Teknik Pengumpulan Data Alat Pengumpul Data Hukum Tata Usaha Negara dan Peradilan Tata Usaha Negara

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum yang diperoleh melalui kepustakaan library research yaitu sebagai teknik untuk mendapatkan informasi melalui penelusuran peraturan perundang- undangan, bacaan-bacaan lain yang ada relevansinya dengan Undang-undang Pokok Agraria, Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 Jo Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, dan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara.

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan-bahan yang ada kaitannya dengan bahan hukum primer, berupa literatur bahan bacaan berupa buku, artikel, dan kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum dan komentar atas putusan pengadilan.

c. Bahan Hukum Tertier

Bahan diambil dari majalah, surat kabar untuk penunjang informasi dalam penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Mengingat penelitian ini memusatkan perhatian pada data sekunder maka pengumpulan data terutama ditempuh dengan melakukan penelitian kepustakaan dan analisis terhadap peraturan perundang-undangan, yang dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut : a. Menginventarisasi dan menilai dan menganalisis peraturan perundang-undangan yang terkait dan relevan dengan dengan penulisan tesis ini. Universitas Sumatera Utara b. Menginventarisasi dan menilai buku-buku literatur yang pokok pembahasannya berkenaan dengan sengketa pertanahan dan mengenai kompetensi mengadili Pengadilan Umum dan Peradilan Tata Usaha Negara. c. Menginventarisasi dan menilai serta memilih secara selektif bahan-bahan bacaan lainnya seperti majalah, surat kabar, bulletin yang menunjang dan memperkaya penulisan tesis ini.

4. Alat Pengumpul Data

Bahwa penelitian ini hanya dilakukan dengan studi dokumen yaitu menemukan dan mengetahui asas-asas hukum, pasal-pasal peraturan perundang- undangan yang berlaku, teori-teori hukum, doktrin-doktrin hukum, yurisprudensi, filsafat hukum dan hal-hal yang relevan dan menunjang terhadap kualitas dan kesempurnaan tesis ini dari Peradilan Tata Usaha Negeri Medan.

5. Analisis Data

Analisis data merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian dalam rangka memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti, sebelum analisis data dilakukan, terlebih dahulu diadakan pengumpulan data, kemudian dianalisis secara kualitatif dan ditafsirkan secara logis dan sistematis, terhadap asas-asas hukum sistem-sistem hukum dan sinkronisasi hukum dengan menggunakan metode berpikir deduktif dan induktif. Maksudnya kaidah-kaidah yang benar dan tepat diterapkan menyelesaikan suatu permasalahan dari kasus ke kasus yang akan membantu Universitas Sumatera Utara penelitian ini khususnya dalam taraf konsistensi, serta konseptual dengan prosedur dan tatacara sebagaimana yang telah ditetapkan oleh asas-asas hukum yang berlaku umum dalam perundang-undangan. Universitas Sumatera Utara

