Usia Pensiun Fase Penyesuaian Diri pada Masa Pensiun

Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 Kroeger dalam Turner, 1989 mengatakan bahwa pensiun adalah salah satu titik balik yang signifikan dalam karier seseorang selama hidupnya atau setidak – tidaknya untuk mayoritas orang dewasa yang telah menghabiskan seluruh atau sebagian besar hidup mereka dalam bekerja. Pada saat itu seseorang kehilangan pekerjaannya, status sosialnya, fasilitas, materi, anak–anak sudah tumbuh dewasa dan pergi dari rumah. Teman–teman dan relasi–relasi tidak lagi mengunjunginya. Ia menjadi kesepian. Bersamaan dengan itu kesehatannya makin menurun. Batasan yang jelas dikemukakan oleh Laswell 1991 mengatakan bahwa pensiun adalah proses pemisahan seseorang individu dari pekerjaannya, dimana dalam menjalankan perannya seseorang di gaji. Masa pensiun mempengaruhi aktivitas seseorang, dari situasi kerja ke situasi di luar pekerjaan. Berdasarkan para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pensiun ialah, satu titik balik yang signifikan dalma karir seseorang selama hidupnya dimana terjadi pemisahan individu dari pekerjaanya dan memasuki aktivitas kehidupan yang baru dengan batasan umur tertentu.

2. Usia Pensiun

Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 Berdasarkan pandangan psikologi perkembangan pensiun dapat dijelaskan sebagai suatu masa transisi ke pola hidup baru, ataupun merupakan akhir pola hidup bekerja Schawrz dalam Hurlock,2004. Transisi ini meliputi perubahan peran dalam linkungan sosial, perubahan minat, nilai dan perubahan dalam segenap aspek kehidupan seseorang. Jadi seseorang yang memasuki masa pensiun, bisa merubah arah hidupnya dengan mengerjakan aktivitas lain, tetapi bisa juga tidak mengerjakan aktivitas tertentu lagi. Di Indonesia seseorang dapat dikatakan memasuki pensiun bila: a Sekurang-kurangnya mencapai usia 50 tahun. b Telah diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negri. c Memiliki masa kerja untuk pensiun ± 20 tahun, Pada umunya usia pensiun di Indonesia berkisar antara usia 55 tahun, sedangkan di Negara Barat usia pensiun adalah berkisar 65 tahun. Pada usia 65 tahun, secara psikologi perkembangan seseorang memasuki usia manula atau dewasa akhir late adulthood. Keadaan ini cukup berlainan dengan situasi di Indonesia dimana seseorang sudah termasuk pensiun pada tahapan dewasa menengah middle adulthood. Masa dewasa menengah ini masih dapat dikatakan cukup produktif. Meskipun kekuatan fisik maupun kekuatan mental seseorang pada masa ini mulai menurun, namun pada masa inilah seseorang mulai mencapai prestasi puncak baik itu karir, pendidikan dan hubungan interpersonal. Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009

