94 e.
Memperburuk pembagian kekayaan Telah  ditunjukkan  bahwa  penerima  pendapatan  tetap  akan  menghadapi
kemorosotan  dalam  nilai  riil  pandapatnya,  dan  pemilik  kekayaan  bersifat keuangan mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya. Juga sebagian
penjualpedagang  dapat  mempertahankan  nilai  riil  pendapatannya.  Dengan demikian  inflasi  menyebabkan  pembagian  pendapatan  diantara  golongan
berpendapatan  tetap  dengan  pemilik-pemilik  harta  tetap  dan  penjual pedagang akan menjadi semakin tidak merata.
H. Penelitian Terdahulu
Sunlip  Wibisono  2004  melakukan  penelitian  mengenai  Pengaruh Tingkat  Bunga  dan  Produk  Domestik  Regional  Bruto  Terhadap  Tabungan
Pada  Bank  Umum  Di  Kabupaten  Jember  Tahun  1994-2003  dengan menggunakan Regresi linier berganda. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil
bahwa  variabel  tingkat  bunga  tabungan  dan  PDRB  perkapita  berpengaruh terhadap  jumlah  tabungan  masyarakat,  serta  berpengaruh  secara  bersama-
sama terhadap jumlah tabungan masyarakat. Sri Isnowati 2005 meneliti tentang “Faktor-Faktor Penentu Tabungan
Di  Indonesia”  dengan  menggunakan  error  correction  model  ECM.  Dari penelitian  tersebut  menyimpulkan  bahwa  variabel  suku  bunga  dalam  jangka
pendek  berpengaruh  tetapi  tidak  signifikan  sedangkan  pada  jangka  panjang berpengaruh dan signifikan terhadap tabungan. Varaiabel inflasi pada jangka
panjang  berpengaruh  dan  siginfikan  terhadap    tabungan  tetapi  pada  jangka
95 pendek  tidak  signifikan.  Variabel  pendapatan  perkapita  memberikan
pengaruh dan signifikan pada jangka pendek dan panjang terhadap tabungan. Variabel  tingkat  kekayaaan  dalam  jangka  pendek  berpengaruh  terhadap
tabungan  namun  secara  statisik  tidak  signifikan.  Sedangkan  dalam  jangka panjang variabel ini bertanda negatif.
Sekti  Wibowo  Listyoadi  2005  meneliti  tentang  “Analisis  Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Perbankan Di  Indonesia Pendekatan
Error  correction  model”.  Variabel  suku  bunga  nominal,  agriculture  share, financial  depth  yang  berpengaruh  secara  signifikan  dalam  jangka  pendek,
sedangkan  pendapatan  perkapita  tidak  berpengaruh.  Dalam  jangka  panjang variabel  yang  berpengaruh  secara  signifikan  yaitu  suku  bunga  nominal,
agriculture share dan pendapatan perkapita. Penelitian  tentang  “Perilaku  Tabungan  Masyarakat  Antar  Daerah  Di
Indonesia”  yang  dilakukan  Indra  Darmawan  2007  dengan  menggunakan regresi.  Diperoleh  hasil  bahwa  variabel  tingkat  pendapatan  masyarakat
berdampak positif terhadap tingkat tabungan di seluruh wilayah di Indonesia. Variabel  tingkat  suku  bunga  deposito  riil  tahunan  ditemukan  mempunyai
dampak  positif  terhadap  tabungan  masyarakat  antar  daerah  di  Indonesia. Variabel faktor demografi yang diwakili oleh beban tanggungan memberikan
pengaruh negatif terhadap tabungan hanya pada beban tanggungan usia muda. Sedangkan  faktor  ketidakpastian  yang  diproksi  dengan  laju  inflasi  ternyata
mempunyai dampak positif di beberapa daerah.