BAB II KEDUDUKAN PERADILAN TATA USAHA NEGARA

DAN SISTEM PERTANAHAN DI INDONESIA

A. Kedudukan Peradilan Tata Usaha Negara Di Indonesia

1. Hukum Tata Usaha Negara dan Peradilan Tata Usaha Negara

Hukum Tata Usaha Negara menurut Van Wijk-Konijmenbelt adalah sebagai hukum mengenai penyelenggaraan administrasi administrare atau penyelenggaraan pemerintah bestuur. Kalau mengikuti nomenklatur ”Tata Usaha” maka hukum Tata Usaha Negara adalah hukum Ketatausahaan. Karena hukum ini mengenai pemerintahan maka disebut Hukum Tata Usaha Negara. Almarhum Prof Koentjoro Purbopranoto menggunakan nama “Hukum Tata Pemerintahan”, karena objek hukum Tata Usaha adalah pemerintah bukan Negara. Hukum mengenai Negara adalah hukum tata Negara bukan hukum Tata Usaha Negara. Bicara lebih luas, Van Wijk- Konijnenbelt memberi arti hukum Tata Usaha Negara bestuurrecht sebagai hukum yang disatu pihak mengatur mengenai keikutsertaan pemerintah secara aktif dalam pergaulan masyarakat, dipihak lain mengatur perlindungan terhadap anggota masyarakat akibat keikutsertaan pemerintah dalam mengatur masyarakat tersebut. 30 Kleintjes 75 tahun yang lalu stootsinstellwign van nedherland indie, 432, menggambarkan hukum Tata Usaha Negara, sebagai hukum tentang pelaksanaan 30 Bagir Manan, Prospek Peradilan Tata Usaha Negara di Indonesia, Bandung, MA RI, 2008, hal. 1. Universitas Sumatera Utara tugas pemerintah. Kalau rumusan Van Wijk-Konijmbelt dan Kleintjes digabung maka akan didapati 3 unsur penting dalam hukum Tata Usaha Negara, yaitu : 1. Hukum yang mengatur tata cara Tata Usaha Negara melaksanakan tugasnya yang semata mata menyebut pelaksanaan tugas dalam lingkungan pemerintahan, misalnya wewenang menandatangani keputusan, wewenang menghukum dalam lingkungan administrasi; 2. Hukum yang mengatur pergaulan masyarakat. 3. Hukum yang mengatur tata cara perlindungan anggota masyarakat akibat keikutsertaan Tata Usaha Negara dalam pergaulan masyarakat. Kedalaman pengetahuan pembentukan peraturanperundang-undangan tidak hanya terbatas pada Peradilan Tata Usaha Negara, tetapi semua bidang peraturan perundang-undangan. Lebih lanjut kedalam itu tidak hanya bersifat internal yaitu hubungan berbagai teori dan kaidah hukum. Tidak kalah penting yaitu hubungan eksternal konsep politik, konsep ekonomi, konsep sosial, serta kenyataan sosial dan kultural, dll yang semestinya menjadi arah dan dasar suatu peraturan perundang- undangan. Sekedar contoh ditinjau dari Falsafah Pancasila dan Konsep ekonomi, sosial kita tidak lain dari mewujudkan keadilan sosial dari seluruh rakyat Indonesia. Sudah semestinya dalam konteks ekonomi dan sosial seluruh peraturan perundang- undangan harus mengandung azas, tujuan, norma, dan kebijakan yang mendorong kearah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Mungkin bagi negara-negara yang sudah sangat maju tatanan ekonomi liberal kapitalistik yang disertai kemampuan seluruh infrastuktur ekonomi, politik, Universitas Sumatera Utara dll disertai dengan kekeyaan yang sudah melimpah, dengan berbagai modifikasi akan menjamin keadilan bagi rakyat mereka. Hanya dengan kedalaman pengetahuan dapat diharapkan lahir berbagai peraturan perundang-undangan yang memili landasan konseptual dan arah yang jelas. Peraturan perundang-undangan modern bukan sekedar instrumen represif atau preventif. Tidak kalah penting peranan peraturan perundang-undangan sebagai fasilitator yang memberi arahan dan mendorong menuju perwujudan suatu tujuan politik, ekonomi, sosial, dan sebagai suatu undang-undang tidak dibuat semata karena ada keadaan baru, melainkan karena ada cara baru, strategi baru, atau kebijakan baru untuk mewujudkan suatu cita-cita politik, ekonomi, sosial, dan perkembangan hukum Tata Usaha Negara. Dapat dikatakan semua ahli sependapat perkembangan Tata Usaha Negara tidak terlepas dari penerapan paham negara kesejahtraan welfarestate verzorgindstaat atau meninggalkan paham negara sebagai penjaga ketertiban belaka atau lazim disebut negara penjaga malam nachtwakersstaat. Seperti dikatakan karena negara aktif ikut serta dalam pergaulan atau aktifitas masyarakat, maka hukum Tata Usaha Negara makin berkembang.

2. Tujuan dibentuknya Peradilan Tata Usaha Negara