Sumber Dana Bank Perbankan

52

4. Sumber Dana Bank

Pada umumnya motivasi utama orang menitipkan dana pada bank adalah untuk keamanan dana mereka dan memperoleh keleluasan untuk menarik kembali dananya sewaktu-waktu. Sebagai lembaga keuangan dana merupakan persoalan utama bank, tanpa dana bank tidak dapat berbuat apa- apa artinya tidak berfungsi sama sekali. Aktifitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah seperti giro, tabungan, sertifikat deposito dan deposito berjangka Kasmir, 2005: 24. Faisal afiff 1996: 153 menyatakan bahwa dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank dan setiap waktu dapat diuangkan. Sedangkan menurut Kasmir 2008: 65 Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. Untuk membiayai operasinya, dana dapat diperoleh dari modal sendiri yaitu dengan mengeluarkan atau menjual saham. Kebutuhan dana untuk kegiatan utama bank diperoleh dalam berbagai simpanan, sedangkan jika kebutuhan dana digunakan untuk investasi baru atau perluasan usaha maka diperoleh dari modal sendiri. 53 Secara garis besar sumber dana diperoleh dari: a. Dana Pihak Pertama dari bank itu sendiri Dana pihak pertama adalah dana yang diperoleh bank dari internal bank itu sendiri struktur modal bank. Biasanya berasal dari para pemegang saham Dahlan Siamat, 2005: 11. Lukman Dendawijaya 2003: 54 menyatakan bahwa sumber dana pihak pertama bank terdiri dari: Modal inti core capital adalah dana modal sendiri, yaitu dana yang berasal dari para pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Pada umumnya dana modal inti terdiri dari : 1 Modal yang disetor oleh para pemegang saham, sumber utama dari perusahaan adalah saham. Sumber dana ini hanya akan timbul apabila pemilik menyertakan dananya pada bank melalui pembelian saham dan untuk penambahan dana berikutnya dapat dilakukan oleh bank dengan mengeluarkan dan menjual tambahan saham baru. 2 Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi yang disisihkan untuk menutup timbulnya risiko kerugian dikemudian hari. 3 Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada para pemegang saham, tetapi para pemegang saham sendiri melalui Rapat Umum Pemegang Saham diputuskan untuk ditanamkan kembali dalam bank. 54 b. Dana Pihak Kedua dari pihak luar Sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama. Pencarian dari sumber dana ini relative lebih mahal dan sifatnya hanya sementara waktu. Dahlan Siamat 2005: 116 menyatakan bahwa sumber dana pihak kedua adalah dana bank yang diperoleh dari pinjaman eksternal pihak bank atau pinjaman bank. Sedangkan menurut Kasmir 2008: 68 bahwa perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari: 1 Bantuan Likuiditas Bank Indonesia BLBI merupakan kredit yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya. Kredit likuiditas ini juga diberikan kepada pembiayaan sektor-sektor usaha tertentu. 2 Pinjaman antar bank call money. Biasanya pinjaman ini diberikan kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring dan tidak mampu untuk membayar kekalahannya. Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif tinggi jika dibandingkan dengan pinjaman lainnya. 3 Pinjaman dari bank-bank luar negri. Merupakan pinjaman yang diperoleh bank oleh perbankan dari pihak luar negri. 4 Surat Berharga Pasar Uang SBPU dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun non keuangan. SBPU 55 diterbitkan dan ditawarkan dengan tingkat suku bunga sehingga masyarakat tertarik untuk membelinya. c. Dana Pihak Ketiga dari masyarakat luas Sumber dana ini merupakan sunber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasi dari sumber dana ini. Pencarian dana dari sumber ini relatif paling mudah jika dibandingkan dengan sumber lainnya dan pencarian dana dari sumber ini paling dominan asal dapat memberikan bunga dan fasilitas menarik lainnya maka menarik dana dari sumber ini tidak terlalu sulit. Ade Arthesa 2006: 63 sumber dana bank yang diperoleh dari masyarakat yang umumnya berupa giro deposito dan tabungan. Selain itu terdapat pula sumber dana lain yang sifatnya tidak langsung atau berupa pengendapan dana bank yang didapatkan melalui pemberian jasa bank berupa setoran jaminan dan dana transfer. Dana pihak ketiga adalah dana yang memiliki bank secara tidak permanen. Dana tersebut sewaktu-waktu dapat ditarik kembali berdasarkan data empiris selama ini, dana yang berasal dari pemilik bank itu sendiri ditambah dengan cadangan modal yang berasal dari akumulasi keuntungan yang ditanamkan kembali pada bank baru mencapai 7 dari total aktiva 8 Zainul Arifin, 2006: 50. Sri Susilo 2000: 61 menyatakan bahwa pada dasarnya dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh bank dari masyarakat. Dana tersebut dapat 56 berupa giro, tabungan ataupun deposito yang berasal dari nasabah perorangan atau badan hukum. Sedangkan menurut Slamet Riyadi 2006: 79 mendefinisikan sumber dana pihak ketiga sebagai dana yang berasal dari masyarakat biasa. Bentuk- bentuk dana pihak ketiga antara lain: 1 Simpanan Giro Menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998 simpanan giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan. Pengertian dapat ditarik setiap saat, maksudnya bahwa uang yang sudah disimpan di rekening giro tersebut dapat ditarik berkali-kali dalam sehari, dengan catatan dana yang tersedia masih mencukupi. Kemudian juga harus memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan oleh bank yang bersangkutan. Richard G. Lipsey 1993: 186 yang dimaksud dengan giro demand deposit adalah jenis deposito yang bisa diambil sewaktu-waktu oleh nasabah misalnya, tanpa pemberitahuan apa pun untuk menariknya. Jenis giro ini bisa ditransfer dengan cek. Cek ini menginstruksikan kepada bank