96 Ade  Komaludin,  Apip  Supriadi  dan  Dede  2008  meneliti  tentang
“Pengaruh  Produk  Domestik  Bruto  PDB,  Inflasi  dan  Tingkat  Suku  Bunga Terhadap  Tabungan  Di  Indonesia  Selama  Periode  1985-2007”  dengan
menggunakan analisis regresi dan korelasi. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis  data  mengenai  pengaruh  inflasi,  suku  bunga  deposito  dan  Produk
Domestik  Bruto  PDB  terhadap  tabungan  di  Indonesia  periode  tahun  1985- 2007,  masing-masing  adalah  sebesar  1,529  untuk  PDB,  tingkat  bunga  dan
negatif  untuk  inflasi.  Karena  secara  psycologis  jika  inflasi  naik  masyarakat cenderung  lebih  menarik  uangnya  dan  menggunakannya  dengan
membelanjakan naik lagi. Dengan harapan barang yang dibeli lebih berharga. Poppy  Marieskha  2009  meneliti  tentang  “Analisis  Pengaruh  PDRB,
Suku Bunga dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank- Bank  Umum  Di  Sumatera  Utara”  dengan  menggunakan  analisis  Regresi
dengan  Ordinary  Least  Square  OLS.  Dari  hasil  penelitian  tersebut menyimpulkan  bahwa  variabel  produk  domestik  regional  bruto  PDRB,
variabel  tingkat  suku  bunga  dan  variabel  tingkat  inflasi  berpengaruh  positif terhadap  Jumlah  Simpanan  Masyarakat  pada  bank-bank  umum  di  Sumatera
Utara. Rejeningsih,  Try  Wahyu  dan  Banatul  Hayati  2004  melakukan
penelitian mengenai “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan Daerah  Di  Kota  Semarang”,  dengan  menggunakan  model  error  correction
model. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa berdasarkan pendekatan kointegrasi  ternyata  pengaruh  variabel  produk  domestik  regional  bruto,
97 tingkat bunga dan penerimaan ekspor netto terhadap tabungan daerah secara
agregat  maupun  tabungan  pemerintah  daerah  dan  tabungan  masyarakat daerah  secara  parsial  hasilnya  menunjukkan  tingkat  variasi  yang  berbeda.
Hasil  estimasi  ECM,  dalam  jangka  pendek  variabel  PDRB  hanya  mampu mempengaruhi  variabel  tabungan  pemerintah  daerah  secara  parsial.  Dalam
jangka panjang variabel PDRB tidak mampu mempengaruhivariasi tabungan daerah  dan  tabungan  pemerintah  daerah  dan  masyarakat  daerah  yang
ditunjukkan dengan tidak signifikannya variabel tersebut dalam model. Variabel  tingkat  bunga  RD  mampu  mempengaruhi  variasi  tabungan
daerah,  tabungan  pemerintah  daerah  dan  tabungan  masyarakat  daerah  dalam jangka  pendek,  tetapi  dalam  jangka  panjang  hanya  tabungan  pemerintah
daerah  saja  yang  dapat  dipengaruhi  variasinya.  Untuk  variabel  penerimaan ekspor  netto  XN  tidak  mampu  mempengaruhi  variasi  tabungan  daerah,
tabungan  pemerintah  daerah  dan  tabungan  masyarakat  daerah  baik  dalam jangka  pendek  maupun  jangka  panjang,  kecuali  pada  tabungan  masyarakat
daerah yang ditunjukkan dengan signifikannya XN dalam jangka panjang. Syafri  2009  melakukan  penelitian  yang  berjudul  “Analisis  Faktor-
Faktor  Yang  Mempengaruhi  Tabungan  Masyarakat  Pada  Bank  Umum”, dengan  menggunakan  error  correction  model.  Dari  penelitian  tersebut
diperoleh  hasil  bahwa  dengan  menggunakan  data  kuartalan  2000:2-2008:3 dan model kointegrasi dan model koreksi kesalahan diperoleh hasil tabungan
riil masyarakat di perbankan dipengaruhi oleh pendapatan riil, tingkat bunga riil,  nilai  tukar  riil  dan  jumlah  kantor  cabang  bank  umum.  Semua  variabel
98 penjelas  berpengaruh  signifikan  terhadap  tabungan  riil  masyarakat  di
perbankan. Tingkat bunga riil, nilai tukar riil dan jumlah kantor cabang bank umum  berpengaruh  positif  terhadap  tabungan  masyarakat  di  perbankan  baik
dalam  jangka  pendek  maupun  jangka  panjang.  Pendapatan  riil  berpengaruh positif dalam jangka panjang dan berpengaruh negatif dalam jangka panjang
terhadap tabungan masyarakat. Tochukwu. E. Nwachukwu dan Festus. O. Egwaikhide 2007 meneliti
