78 keseimbangan dianggap sebagai fenomena riil yang tergantung pada
produktivitas investasi dan kebiasaan menabung masyarakat. Pandangan Klasik ini bertentangan dengan Keynes yang menyatakan
bahwa suku bunga merupakan fenomena moneter yang ditentukan perpotongan antara skedul permintaan uang dan jumlah uang yang beredar.
F. Uang Beredar
Menurut Sadono Sukirno 2004 uang beredar adalah semua jenis uang yang beredar didalam perekonomian, yaitu uang dalam peredarannya
ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum. Uang beredar memiliki definisi yang berbeda sesuai dengan tingkat likuiditasnya biasanya uang
didefinisikan 1 M1 adalah uang kertas dan logam ditambah simpanan dalam bentuk
rekening koran 2 M2 adalah M1 + tabungan + deposito berjangka pada bank-bank umum
3 M3 adalah M2 + tabungan + deposito berjangka pada lembaga-lembaga tabungan non bank
M1 adalah yang paling likuid karena proses menjadikannya uang kas sangat cepat dan tanpa adanya kerugian nilai artinya satu rupiah tetap satu
rupiah, sedangkan M2 mencakup deposito berjangka maka likuiditasnya lebih rendah. Untuk menjadi uang kas deposito berjangka perlu waktu 3,6
atau 12 bulan dan jika dijadikan uang kas sebelum waktu yang ditentukan
79 maka akan terkena denda sehingga nilai satu rupiah akan menjadi lebih kecil
karena denda Nopirin, 1994. M1 merupakan uang dalam bentuk uang giral dan uang kartal yang
dipegang dan digunakan masyarakat sebagai alat transaksi pembayaran sehari-hari Boediono, 2000.
M2 meliputi mata uang dalam peredaran, uang giral dan uang kuasi. Uang kuasi terdiri atas deposito berjangka dan tabungan dalam rupiah serta
rekening valuta asing milik swasta domestik. Penurunan M2 dapat disebabkan oleh menurunnya jumlah uang kuasi, selain itu perlambatan
pertumbuhan M2 bersumber dari beberapa faktor antara lain lambatnya penciptaan uang akibat belum optimalnya fungsi intermediasi perbankan,
berkembangnya alternatif penyimpanan dana lain dalam bentuk reksadana yang menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih baik dan menurunnya
kapitalisasi bunga seiring dengan terus menurunnya tingkat suku bunga sedangkan komponen yang memberi kontribusi pada peningkatan M2 adalah
peningkatan M1 dan peningkatan uang kuasi, peningkatan tersebut terutama disumbang oleh naiknya jumlah kredit yang dikucurkan baik dalam mata
uang rupiah maupun valas Reny Maharani, 2005. Salah satu kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral adalah
jual beli surat berharga sehingga tinkat bunga akan turun. Pada saat tingkat bunga mengalami penurunan maka return yang diberikan oleh obligasi akan
menurun pula Monetary Portofolio Hypothesis hal ini berakibat pemilik dana akan mencari instrumen investasi lain yang lebih menguntungkan karena
80 penurunan tingkat bunga akan menurunkan biaya produksi sehingga
pendapatan perusahaan akan meningkat maka hal tersebut mengakibatkan berinvestasi pada saham menjadi lebih menarik sehingga harga saham akan
meningkat. Dengan kata lain peningkatan uang yang beredar akan membawa peningkatan saham Reny Maharani, 2005.
Jumlah uang beredar yang terlalu banyak ataupun terlalu sedikit dapat mengakibatkan gangguan stabilitas moneter, hal ini disebabkan dengan
terlalu banyaknya jumlah uang yang beredar dapat menyebabkan kenaikan inflasi karena terjadinya kenaikan permintaan sehingga kondisi moneter
terganggu, semakin stabilnya jumlah uang yang beredar maka semakin baik pula kondisi stabilitas moneter Faizal Hanaris Rivai, 2009.
G. Inflasi