3. Fase Penyesuaian Diri pada Masa Pensiun

Jika kita meninjau siklus dunia pekerjaan dari sudut psikologi perkembangan maka kita harus peka dengan istilah turning point titik balik ataupu crisis point titik krisis. Masa ini ditandai dengan adanya suatu periode dimana ada saat untuk melakukan proses penyesuaian diri kembali dan juga melakukan proses sosialisai kembali sejalan dengan tujuan dari pekerjaan yang baru. Pensiun dapat dikatakan masa titik balik karena masa ini adalah masa peralihan dari seseorang memasuki dewasa akhir atau manula. Pensiun juga merupakan titik krisis karena terjadi akibat ketidakmampuan seseorang untuk mencari pekerjaan atau merupakan langkah akhir dalam perjalanan karir seseorang. Penyesuaian diri pada saat pensiun merupakan saat yang sulit, dan untuk mengetahui bagaimana penyesuaian seseorang ketika memasuki masa pensiunRobert Atchley, 1983 mengemukakan 3 fase proses pensiun. Adapun fase tersebut adalah : 1. Preretirement phase fase pra pensiun Fase ini dapat dibedakan pada dua bagian, yaitu remote dan near. a. remote phase, masa pensiun masih dipandang sebagai suatu masa yang jauh. Biasanya fase ini dimulai pada saat orang tersebut pertama kali mendapat pekerjaan dan masa ini berakhir ketika orang tersebut mulai mendekati masa pensiun. b. near phase, biasanya orang mulai sadar bahwa mereka akan segera memasuki masa pensiun dan hal ini membutuhkan penyesuaian diri yang baik. 2. Retirement phase fase pensiun Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 Masa pensiun ini sendiri terbagi dalam 4 fase besar. a. honeymoon phase. Periode ini biasanya terjadi tidak lama setelah orang memasuki masa pensiun. Sesuai dengan istilah honeymoon bulan madu , maka perasan yang muncul ketika memasuki fase ini adalah perasaan gembira karena bebas dari pekerjaan dan rutinitas. Biasanya orang mulai mencari kegiatan pengganti seperti mengembangkan hobi. Kegiatan ini pun tergantung kepada kesehatan, keuangan, gaya hidup dan situasi keluarga. Lamanya fase ini tergantung kepada kemampuan seseorang. Orang yang selama masa kegiatan aktifnya bekerja dan gaya hidupnya tidak bertumpu pada pekerjaan, biasanya akan mampu menyesuaikan diri dan mengembangkan kegiatan lain dan juga menyenangkan. b. disenchantment fase. Pada masa ini pensiunan merasa depresi, merasa kosong. Untuk beberapa orang pada fase ini, ada rasa kehilangan baik kehilangan kekuasaan, martabat, status, penghasilan, teman kerja, aturan tertentu Jacob, 1989. c. reorientation fase, yaitu fase dimana seseorang mengembangkan pandangan yang lebih realistis mengenai alternatif hidup. Mereka mulai mencari aktivitas baru. Setelah mencapai tahapan ini, para pensiunan akan masuk pada tahapan selanjutnya. Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 d. stability fase yaitu fase dimana mereka mulai mengembangkan suatu set kriteria pemilihan aktivitas, dimana mereka merasa dapat hidup tentram dengan pilihannya. 3. End of retirement fase masa pensiun Biasanya fase ini ditandai dengan penyakit yang mulai menggrogoti seseorang ketidakmampuan dalam mengurus diri sendiri dan keuangan yang sangat merosot. Peran saat seseorang pensiun digantikan dengan peran orang sakit yang membutuhkan orang lain sebagai tempat bergantung. 4.Jenis-jenis Pensiun Masa pensiun dapat dibagi atas 2 bagian besar Hurlock, 2004 1. Voluntary secara sukarela Ketika Indonesia memasuki masa krisis moneter, banyak perusahaan bangkrut sehingga harus menciutkan sejumlah pegawai dengan diberikan sejumlah imbalan. Kepada karyawan diberikan kebebasan untuk memilih apakah ia akan tetap bekerja atau mengundurkan diri. Kondisi seperti ini termasuk pensiun yang dilakukan secara sukarela. Kondisi lain yang termasuk dalam pensiun sukarela adalah kondisi dimana seseorang ingin melakukan sesuatu secara lebih berarti dalam kehidupannya dibandingakan dengan pekerjaan sebelumnya. 2. Compulsory retirement berdasarkan peraturan Pensiun yang dijalani berdasarkan aturan dari perusahan adalah pensiun yang kerap kali dilakukan oleh suatu perusahaan berdasarkan aturan yang berlaku Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 pada perusahaan tersebut. Dalam hal ini kehendak individu diabaikan, apakah dia masih sanggup atau masih ingin bekerja kembali. Pada penelitian ini, peneliti berfokus pada pensiun berdasarkan peraturan atau disebut juga compulsory retirement yaitu masa pensiun berdasarkan peraturan di Indonesia yaitu umur 55 tahun. 5.Model Masa Penyesuaian Terhadap Pensiun Hormstein dan Wapner Hoyer,1999 mengemukakan empat model penyesuaian terhadap masa pensiun, yaitu: 1. Transition to Old AgeRest Individu dengan tipe ini menganggap pensiun sebagai masa santai dan merupakan akhir pra kerja yang penuh dengan tekanan dan dimulainya gaya hidup yang menyenangkan dan santai ketika memasuki masa tua. 2. The New Begining Individu memandang pensiun sebagai kesempatan yang menyenangkan, peluang untuk hidup sesuai dengan keinginan dan mempunyai kebebasan menghabiskan waktu dan energi untuk diri sendiri. Pensiun ditandai dengan perasaan baru, kembali bervitalitas, antusias dan energi yang bertambah. Individu memandang masa depan dengan positif sebagai saat untuk meraih kendali atas tujuan dan kesenangan hobi dan minat jangka panjang. Bagi individu tipe ini, pensiun merupakan awal yang baru dan tidak terkait sama sekali dengan proses menua. Rizki Fadilah Raz : Kepuasan Perkawinan Pada Pensiunan Pria, 2009. USU Repository © 2009 3. Contimation Pensiun tidak membawa dampak personal yang penting bagi individu. Walaupun telah pensiun, individu ini mampu untuk kembali bekerja. Mereka berganti karir dan mencurahkan lebih banyak waktu untuk ketrampilan, hobi dan minat khusus. Pra pensiun dan pensiun dibedakan bukan dari aktivitas melainkan pengurangan langkah dan intensitas peran kerja. 4. Imposed Diruption Individu memandang pensiun sebagai hal yang negatif hilangnya pekerjaan, tidak bisa lagi mencapai prestasi. Pekerjaan merupakan identitas yang sangat penting. Tanpa pekerjaan, bagian penting dari identitas diri itu juga ikut hilang. Walaupun dalma masa pensiun tersebut individu melakukan aktivitas-aktivitas lain, tetap saja timbul perasaan frustasi dan kehilangan. Bagi individu, tidak ada yang bisa menggantikan pekerjaan dan akhirnya tidak bisa menerima pensiun dengan baik.

6. Gaya Hidup Setelah Pensiun