tentang “An Error-Correction Model of the Determinants of Private Saving in Nigeria”,  dengan  menggunakan  error  correction  model.  Hasil  estimasi
tingkat  pendapatan  perkapita,  tingkat  tabungan  masyarakat,  rasio  layanan utang  eksternal,  tingkat  inflasi  dan  TOT  memiliki  pengaruh  positif  pada
statistik  tabungan  domestik.  Sedangkan  tingkat  bunga  riil  dan  tingkat pertumbuhan  pendapatan  tampaknya  memiliki  dampak  negatif  pada  tingkat
tabungan. Claudio Paiva dan Sarwat Jahan 2003 meneliti tentang “An Empirical
Study  of  Private  Saving  in  Brazil”.  Variable  log  PDB  perkapita,  rasio tabungan masyarakat terhadap pdb, inflasi, log TOT, ratio M2 terhadap PDB,
dan  tingkat  urbanisasi  tenaga  kerja  sebgai  variabel  independen  dan  variabel dependen  tabungan  swasta  terhadap  pdb,  menggunakan  Ordinary  Least
Square. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa dalam jangka panjang log PDB dan log TOT signifikan dan positif. Tingkat  urbanisai tenaga kerja
memiliki dampak negatif, inflasi signifikan dan positif meskipun kecil. Rasio M2  terhadap  PDB  ditemukan  memiliki  koefisien  yang  positif,  yang
99 menyiratkan  bahwa  financial  deepening  memberikan  kontribusi  untuk
menaikkan  tingkat  tabungan  jangka  panjang.  Sedangkan  rasio  tabungan masyarakat terhadap pdb memiliki dampak negatif terhadap tabungan swasta.
Imran  Sharif  Chaudhry,  Muhammad  Zahir  Faridi,  Muhammad  Abbas dan Furrukh Bashir 2010 meneliti tentang “Short Run and Long Run Saving
Behavior  in  Pakistan:  An  Empirical  Investigation”,  dalam  penelitian  ini menyelidiki berbagai faktor penentu tabungan nasional di Pakistan dan telah
membentuk  hubungan  mereka  dalam  jangka  panjang  serta  dalam  jangka pendek. Dalam jangka panjang, studi ini menyimpulkan bahwa Indeks Harga
Konsumen,  Ekspor  sebagai  persentase  dari  PDB,  pengiriman  uang  pekerja sebagai  persentase  dari  PDB,  pinjaman  publik  sebagai  persentase  dari  PDB,
Pengeluaran Pemerintah  sebagai persentase dari  PDB dan perubahan tingkat bunga  menjadi  faktor  yang  sangat  signifikan  dalam  menentukan  tabungan
Nasional. Indeks Harga Konsumen, Pekerja pengiriman uang, tingkat bunga, ekspor  dan  konsumsi  pemerintah  berdampak  positif  sedangkan  pinjaman
publik pengaruh negatif tabungan nasional Pakistan dalam jangka panjang. DR.  Patrick  Kendall  2000  meneliti  tentang  “Interest  Rates,  Savings
and  Growth  In  Guyana”  dengan  menggunakan  two  stage  least  squares 2SLS.  Variabel  bebas  dalam  penelitian  ini  adalah  tabungan  dan
pertumbuhan, Sedangkan variabel terikatnya adalah suku bunga deposito riil yang  diharapkan,  pertumbuhan  dalam  persediaan  tenaga  kerja,  rasio  expor
barang  dan  jasa  terhadap  GDP,  rasio  tabungan  luar  negeri  terhadap  GDP, rasio  tabungan  domestik  bruto  terhadap  GDP,  Rasio  tabungan  pemerintah
100 pusat terhadap GDP, rasio layanan hutang luar negeri, pertumbuhan riil dalam
konsumsi, Tingkat depresi nilai tukar, pertumbuhan GDP. Hasil penelitian ini memberikan dukungan empiris hipotesis-McKinnon
dan  Shaw  menggarisbawahi  ketidaktepatan  kebijakan  represi  keuangan. Indikasi  liberalisasi  suku  bunga  yang  jauh  lebih  awal  pada  periode  bisa
menyebabkan  peningkatan  tabungan,  investasi  dan  pertumbuhan.  Pada tingkat  yang  lebih  umum,  studi  ini  juga  menunjukkan  rendahnya  efisiensi
modal,  sebuah  isu  yang  perlu  ditangani  jika  peningkatan  tabungan  pada liberalisasi  sektor  keuangan  adalah  untuk  memiliki  dampak  maksimal
terhadap  kegiatan  ekonomi  secara  umum.  Dalam  konteks  ini,  jelas  ada kebutuhan  inisiatif  untuk  meningkatkan  efisiensi  dalam  pembangunan,
operasi  dan  pemeliharaan  infrastruktur  ekonomi.  Selain  itu,  kebijakan  untuk merangsang impor dan difusi teknologi baru seharusnya prioritas utama.
