Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009
3.2.Faktor-faktor setelah perkawinan
1. Keberadaan anak
Keberadaan anak mempengaruhi kepuasan terhadap perkawinan, Ryder dalam Laswell Laswell, 1978 mengemukakan bahwa kepuasan dapat
terwujud bila kenyataan tentang keberadaan anak sesuai dengan harapan. 2.
Lama perkawinan Lama perkawinan juga turut mempengaruhi kepuasan sesorang dalam
perkawinan. Semakin lama usia perkawinan, maka akan semakin banyak penyesuaian yang terjadi antara suami istri yang pada akhirnya
berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan.
4. Karakteristik Kepuasan Perkawinan
Menurut Skolnick dalam Lefrancois, 1984 beberapa hal dibawah ini merupakan cirri-ciri kepuasan perkawinan yang tinggi, yaitu :
1. Individu menyukai pasangannya
2. Individu mengaggumi dan menghargai pasangannya.
3. Individu dan pasangan saling menikmati waktu bersama
4. Individu bersedia menikahi pasangannya sekali lagi
5. Pernikahan kedua pasangan semakin meningkat seiring dengan berjalannya
waktu 6.
Individu merasa dicintai oleh pasangan. 7.
Kedua pasangan saling menyetujui dengan cara-cara membesarkan anak.
Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009
Sedangkan hal dibawah ini merupakan ciri-ciri kepuasan perkawinan yang rendah, yaitu :
1. Pernikahan hanya merupakan suatu keharusan dan rutinitas bukan merupakan
hubungan yang personal antara kedua pasangan 2.
Individu berkeinginan untuk meninggalkan pasangan 3.
Adanya permasalahan serius dan adanya perbedaan pendapat yang terjadi antara kedua pasangan.
4. Terjadinya perbedaan kepribadian antara kedua pasangan yang menyebabkan
permasalahan. 5.
Hubungan seksual menjadi tekanan bagi pasangan. 6.
Individu selalu mengkritik pasangan.
C Pensiun 1.
Definisi Pensiun
Beberapa batasan akan dikemukakan dibawah ini, dan secara garis besar dapat dibagi berdasarkan pandangan mengenai peran pekerjaan itu sendiri dan tinjauan definisi
dari sudut psikologi perkembangan. Berikut definisi pensiun berdasarkan peran pekerjaan bagi seseorang.
Pamel dan Nessel Turner,1989 mengatakan bahwa pensiun adalah suatu kondisi dimana individu tersebut telah berhenti bekerja pada suatu pekerjaan yang biasa
dilakukan.
Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009
Kroeger dalam Turner, 1989 mengatakan bahwa pensiun adalah salah satu titik balik yang signifikan dalam karier seseorang selama hidupnya atau setidak – tidaknya
untuk mayoritas orang dewasa yang telah menghabiskan seluruh atau sebagian besar hidup mereka dalam bekerja. Pada saat itu seseorang kehilangan pekerjaannya, status
sosialnya, fasilitas, materi, anak–anak sudah tumbuh dewasa dan pergi dari rumah. Teman–teman dan relasi–relasi tidak lagi mengunjunginya. Ia menjadi kesepian.
Bersamaan dengan itu kesehatannya makin menurun. Batasan yang jelas dikemukakan oleh Laswell 1991 mengatakan bahwa pensiun
adalah proses pemisahan seseorang individu dari pekerjaannya, dimana dalam menjalankan perannya seseorang di gaji. Masa pensiun mempengaruhi aktivitas
seseorang, dari situasi kerja ke situasi di luar pekerjaan. Berdasarkan para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pensiun ialah, satu titik
balik yang signifikan dalma karir seseorang selama hidupnya dimana terjadi pemisahan individu dari pekerjaanya dan memasuki aktivitas kehidupan yang baru dengan batasan
umur tertentu.
2. Usia Pensiun