113 2. Library Research
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literature yang bersumber dari
buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapat landasan teori dan konsep yang tersusun. Peneliti
melakukan penelitian dengan membaca, mengutip bahan-bahan yang berkenaan dengan penelitian.
D. Metode Analisis
1. Uji Stasioneritas
Langkah pertama pembentukan model error correction model ECM adalah melakukan uji stasioneritas data. Suatu data runtun waktu dikatakan
stasioner jika nilai rata-rata mean, variance, dan autocovariance pada setiap lag adalah tetap sama pada setiap waktu. Jika data time series tidak memenuhi
kriteria tersebut maka data dikatakan tidak stasioner Dengan kata lain data time series dikatakan tidak stasioner jika rata-ratanya maupun variancenya
tidak konstan, berubah-ubah sepanjang waktu time-varying mean and variance Agus Widarjono, 2007: 315.
Stasioneritas dari suatu data runtun waktu menjadi penting karena pengaruhnya pada hasil estimasi regresi. Regresi antara variabel-varaibel
yang tidak stasioner akan menghasilkan fenomena regresi palsu spurious regression.
114 Metode dalam melakukan uji stasioneritas terhadap suatu data time
series, atau juga sering disebut dengan unit root test, diantaranya adalah metode Augmented Dickey Fuller Test ADF. Pengujian ini dilakukan
dengan cara membandingkan nilai statistik ADF dengan nilai kritis Mackinnon untuk mengetahui derajat integritas stasioneritas suatu variabel.
Suatu variabel dikatakan stasioner jika nilai statistik ADF adalah lebih besar dari nilai kritis Mackinnon.
2. Uji Kointegrasi
Jika data tidak stasioner pada tingkat level tetapi stasioner pada proses diferensi data, maka kita harus menguji apakah data tersebut mempunyai
hubungan dalam jangka panjang atau tidak dengan melakukan uji kointegritasi. Kointegrasi adalah suatu hubungan jangka panjang atau
ekuilibrium antara variabel-variabel yang tidak stasioner, dengan kata lain walaupun secara individual variabel-variabel tersebut tidak stasioner, namun
kombinasi linier antara varibel tersebut dapat menjadi stasioner. Engle dan Granger dalam Sri Isnowati 2005: 103 menyatakan bahwa
uji kontegrasi merupakan kelanjutan uji akar-akar unit dan uji derajat integrasi. Uji kointegrasi dimaksudkan untuk menguji apakah residual regresi
yang dihasilkan stasioner atau tidak. Untuk melakukan uji kointegrasi, pertama-tama peneliti perlu mengamati perilaku data ekonomi runtun waktu
yang akan digunakan. Ini berarti pengamat harus yakin terlebih dahulu apakah data yang akan digunakan stasioner atau tidak. Yang antara lain dapat
dilakukan dengan uji akar-akar unit dan uji derajat integrasi.
115
Y
t
= A
1
Y
t-1
+…+A
p
Y
t-p
+BX
t
+
t
Wing Wahyu Winarno 2007: 10 dari variabel yang tidak stasioner sebelum didiferensiasi namun stasioner pada tingkat diferensi pertama, besar
kemungkinan akan terjadinya kointegrasi, yang berarti terdapat hubungan jangka panjang diantara keduanya. Untuk mengetahui apakah memang benar
kedua variabel berkointegrasi. Dalam penelitian ini, pengujian hubungan kointegritas menggunakan
metode Johansen Cointegration Test. Untuk menjelaskan uji dari Johansen maka digunakan model autoregresif dengan order p sebagai berikut :
Dimana Yt adalah vector k dari variabel I1 non-stasioner, Xt adalah vector d dari variabel deterministik dan et merupakan vector inovasi. Ada
tidaknya kointegrasi didasarkan pada uji likehood ratio LR. Jika nilai hitung LR lebih besar dari nilai kritis LR maka kita menerima adanya kointegrasi
sejumlah varibel dan sebaliknya, jika nilai hitung LR lebih kecil dari nilai kirtisnya maka tidak ada kointegrasi.
3. Error correction model ECM