Shahbaz Nasir dan Mahmood Khalid 2004 meneliti tentang “Saving- Investment Behaviour in Pakistan: An Empirical Investigation” penelitian ini
menggunakan  regresi  dengan  metode  ordinary  least  square  OLS.  Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pertumbuhan tabungan nasional dan
tingkat pertumbuhan investasi nasional. Sedangkan variabel terikatnya adalah defisit  anggaran,  tingkat  pertumbuhan  GDP,  jangka  waktu  index
perdagangan, pengeluaran pemerintah, investasi pemerintah, suku bunga riil, pertumbuhan pembayaran, pengembalian obligasi jatuh tempo 1 tahun tetapi
2  tahun,  tingkat  pertumbuhan  tabungan  asing,  laju  pertumbuhan  kredit
101 umum,  log  suku  bunga,  log  perbedaan  seluruh  index  harga  jual,  tingkat
pertumbuhan tabungan domestik. Dari  penelitian  in  didapat  hasil  bahwa  defisit  anggaran  dan  investasi
pemerintah tidak signifikan dalam menentukan tabungan di Pakistan. Dengan peningkatan  pengeluaran  pemerintah  lebih  banyak  bersumber  dari  transfer
kepada  masyarakat  dalam  bentuk  upah  meningkat,  dan  kliring  lebih diwajibankan  pada  pihak  pemerintah  dan  badan  terkait  lainnya  sehingga
meningkatkan tabungan mereka juga. Pendapatan
tinggi menyebabkan
tabungan tinggi,
sehingga mengkonfirmasi  efek  McKinnon.  Menunjukkan  bahwa  jika  ada  dorongan
besar  dalam  pertumbuhan  PDB  untuk  beberapa  periode  itu  akan menyebabkan  tabungan  lebih  tinggi,  yang  akan  positif  mempengaruhi
investasi,  dan  meningkatkan  investasi,  akan  meningkatkan  PDB,  yang  akan kembali meningkatkan Tabungan.
Perilaku  tabungan  tidak  sensitif  terhadap  tingkat  bunga.  Kebanyakan orang  menyimpan  untuk  menutupi  pengeluaran  masa  depan,  yaitu
Pendidikan,  Nikah  dll  Jadi  ada  kebutuhan  restrukturisasi  pasar  keuangan untuk  memancing  lebih  hemat.  Pembayaran  mempengaruhi  tabungan  positif
dan signifikan. Efek  Harberger-Lawrson-Meltzer  tidak  dapat  ditemukan  untuk
tabungan  nasional  pakistan,  yaitu  meningkatnya  TOT  tidak  mempengaruhi tabungan secara signifikan. Investasi umum dan asing membatalkan pengaruh
negatif dari tingkat bunga pada investasi swasta.
