Jika  nilai  yang  diperoleh  siswa  tersebut  dibandingkan  dengan  nilai  KKM, yaitu  sebesar  65,  maka  jumlah siswa  yang  memperoleh  nilai  di  bawah  nilai KKM
yaitu sebanyak 30 siswa atau 100 . Berdasarkan  tabel  4.3,  yang  merupakan  hasil  tes  dalam  bentuk  soal  pilihan
ganda  yang  berjumlah  20  soal  yang  diujikan  kepada  30  siswa  kelas  X  MAN Serpong,  dapat  dideskripsikan  bahwa  berdasarkan  aspek  yang  diukur  yaitu  berupa
ingatan C
1
diperoleh hasil dengan nilai rata-rata sebesar 4,4 dan dengan persentase sebesar 27,5 . Kemudian pada aspek pemahaman C
2
diperoleh hasil dengan nilai rata-rata 0,76 dan dengan persentase sebesar 19,16 .
Dari deskripsi data di atas apabila dibandingkan perolehan nilai siswa antara aspek ingatan C
I
dan aspek Pemahaman C
2
, lebih  kecil aspek pemahaman C
2
daripada aspek ingatan C
1
atau C
2
≤ C
1
.
2
2.  Hasil angket atau kuisioner Selain  hasil  penemuan  di  atas,  penulis  juga  memperoleh  data  sebagai  hasil
dari penyebaran angket atau kuisioner kepada siswa-siswi tersebut. Kesulitan belajar yang  dialami  siswa  dilihat  dari  empat  indikator  yaitu  dari  diri  sendiri,  lingkungan
sekolah, lingkungan keluarga, dan dari lingkungan masyarakat.
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Kuesioner atau Angket
No Faktor-faktor yang
mempengaruhi kesulitan belajar
Pernyataan SS
S TS
STS
1. Diri Sendiri
36,32   43,02   20,33 0,3
79,34 2.
Lingkungan Keluarga
3,3 71,7
10,5 15
75 3.
Lingkungan Sekolah
50 15
35 65
4. Lingkungan
Masyarakat 3,3
40 43,3
13,4 43,3
2
Lampiran  2
Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa, faktor yang mempengaruhi kesulitan  belajar  siswa  kelas  X-3  MAN  Serpong  lebih  dominan  berasal  dari  diri
sendiri  yaitu  sebesar  79,34  ,  yang  terdiri  dari  3  aspek  yaitu  1  aspek  minat,  2 aspek motivasi 3 aspek kesiapan dan perhatian, dengan aspek tertinggi yang paling
mempengaruhi  berasal  dari  kesiapan  dan  perhatian  yaitu  sebesar  34    dan  aspek terendah  berasal  dari  Motivasi  yaitu  sebesar  22  .  Sedangkan  faktor  yang  paling
rendah  berasal  dari  lingkungan  masyarakat  dan  dianggap  tidak  berpengaruh  atau tidak signifikan, karena hanya sebesar 43,3 .
Selain  data  di  atas,  yang  menunjukkan  bahwa  siswa  mengalami  kesulitan belajar  dalam  memahami  konsep  mosera, penulis  juga  memperoleh  data  dari  hasil
observasi yang dapat mendukung hasil penelitian tersebut yang dipaparkan dibawah ini.
3.  Hasil Observasi Dari hasil pemantauan atau observasi penulis terhadap siswa-siswi kelas X-3
MAN Serpong, ketika mereka sedang mengikuti proses belajar Biologi pada konsep monera, terdapat banyak  hal  yang ditemukan oleh penulis  yang dapat diasumsikan
menjadi  faktor  penyebab  kesulitan  belajar  pada  siswa-siswi  tersebut,  baik  dilihat dari kegiatan siswa maupun dilihat dari keadaan kondisi kelas, diantaranya :
a.  Dari  kegiatan  siswa,  Banyak  dari  siswa-siswi  tersebut  yang  tidak  mengikuti kegiatan  belajar  mengajar  dengan sungguh-sungguh  dan penuh  keseriusan.  Hal
ini  ditandai  dengan  kurangnya  siswa  dalam  mengajukan  dan  menjawab pertanyaan.
b.  Dari  keadaan  kelas,  Kurangnya  media  pembelajaran  yang  dapat  digunakan khususnya  pada  konsep  monera,  sehingga  berdampak  pada  kurangnya
ketertarikan  atau  minat  siswa  dalam  mempelajari  konsep  tersebut.  Hal  ini diketahui  dari  sikap  siswa  yang  kurang  komunikatif  dalam  mengikuti  proses
kegiatan  belajar-mengajar,  akan  tetapi  pada  saat  proses  pembelajaran berlangsung keadaan kelas cukup kondusif dan pada saat mereka diberi tugaspun
kondisi kelas relatif tenang.
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian di atas memberikan pemahaman, bahwasanya  terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar. Penulis
mengklasifikasikan faktor-faktor tersebut ke dalam dua faktor, yaitu, faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang  berasal dari dalam diri siswa
itu sendiri, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa atau berasal dari lingkungan.
