Perbedaan antara AAUPB dengan asas-asas umum sama perbedaan antara norma dan asas umum. Sedangkan AAUPB lahir dari praktek adalah bisa dari praktek
pemerintahan dan bisa dari praktek pengadilan yurisprudensi. Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik terdiri dari :
1. Asas Kepastian Hukum;
2. Asas Keseimbangan;
3. Asas Kesamaan dalam mengambil keputusan pangreh;
4. Asas Bertindak cermat;
5. Asas Motivasi untuk setiap keputusan;
6. Asas Jangan mencampuradukkan kewenangan;
7. Asas Permainan yang layak;
8. Asas Keadilan atau kewajaran;
9. Asas Menanggapi pengharapan yang wajar;
10. Asas Meniadakan akibat suatu keputusan yang batal;
11. Asas Perlindungan atas pandangan cara hidup;
12. Asas Kebijaksanaan;
13. Asas Penyelenggaraan kepentingan Umum.
25
Keseluruhan AAUPB yang baik ini bertujuan untuk mendapatkan tujuan negara Indonesia sebagaimana tertuang dalam UUD 1945.
2. Kerangka Konsepsi
Konseptual adalah merupakan definisi operasional dari berbagai istilah yang dipergunakan dalam tulisan ini. Sebagaimana dikemukakan M. Solly Lubis,
bahwa kerangka konsep adalah merupakan konstruksi konsep secara internal pada
25
SF Marbun, Moh Mahfud MD, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta : Liberty, 1987, hal. 56.
Universitas Sumatera Utara
pembaca yang mendapat stimulasi dan dorongan konseptual dari bacaan dan tinjauan pustaka.
26
Kerangka konseptual ini dibuat untuk menghindari pemahaman dan penafsiran yang keliru dan memberikan arah dalam penelitian ini, maka dirasa perlu
untuk memberikan batasan judul penelitian, yaitu sebagai berikut : Kompetensi Peradilan Tata Usaha Negara adalah kewenangan Peradilan
Tata Usaha Negara untuk mengadili suatu perkara menurut objek atau materi atau pokok sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau
Badan Hukum Perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik di pusat maupun di daerah sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha negara.
27
Sengketa Tata Usaha Negara adalah Sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang dan Badan hukum perdata dengan Badan Tata Usaha
Negara baik dipusat atau pun diderah sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan perundang-undangan
yang berlaku. Sengketa Tanah adalah perselisihan antara kedua belah pihak yang
berkaitan mengenai surat keputusan pemberian hak atas tanah atau sertifikat hak atas tanah atau keputusan yang berisikan penolakan atau permohonan untuk memperoleh
sertifikat hak atas tanah yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan atau oleh Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKotamadya dan
26
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Bandung : Mandar Maju, 1994, hal. 80.
27
SF. Marbun, Peradilan Tata Usaha Negara, Yogyakarta : Liberty, 1988, hal. 61.
Universitas Sumatera Utara
perselisihan tentang hak milik atau hak-hak yang berasal dari milik, tentang tagihan atau hak-hak perdata.
Sertifikat tanah sebenarnya adalah tidak lain daripada salinan Buku Tanah dan Surat ukur yang telah dijahit menjadi 1 satu dengan diberi suatu kertas sampul
yang telah ditentukan oleh Menteri Dalam Negeri Dirjen Agraria dan diberikan kepada seseorang yang mempunyai hak atas tanah sebagai bukti hak dan bukti telah
dilakukan pendaftaran daripada tanah yang bersangkutan.
28
Keputusan Tata Usaha Negara adalah Suatu Penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum
Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkrit, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi
seseorang atau badan hukum perdata.
29
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara adalah Badan atau Pejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
G. Metode Penelitian
1. Spesifikasi Penelitian