102 Imbal  hasil  investasi  merupakan  faktor  penentu  investasi.  Ekspektasi
memainkan peran utama dalam pengambilan keputusan Investasi dalam kasus Pakistan.  Setiap  jenis  ketidakpastian  tercermin  melalui  kenaikan  harga
misalnya  baku  bahan,  biaya  energi  dll  akan  menyebabkan  penurunan investasi. Tabungan domestik merupakan sumber utama dari Investasi, di sisi
lain tabungan asing tidak efektif untuk Investasi di Pakistan. Paresh  Narayan  dan  Saud  AL  Siyabi  2005  “An  Empirical
Investigation  of  the  Determinants  of  Omans  National  Savings”  dengan menggunakan  pendekatan  kointegrasi  menggunakan  model  ARDL.  Variabel
bebas  yang  digunakan  adalah  tingkat  tabungan  nasional  Sedangkan  variabel terikatnya  adalah,  pendapatan  perkapita,  tingkat  urbanisasi,  jumlah  uang
beredar, kredit domestik. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penentu
tingkat  tabungan  nasional  Oman.  Kami  menguji  hubungan  antara  tabungan nasional  dan  faktor-faktor  penentu  tersebut,  yaitu  pendapatan  per  kapita,
tingkat  urbanisasi,  jumlah  uang  beredar  dan  kredit  domestik  menggunakan data  tahunan  untuk  periode  1977-2003.  Kami  menerapkan  batas  pengujian
pendekatan  kointegrasi  dan  menemukan  bahwa  nasional  tabungan  dan  yang diusulkan  penentu  yang  cointegrated.  Kami  menggunakan  model  lag
autoregresif  didistribusikan  kepada  memperkirakan  dampak  jangka  panjang pendapatan per kapita, tingkat urbanisasi, uang beredar dan kredit domestik di
tabungan  nasional  dan  menemukan  bahwa  saat  ini,  tingkat  urbanisasi  dan
103 jumlah  uang  beredar  secara  signifikan  berdampak  pada  tabungan  nasional
Oman. Charles
Yuji Horioka
dan Akiko
Terada-Hagiwara 2010
“Determinants  and  Long-term  Projections  of  Saving  Rates  in  Developing Asia”  menggunakan  analisis  ekonometrik  dengan  Fixed  effects  model  dan
random  effects  model  dengan  kesalahan  standar  kuat.  Variabel  bebas  yang digunakan  adalah  tingkat  tabungan  domestik  riil  sedangkan  variabel
terikatnya  adalah  rasio  ketergantungan  usia  usia  65  atau  dari  usia  15-64, rasio  ketergantungan  pemuda  usia  14  tahun  ke  bawah,  log  GDP  riil
perkapita, ratio kredit pribadi, tingkat pertumbuhan pdb riil perkapita, tingkat inflasi, suku bunga nominal, keseimbangan fiskal, pendapatan kotor nasional,
tingkat bunga riil. Dalam  penelitian  ini,  kami  melakukan  analisis  ekonometrik  faktor
penentu  tingkat  tabungan  domestik  di  negara  berkembang  di  Asia  selama 1960-2007  dan  menemukan  bahwa  faktor  penentu  utama  dari  tingkat
tabungan  domestik  di  negara  berkembang  di  Asia  selama  periode  ini tampaknya  struktur  umur  penduduk  terutama  rasio  ketergantungan  usia,
tingkat  pendapatan,  dan  tingkat  perkembangan  keuangan.  Arah  pengaruh faktor masing-masing lebih atau kurang sebagai diharapkan
Kami  kemudian  memproyeksikan  tren  masa  depan  pada  tingkat tabungan domestik di negara berkembang di Asia selama Periode 2011-2030
dan  menemukan  bahwa  umur  penduduk  akan  menjadi  penentu  utama  tren masa depan di tingkat tabungan domestik. Namun, kami menemukan bahwa
104 akan  ada  substansial  variasi  dari  satu  negara  ke  negara,  dengan  cepatnya
penuaan  negara-negara  menunjukkan  penurunan  tajam  tarif  tabungan domestik  mereka  pada  2030  dan  negara-negara  yang  kurang  cepat
penuaannya  hanya  menunjukkan  penurunan  moderat  atau  tidak  ada penurunan  pada  2030.  Jadi,  tentu  akan  ada  penurunan  tajam  di  tingkat
tabungan  di  negara  berkembang  di  Asia  secara  keseluruhan,  setidaknya selama 2 dekade berikutnya,  yang berarti, untuk lebih baik atau lebih buruk,
bahwa  ketidakseimbangan  global  tidak  mungkin  dieliminasi  dalam  waktu dekat.