untuk segera membayar sejumlah uang kepada seseorang yang namanya tertulis didalamnya. Meskipun bank sekarang ini memberikan bunga atas deposito giro, tetapi di Amerika hal ini sebenarnya dilarang sampai dengan pertengahan tahun 1980-an. 57 Sedangkan pengertian penarikannya adalah diambil uang dari rekening giro sehingga menyebabkan giro tersebut berkurang yang ditarik secara tunai maupun ditarik secara non tunai pemindah bukuan. Penarikan secara tunai adalah dengan menggunakan cek dan penarikan non tunai adalah dengan menggunakan bilyet giro Kasmir, 2010: 70. Taswan 2010: 177 menyatakan bahwa giro merupakan simpanan masyarakat pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek, surat perintah bayar yang lain, bilyet giro atau surat pemindahbukuan yang lain. Giro dapat ditarik setiap saat sehingga giro dikelompokkan sebagai sumber dana jangka pendek. Bank cenderung memberikan jasa giro relatif lebih rendah dibandingkan dengan sumber dana lainnya seperti tabungan dan deposito. Hal ini dapat dipahami karena semakin berjangka waktu pendek dan semakin mudah ditarik sewaktu-waktu maka semakin tidak produktif dana itu sehingga bank memberikan harga yang relatif rendah. Penetapan bunga atau jasa giro merupakan otoritas bank-bank yang bersangkutan. Sedangkan menurut Ismail 2010: 24 simpanan giro disebut juga dengan demand deposit, current account, checking account, merupakan simpanan yang dapat ditarik setiap saat dengan menggunakan sarana penarikan berupa cek dan bilyet giro serta sarana penarikan lainnya yang dipersamakan dengan itu. Sri Susilo 2000: 61 menyatakan bahwa rekening giro atau checking account adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat 58 dengan menerbitkan cek untuk penarikan tunai atau bilyet giro untuk pemindahbukuan, sedangkan cek atau bilyet giro ini oleh pemiliknya dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Untuk itu, pemegang rekening giro memperoleh buku cek dan bilyet giro. Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso 2006: 97 menyatakan bahwa rekenig giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menerbitkan cek untuk penarikan tunai atau bilyet giro untuk pemindahbukuan, sedangkan cek atau bilyet giro ini oleh pemiliknya dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Karena sifat penarikannya yang dapat dilakukan setiap saat tersebut, maka sumber dana dari rekening giro ini merupakan sumber dana jangka pendek yang jumlahnya relatif lebih dinamis atau berfluktuasi dari waktu ke waktu. Bagi nasabah pemegang rekenig giro, sifat penarikan tersebut sangat membantu dalam membiayai kegiatan nasabah secar lebih efisien. Nasabah dapat melakukan pembayaran sewaktu-waktu tanpa harus beresiko mengunakan uang tunai dalam jumlah besar, tanpa harus datang langsung ke bank dan tanpa harus menunggu suatu tanggal jatuh tempo tertentu. Rimsky K. Judisseno 2005: 151 menyatakan bahwa salah satu dana masyarakat-perorangan maupun badan-yang disimpan dan merupakan sumber dana eksternal bank adalah giro. Simpanan jenis ini penarikan dananya dapat dilakukan pada jam dan hari kerja dengan menggunakan cek, bilyat giro dan sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan. 59 Sedangkan menurut Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia 2011 giro adalah simpanan pada bank umum saat ini BPR belum dapat menghimpun dana dalam bentuk giro dalam rupiah milik pihak ketiga bukan bank, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. 2 Simpanan Tabungan Menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998 simpanan tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Syarat-syarat penarikan tertentu maksudnya adalah sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat antara bank dengan si penabung. Sebagai contoh dalam hal frekuensi penarikan, apakah 2 kali seminggu atau setiap hari atau mungkin setiap saat. Yang jelas haruslah sesuai dengan perjanjian sebelumnya. Kemudian adalah hal sarana atau alat penarikan tergantung dengan perjanjian antara keduanya yaitu bank dan penabung Kasmir, 2010: 84. 3 Simpanan Deposito Menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998 simpanan deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Simpanan deposito merupakan simpanan jenis ketiga yang dikeluarkan oleh bank. Berbeda dengan dua jenis simpanan sebelumnya di mana 60 simpanan deposito memiliki jangka waktu yang relatif lebih panjang dan frekuensi penarikan yang juga jarang, Penarikan hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu Kasmir, 2010: 85. Slamet Riyadi 2006: 80 menyatakan bahwa salah satu sumber dana pihak ketiga adalah Deposito. Deposito adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpanan dengan bank. Dengan demikian pada hakekatnya jenis simpanan ini tidak dapat dicairkan sebelum jatuh tempo. Sedangkan menurut Taswan 2010: 181 deposito merupakan simpanan masyarakat atau pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara deposan dengan bank yang bersangkutan. Jangka waktu deposito umumnya terdiri dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, 18 bulan dan 24 bulan. Deposito berjangka tidak bisa diperdagangkan namun bisa digunakan sebagai jaminan kredit. Ismail 2010: 26 menyatakan bahwa deposito merupakan jenis simpanan yang penarikannya sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan antara bank dan nasabah. Jenis simpanan ini merupakan simpanan yang terdapat jangka waktu dalam penarikannya, sehingga dapat dikatakan sebagai dana semi stabil. Simpanan deposito akan mengendap di bank selama jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara bank dan pemilik deposito. Pemilik deposito hanya dapat menarik dananya apabila depositonya telah jatuh tempo. 61

