Definisi Perkawinan Perkawinan dalam psikologi

Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 Kemudian teori mengenai pensiun yang berisikan definisi, usia pensiun, fase penyesuaian diri pada masa pensiun, jenis-jenis pensiun, model masa penyesuaian terhadap pensiun, perubahan – perubahan akibat pensiun

Bab III: Dalam Bab ini akan dijelaskan metode penelitian yang digunakan oleh

peneliti dalam hal ini adalah metode penelitian kualitatif, metode pengumpulan data, subjek penelitian, teknik pengambilan sampel, alat bantu pengumpulan data, prosedur penelitian serta analisis data.

Bab IV: Analisa dan interpretasi, dalam bab ini akan memuat deskripsi data,

analisa data dan pembahasan

Bab V: Kesimpulan, Diskusi dan Saran, dalam bab ini akan dijelaskan kesimpulan

dari penelitian ini, diskusi mengenai hasil penelitian yang ada serta saran- saran yang dianjurkan mengenai penelitian ini.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Perkawinan

1. Definisi Perkawinan

Sebelum menjelaskan mengenai kepuasan perkawinan terlebih dahulu akan dibahas mengenai perkawinan itu sendiri. Orang memilih untuk melakukan perkawinan karena beberapa alasan, salah satunya adalah untuk mengungkapkan perasaan cinta kasih antara pria dan wanita Peck,1991 Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 Di Indonesia, seluk beluk perkawinan diatur dan dilaksanakan menurut Undang- Undang Perkawinan No.1 tahun 1974, yang mendefinisikan perkawinan sebagai: Ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Domikus,1999. Eshleman 1994 mendefinisikan perkawinan sebagai penetapan pria dan wanita secara institusional menjadi seorang suami istri. Bhrem 1992 menyatakan bahwa pernikahan merupakan ekspresi akhir dari suatu hubungan yang mendalam ; dimana dua individu berikrar yang didasarkan pada keinginan untuk menetapkan hubungan sepanjang hidupnya. Berdasarkan uraian diatas, maka perkawinan dapat disimpulkan yaitu suatu ikatan lahir batin antara pria dan wanita secara institusional ialah suami dan istri dalam menetapkan hubungan sepanjang hidupnya.

2. Perkawinan dalam psikologi

Sisi psikologi dalam perkawinan menurut Sadli dalam Anggraini, 1995 juga merupakan sistem yang penting dalam perkembangan individu. Perkawinan merupakan salah satu tugas perkembangan yang pantas dilakukan individu yang telah memasuki dewasa awal. Sisi psikologis dalam perkawinan adalah sebagai berikut : a. Perkawinan merupakan perpaduan, penyatuan dari dua pribadi yang unik dan merupakan dasar formal untuk membentuk kehidupan keluarga. Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 b. Ikatan antara suami istri terutama dilandasi oleh ikatan afeksional, emosional, cinta dan hubungan kasih sayang c. Kehidupan perkawinan merupakan suatu perpaduan dimana terjadi interaksi dan komunikasi antara dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai peranan sendiri-sendiri sebagai suami istri. d. Dalam mengisi peran, masing-masing memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri keluarga dan masyarakat. e. Kehidupan perkawinan sebagai landasan membina kehidupan berkeluarga akan mewujudkan banyak persamaan dan pola budaya yang berlaku. f. Dalam kehidupan perkawinan dituntut adanya penyesuaian diri baik terhadap kebutuhan masing-masing ataupun terhadap ketentuan budaya yang berlaku.

3. Tipe-Tipe Perkawinan.