I. Kerangka berpikir
Kerangka  berpikir  merupakan  suatu  proses  dari  peneliti  memperoleh data  kemudian  mengolah  data  tersebut  dan  menginterprestasikan  hasil  data
yang telah diolah. Penelitian ini didasarkan atas penelitian-penelitian dan teori-teori  yang
telah  ada  sebelumnya.  Variabel  yang  diteliti  adalah  Tabungan,  Pendapatan Perkapita,  Tingkat  Suku  Bunga,  Rasio  Kesejahteraan  dan  Inflasi.  Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah tabungan, sedangkan pendapatan,  tingkat  suku  bunga,  Rasio  Kesejahteraan  dan  inflasi  adalah
variabel  dependen.  Data  variabel-variabel  tersebut  berupa  data  time  series yang kemudian diolah kembali dengan menggunakan program MS Excel dan
Eviews.
105 Pengambilan  data-data  variabel  tersebut  melalui  situs  resmi  seperti
Bank  Indonesia,  Badan  Pusat  Statistik maupun  dari  situs-situs  resmi  lainnya yang  dapat  dipertanggungjawabkan  kebenaran  datanya.  Setelah  memperoleh
data-data  dari  setiap  variabel,  peneliti  mulai  melakukan  analisis.  Langkah selanjutnya menguji dengan Error correction model.
Sebelum  diujikan  dengan  Error  correction  model  variabel-variabel penelitian  data  tersebut  harus  diyakini  terlebih  dahulu  bersifat  stasioner.
Untuk  itu  dilakukan  uji  akar-akar  unit  dan  uji  derajat  integrasi  dengan menggunakan uji Augmented Dickkey Fuller Test.
Nachrowi  2006  data  yang  stasioner  pada  dasarnya  tidak  memiliki variasi  yang  terlalu  besar  selama  periode  observasi  dan  memiliki
kecenderungan  untuk  mendekati  nilai  rata-ratanya  juga  data  dapat  dikatakan stasioner  jika  nilai  rata-rata  dan  varian  dari  data  time  series  yang  digunakan
tidak mengalami perubahan secara sistematik seoanjang waktu. Jika  semua  variabel  lolos  dari  uji  akar  unit,  maka  selanjutnya  akan
dilakukan  uji  kointegrasi  untuk  mengetahui  kemungkinan  terjadinya keseimbangan atau kestabilan jangka panjang diantara variabel-variabel yang
diamati. Adapun  metode  analisis  yang  digunakan  untuk  mengestimasi  model
penelitian adalah metode error correction model model koreksi keasalahan, untuk  menganalisis  hubungan  jangka  pendek  dan  jangka  panjang.  Metode
error correction model digunakan untuk melihat pengaruh jangka pendek dan jangka panjangnya.
106 Pendekatan  atau  model  koreksi  kesalahan  Error  correction  model  –
ECM  telah  diterapkan  secara  luas  dalam  analisis  ekonometrika  untuk  data runtun  waktu  time  series  sejak  tahun  1960an.  Hal  ini  disebabkan  karena
kemampuan  yang  dimiliki  oleh  error  correction  model  dalam  meliput  lebih banyak  variabel  untuk  menganalisis  fenomena  ekonomi  jangka  pendek  dan
jangka panjang dan mengkaji konsisten tidaknya model empirik dengan teori ekonomika,  serta  dalam  usaha  mencari  pemecahan  terhadap  persoalan
variabel  runtun  waktu  yang  tidak  stasioner  non  stationarity  dan  regresi lancung  spurious  regression  atau  korelasi  lancung  spurious  correlation
dalam  analisis  ekonometrika  Insukindro,  Muhamad  Riza  Pradana  Pradapa 2010.
Selanjutnya  peneliti  melakukan  interpretasi  untuk  mengetahui hubungan  antar  variabel  yang  satu  dengan  variabel  lainnya  dengan
berlandaskan teori. Berikut  ini  adalah  gambaran  mengenai  kerangka  berfikir  yang  peneliti
bentuk secara sederhana untuk menjelaskan proses penelitian ini.
107
108
J. Hipotesis