Selanjutnya  penulis  membagi  faktor  internal  tersebut  ke  dalam  dua  aspek, pertama  dari  aspek  intelegensi,  yang  berupa  pemahaman  konsep,  sedangkan  yang
kedua  dari  aspek  sikap  yang  terdiri  dari  minat,  motivasi,  kesiapan  dan  perhatian siswa. Dari aspek  inteligensi  yang terdiri dari tingkat  kognitif  yang berupa ingatan
C
1
dan  pemahaman  C
2
.  diperoleh  hasil  bahwa  dari  30  siswa,  ternyata  secara keseluruhan  siswa  memperoleh  nilai  rata-rata  sebesar  25,8  atau  siswa  memiliki
tingkat  penguasaan  konsep  dengan  rata-rata  25,8  ,    yang  berada  di  bawah  nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yaitu sebesar 65,
Berdasarkan  data  di  atas  dapat  dipahami  bahwa  sebesar  13,3    siswa mengalami  kesulitan  dalam  belajar  dengan  kategori  sedang,  kemudian  siswa  yang
mengalami  kesulitan  belajar  dengan  kategori  tinggi  sebesar  66,7  ,  sedangkan siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan kategori sangat tinggi sebesar 20 .
Hal  ini  didukung  oleh  pendapat  Burton  yang  dikutif  Abin  Syamsudin  yang menyatakan bahwa “ Siswa dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu yang
bersangkutan  tidak  mencapai  ukuran  tingkat  keberhasilan  atau  tingkat  penguasaan level  of  mastery  minimal  dalam  pelajaran  tertentu,  seperti  yang  telah  ditetapkan
oleh seorang  guru, atau dengan kata lain siswa dikatakan  gagal apabila siswa  yang bersangkutan  tidak  mengerjakan  atau  mencapai  prestasi  yang  semestinya
berdasarkan ukuran tingkat kemampuan intelegensi dan bakat”. Selain  dari  aspek  inteligensi,  aspek  yang  kedua  yaitu  berupa  aspek  sikap
yang  terdiri  dari  minat,  motivasi,  kesiapan  dan  perhatian  siswa  diperoleh  data sebesar  79,34  .  Dengan  tingginya  nilai  pada  aspek  sikap  yang  mencapai  hingga
79,34, dan  rendahnya  nilai  pada  aspek  intelegensi  dengan  nilai  rata-rata  25,8  Ini
menunjukkan  bahwa  aspek  sikap  dapat  mempengaruhi  aspek  intelegensi  siswa, sehingga  menyebabkan  sebanyak  100    siswa    memperoleh  nilai  di  bawah  nilai
KKM. Hal tersebut dikarenakan kurangnya minat siswa dalam melatih kemampuan,
dengan  tidak  mengerjakan  tugas  atau  pekerjaan  rumah  yang  diberikan  oleh  guru dengan  perolehan  persentase  sebesar  23  ,  dan  tidak  adanya  motivasi  dari  siswa
untuk mempelajari konsep monera dengan perolehan persentase sebesar 22 . Sedangkan  untuk  faktor  eksternal,  penulis  membagi  ke  dalam  tiga  sumber
yaitu, faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga, dari lingkungan sekolah dan dari  lingkungan  masyarakat.  Faktor  yag  bersumber  dari  lingkungan  keluarga  yang
dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar diperoleh data sebesar 75 seperti  dukungan  orang  tua,  sangat  berpengaruh  terhadap  perkembangan  siswa
terutama  dalam  hal  memberikan  masukan  dan  motivasi  bagi  siswa  untuk  belajar yang mengakibatkan rajin atau tidaknya siswa untuk mengulang pelajaran di rumah.
Demikian  juga  dengan  faktor  yag  bersumber  dari  lingkungan  sekolah, mampu  memberikan  kontribusi  yang  cukup  besar  terhadap  perkembangan  siswa,
yang dapat menyebabkan kesulitan atau tidaknya siswa dalam belajar, yaitu sebesar 65  ,  seperti  halnya  teman,  guru,  media  pembelajaran  baik  berupa  buku  paket
ataupun laboratorium. Selain itu, faktor yag bersumber dari kondisi lingkungan masyarakat sekitar
juga  dapat  memberikan  pengaruh  yang  tidak  sedikit  bagi  siswa,  baik  kondisi  fisik lingkungan, pergaulan, kelas ekonomi masyarakat, budaya dan yang lainnya, tetapi
hasil  dari  penelitian  yang  dilakukan  penulis  diperoleh  data  sebesar  43,3  ,  yang dianggap  bahwa  faktor  lingkungan  masyarakat  tidak  menjadi  faktor  penyebabkan
siswa kesulitan dalam belajar. Dari  pemaparan  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  faktor  yang  paling  dominan
yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar berasal dari faktor diri sendiri  yaitu  sebesar  79,34  ,  sedangkan  faktor  yang  paling  rendah  yaitu  faktor
yang berasal dari lingkungan masyarakat hanya sebesar 43,3  yang dianggap tidak menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar.