mereka lebih baik. Resolusi terhadap Konflik Menghadapi permasalahan keluarga, P.S menyerahkan kepada pasangan dan pasangan mengatur pembagian keuangan keluarga. Menurut Skolnick dalam Lefrancois, 1984 Bagaimana mempercayakan pasangan dalam mengatasi permasalahan dan Olson Fowers dalam Fournier, 1983 kepuasan perkawinan dipengaruhi bagaimana menilai sikap dan cara pasangan mengatur keuangan. Pengaturan Keuangan Pemasukan bulanan dari tunjangan pensiunan perusahaan dan keuntungan dari ladang. Pengaturan keuangan diatur oleh pasangan. Menurut Geishaw 2000 sebagian dari pensiunan masih dapat bekerja dengan baik. Orientasi Seksual Intensitas berkurang karena P.S sering berada di ladang dan pasangan di Medan namun hubungan masih Menurut Skolnick dalam Lefrancois, 1984 Kepuasan seksual dapat Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 menyenangkan. terus meningkat seiring berjalannya waktu. sehingga dapat tercipta kepuasaan bagi pasangan suami istri. Keluarga dan Teman Intensitas dengan keluarga besar masih dengan waktu yang terbatas karena P.S sering berada di ladang dan hubungan dengan teman-teman masih dibina dengan bermain tenis bersama ataupun pengajian. Menurut Olson Fowers dalam Fournier, 1983 hubungan yang baik dengan keluarga besar dapat mempengaruhi kepuasan perkawinan. Kepribadian Pasangan sudah mulai dapat menyeimbangi disiplin P.S dan P.S sudah mulai dapat memaklumi pasangan yang sering terlambat. Menurut Skolnick dalam Lefrancois, 1984 Pernikahan kedua pasangan akan semakin meningkat seiring dengan berjalannya waktu Peran P.S saat ini bertanggung jawab menafkahi pasangan namun anak- anak sudah dapat mandiri secara financial Menurut Hoyer dkk, 1999. Pada saatnya anak tumbuh besar dan menjadi mandiri secara keuangan dari orang tua Anak Hubungan dengan anak-anak semakin tenang dan santai dalam komunikasi meskipun terpisah jarak dimana anak-anak sudah bekerja di Jakarta dan anak sulung sudah menikah. Berdasarkan Duvall dalam Clyton, 1975 pasangan berada pada Tahap 7 dalam siklus kehidupan yaitu Keluarga dimana semua anak sudah meninggalkan Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 Setelah pensiun, P.S berharap agar putri bungsunya yang sudah cukup umur agar segera menikah. rumah sampai masa pensiun Tipe Perkawinan setelah pensiun Pasangan jarang bertengkar, perkawinan berlangsung aman dan tertib, berbagi minat bersama dan mengasuh anak bersama. Passive-Congenials menurut, Cuber dan Harrof dalam Lafrancois, 1984 Fase kehidupan pensiun Individu mulai mengembangkan suatu asset criteria pemilihan aktivitas, dimana merasa dapat hidup tentram dengan pilihannya. Stability Phase berdasarkan Achley 1983 Masa penyesuaian terhadap pensiun Pensiun tidak membawa dampa personal penting, individu mampu kembali untuk bekerja dan mencurahkan lebih banyak waktu dan ketrampilan, hobi dan minat khusus. Contimation berdasarkan Hoyer 1999 Gaya hidup setelah pensiun Individu mengalokasikan waktunya secara seimbang antara keluarga, pekerjaan dan hiburan. Balanced Investment berdasarkan Kelly dalam Papalia, 1998 Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009

B. Responden II. E.D 1. Analisa Data