AAUPB Sebagai Alat Penguji Keabsahan dan Alat Untuk Membatalkan

Keterlibatan tersebut sedemikian rupa sehingga merupakan sistem yang saling timbal balik.

5. AAUPB Sebagai Alat Penguji Keabsahan dan Alat Untuk Membatalkan

Keputusan Tata Usaha Negara Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tidak secara eksplisit mencantumkan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik AAUPB sebagai norma untuk menguji dan membatalkan Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat. Atas dasar itu, maka didalam penerapannya Mahkamah Agung menberbitkan Petunjuk Pelaksanaan, yakni Juklak Nimor 052Td.TUNIII1992 tanggal 24 Maret 1992 untuk pedoman bagi Hakim TUN jika memakai AAUPB sebagai alat penguji Keputusan Tata Usaha Negara, yaitu : Didalam hal hakim mempertimbangkan adanya AAUPB sebagai alasan pembatalan penetapan, maka hal tersebut tidak perlu dimasukkan dalam diktum putusan melainkan cukup dalam pertimbangan putusan dengan menyebut asas mana dari AAUPB yang dilanggar dan akhirnya harus mengacu pada Pasal 53 ayat 2. Berdasarkan juklak dimaksud AAUPB diterapkan secara tidak langsung untuk menilai keabsahan KTUN. Namun demikian meskipun AAUPB secara tidak langsung dapat dipakai sebagai alat penguji KTUN tetapi oleh juklak tetap disyaratkan di dalam pertimbangan putusan harus disebut AAUPB mana yang dilanggar dan harus mengacu pada Pasal 53 ayat 2. Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 memperbaiki kekurangan Pasal 53 ayat 2 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tersebut dengan mencantumkan Universitas Sumatera Utara AAUPB sebagai norma untuk alasan pengajuan gugatan. Konsekuensinya seara normatif seharusnya Hakim TUN dapat menerapkan secara langsung AAUPB sebagai alat untuk menguji kebasahan KTUN maupun sebagai alat untuk membatalkan KTUN sehingga tidak perlu lagi mengacu ketentuan Juklak Mahkmah Agung tesebut. Jadi apabila Hakim TUN mempertimbangkan AAUPB sebagai alasan untuk membatalkan KTUN maka dapat secara langsung memakai AAUPB mana yang dipergunakan menguji keabsahan KTUN tersebut, serta tidak perlu lagi hanya mencantumkan pada bagian pertimbangan putusan melainkan sekaligus dapat dicantumkan pada bagian dictum putusan untuk membatalkan KTUN yang disengketakan.

6. Lembaga Juru Sita