115
Y
t
= A
1
Y
t-1
+…+A
p
Y
t-p
+BX
t
+
t
Wing    Wahyu  Winarno  2007:  10  dari  variabel  yang  tidak  stasioner sebelum didiferensiasi namun stasioner pada tingkat diferensi pertama, besar
kemungkinan  akan  terjadinya  kointegrasi,  yang  berarti  terdapat  hubungan jangka panjang diantara keduanya. Untuk mengetahui apakah memang benar
kedua variabel berkointegrasi. Dalam  penelitian  ini,  pengujian  hubungan  kointegritas  menggunakan
metode  Johansen  Cointegration  Test.  Untuk  menjelaskan  uji  dari  Johansen maka digunakan model autoregresif dengan order p sebagai berikut :
Dimana  Yt  adalah  vector  k  dari  variabel  I1  non-stasioner,  Xt  adalah vector  d  dari  variabel  deterministik  dan  et  merupakan  vector  inovasi.  Ada
tidaknya kointegrasi didasarkan pada uji likehood ratio LR. Jika nilai hitung LR  lebih  besar  dari  nilai  kritis  LR  maka  kita  menerima  adanya  kointegrasi
sejumlah  varibel  dan  sebaliknya,  jika  nilai  hitung  LR  lebih  kecil  dari  nilai kirtisnya maka tidak ada kointegrasi.
3. Error correction model ECM
Alat  analisis  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  regresi berganda  dengan  metode  Ordinary  Least  Squares,  adapun  metode  analisis
perhitungan  yang  digunakan  untuk  mengestimasi  model  penelitian  adalah Error  correction  model  ECM  yang  diperkenalkan  oleh  Sargan  dan
dipopulerkan oleh Engle dan Granger. Nachrowi, 2006. Gujarati  2003:  806-807  secara  umum  Error  correction  model
dipandang sebagai salah satu model dinamis yang sangat terkenal dan banyak
116 diterapkan  dalam  studi  empirik  dan  dapat  dikatakan  lebih  unggul
dibandingkan  dengan  pendekatan  model  dinamis  lainnya  karena kemampuannya yang lebih baik dalam menganalsis fenomena jangka pendek
dan  jangka  pajang,  mampu  mengkaji  konsisten  tidaknya  model  empirik dengan  toeri  ekonomi  serta  dalam  usaha  mencari  pemecahan  terhadap
variabel runtun waktu yang tidak stasioner non stasionery dan regresi palsu spurious regression dalam analisis ekonometri.
Berdasarkan hal tersebut, spesifikasi model yang akan dijadikan sebagai model  penelitian  yang  dirumuskan  dalam  bentuk  Error  correction  model
ECM, yang formulasi persamaan jangka panjangnya adalah sebagai berikut: Tabungan
t
=   0 +  1 GDPk +  2 Suku Bunga +  3 M2 +  4 Inflasi. Dimana :
0, 1, 2, 3, 4 =  koefisien jangka panjang Sementara  hubungan  jangka  pendek  dapat  dinyatakan  dengan
persamaan sebagai berikut : D Tabungan
t
= 1DGDPk  +
2DSuku  Bunga  + 3DM2  +
4DInflasi + ECT Dimana :
1, 2, 3, 4 =  Parameter jangka pendek
7 =  Parameter penyesuaian
117 Pengujian Hipotesis.
a.  Uji-t parsial Uji-t  bertujuan  melihat  signifikansi  pengaruh  variabel  independen
terhadap  variabel  dependen  secara  individual.  Parameter  suatu  variabel dikatakan  mempunyai  pengaruh  yang  signifikan  jika  nilai  t    hitung    t
tabel, dan sebaliknya. Apabila  t  hitung    t  tabel  dengan  tingkat  signifikan  5  berarti  Ho
ditolak dan H1 diterima. Apabila  t  hitung    t  tabel  dengan  tingkat  signifikan  5  berarti  Ho
diterima  dan  H1  ditolak.  Dengan  demikian,  secara  umum  hipotesisnya dituliskan sebagai berikut :
H0 :  1.......  i = 0  Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Xi terhadap variabel Y secara parsial.
H1 :  1.......  i   0 terdapat  pengaruh  signifikan  antara  variabel
Xi terhadap variabel Y secara parsial. b.  Uji-F simultan
Selanjutnya dilakukan Uji-f untuk melihat apakah variabel independen secara  bersama-sama  mempunyai  pengaruh  signifikan  terhadap  variabel
dependen. Jika nilai f hitung   f tabel, berarti bahwa secara bersama-sama keseluruhan  variabel-variabel  yang  terdapat  dalam  model  berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependennya. Adapun uji hipotesis dalam uji- f ini adalah :
118 H0  :  1,  2,  3,  4  =  0  Tidak  terdapat  pengaruh  signifikan  antara
variabel  independen  Pendapatan  Perkapita,  Suku  Bunga,  jumlah  uang beredar  dan  inflasi  X  terhadap  variabel  dependen  Tabungan  Y  secara
simultan. H1 :  1,  2,  3,  4   0  Terdapat pengaruh signifikan antara variabel
independen  Pendapatan  Perkapita,  Suku  Bunga,  jumlah  uang  beredar  dan inflasi X terhadap variabel dependen Tabungan Y secara simultan.
c.  Koefisien Determinasi Koefisien  determinasi  goodness  of  fit,  yang  dinotasikan  dengan  R²
merupakan  suatu  ukuran  yang  penting  dalam  regresi,  karena  dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi.
Nilai  koefisien  determinasi  R²  ini  mencerminkan  seberapa  besar variasi  dari  variabel  terikat  Y  dapat  diterangkan  oleh  variabel  bebas  X.
Besar nilai koefisien determinasi sama dengan nol R² = 0, artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali.
Sementara  jika  koefisien  determinasi  sama  dengan  satu  R²  =  1, artinya  variasi  dari  Y  secara  keseluruhan  dapat  diterangkan  oleh  X.
Dengan  demikian  baik  atau  buruknya  suatu  persamaan  regresi  ditentukan oleh R²-nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu.
E. Operasional Variabel Penelitian