C. Tabungan

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh nilai tukar, kridit, suku bunga SBI, Inflasi dan investasi terhadap jumlah uang beredar (m2) di Indonesia

0 3 157

Pengaruh variabel makro ekonomi terhadap harga saham syariah di Indonesia dan Malaysia periode Mei 2011 – Desember 2015

0 14 127

ANALISIS JUMLAH UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU ANALISIS JUMLAH UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP INFLASI DI INDONESIA TAHUN 1984-2009.

0 2 14

ANALISIS INTERDEPENDENSI JUMLAH UANG BEREDAR, SUKU BUNGA SBI,NILAI TUKAR DAN TINGKAT INFLASI DI INDONESIA.

2 12 17

PENGARUH SUKU BUNGA (BI RATE), HARGA EMAS DUNIA, TINGKAT INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (M2) DAN HARGA MINYAK DUNIA Pengaruh Suku Bunga (Bi Rate), Harga Emas Dunia, Tingkat Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2) Dan Harga Minyak Dunia Terhadap Indeks Harga Saha

0 5 17

PENGARUH SUKU BUNGA (BI RATE), HARGA EMAS DUNIA, TINGKAT INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (M2) DAN HARGA Pengaruh Suku Bunga (Bi Rate), Harga Emas Dunia, Tingkat Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2) Dan Harga Minyak Dunia Terhadap Indeks Harga Sahamjakarta Isla

0 2 19

ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), KURS DAN SUKU BUNGA TERHADAP LAJU INFLASI DI Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar (Jub), Kurs dan Suku Bunga Terhadap Laju Inflasi Di Indonesiatahun 1999-2014.

0 4 16

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009:05

0 12 15

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009:05

0 3 18

PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INFLASI, SUKU BUNGA DAN NILAI TUKAR UANG SERTA DAMPAKNYA PADA INVESTASI DI INDONESIA

0 1 8